Di kota Everingham, adalah seorang pria tua bernama Daniel. Ia adalah seorang pengemis. Setiap hari ia berjalan kaki dari pinggir kota menuju pusat kota, hanya untuk mencari makanan sisa dari restoran. Daniel dulunya adalah seorang pesulap hebat yang sering tampil menghibur orang-orang. Namun, situasi berubah saat ia kehilangan anaknya. Ia kehilangan semangat untuk bekerja, dan berakhir menjadi seorang pengemis.
Pada suatu hari, Daniel melewati tempatnya dulu bermain sulap. Tiba tiba, terdengar seseorang menyapanya. “Daniel, apakah itu kamu?”
“Iya, saya Daniel. Kamu siapa?”
“Hai Daniel! Ini aku, rekan kerjamu dulu, Alfred! Sekarang aku bekerja sebagai penjaga loket.”
“Ooo … Wah hebat sekali kamu!” kata Daniel sambil beranjak pergi.
“Hei, mau ke mana kamu? Sebentar, apakah kamu masih bisa bermain sulap? Ada audisi pesulap di sirkus besar kota ini. Kamu mau mencobanya?”
Daniel menjawab dengan ragu, “Hmm … aku akan memikirkannya dulu.”
“Oke kalau begitu. Jika tertarik, datanglah ke alamat ini. Jalan Wolfstreet IV No.24. Di situ akan diadakan audisi besok.”
“Baiklah, terima kasih, Alfred!”
Daniel pun melanjutkan perjalanannya. Di jalan, terlihat iklan pertunjukan sulap terbesar di kota itu. Ia pun berangan-angan, dirinyalah pesulap yang beraksi di sana. Hari mulai gelap. Daniel harus segera bergegas ke tempat tinggalnya, karena setelah pukul 21.00, biasanya penerangan kota akan dimatikan, dan jalanan akan menjadi sangat gelap.
Pagi pun tiba. Daniel menyiapkan barang-barangnya untuk dibawa ke kota. Saat itulah, ia melihat kertas yang diberikan Alfred kemarin. Daniel pun mengambilnya. Ia memutuskan untuk pergi ke alamat tersebut, untuk mengikuti audisi.
Sesampainya di sana, Daniel ragu, karena hanya terlihat sebuah bangunan tua yang besar. Sepertinya bangunan ini sudah lama ditinggalkan, pikirnya. Saat masuk ke dalam, ia tidak menemukan siapa pun. “Hai, apa yang kamu lakukan di sini? Audisi akan dimulai sebentar lagi. Masuklah ke ruangan di ujung sana!” seru seseorang. “Baiklah,” sahut Daniel, sambil bergegas pergi ke ruangan itu.
Ketika masuk, ia kaget, ruangan itu sangat ramai dan berisik. Para peserta audisi sedang mempersiapkan diri mereka. Ada yang berlatih, menyiapkan alat sulap, dan lain-lain. “Daniel, kamu datang!” seru Alfred senang. Rupanya ia sedang ditugaskan di sana. “Persiapkan dirimu. Sebentar lagi audisi akan dimulai!”
Audisi pun dimulai. Para peserta maju satu persatu. Lalu, tibalah giliran Daniel untuk tampil. Ia sempat merasa gugup. Ia pun berdiam diri sejenak, lalu mulai menunjukan aksi sulapnya. Daniel menghilang secara tiba-tiba. Semua penonton kebingungan. Bagaimana ia bisa menghilang? Para penonton bertanya tanya, para juri pun juga bingung sekaligus kagum, karena belum pernah ada yang beraksi seperti itu. Daniel pun muncul kembali. Semua bertepuk tangan dengan meriah. Audisi selesai, dan hasilnya akan diumumkan keesokan harinya. Daniel pun pulang dengan perasaan senang. Ia senang karena bisa bermain sulap kembali, setelah sekian lama tidak melakukannya.
Hari pengumuman pun tiba. Daniel pun bersiap menuju tempat audisi. Di perjalanan, ia merasa cemas, akankah dirinya terpilih, atau gagal? Sesampainya di sana, para peserta audisi sudah berkumpul. Mereka semua sudah tidak sabar menunggu hasilnya.
“Selamat datang! Para peserta, hari ini akan dipilih satu orang berbakat yang akan menjadi ‘Si Pesulap!’” kata pembawa acara. Suasana pun menjadi sangat hening. “Sambutlah si Pesulap, Daniel!”
Daniel terdiam ketika mendengar namanya dipanggil. Ia masih tidak percaya, dirinyalah yang terpilih dari sekian banyak peserta audisi. Lalu, ia pun maju ke atas panggung dengan penuh rasa syukur. Semuanya bertepuk tangan.
“Hei, selamat kawan!” ujar Alfred. “Selamat menjalani kehidupan barumu, semoga berhasil!”
“Terima kasih, Alfred! Berkatmu, aku mendapat kesempatan menjadi pesulap kembali,” sahut Daniel penuh haru.
“Tidak apa apa. Sudah menjadi tugasku untuk membantu teman,” jawab Alfred.
Pemilik sirkus meminta Daniel untuk datang pukul 10.00 di hari berikutnya untuk berkenalan, dan membangun kekompakan dengan anggota sirkus lainnya. Daniel pun pulang dengan hati yang sangat gembira. Ia masih tidak menyangka, ialah yang terpilih menjadi “Si Pesulap”. Rasanya tidak sabar untuk bertemu para pemain sirkus lainnya besok.
Pagi pun tiba. Daniel bangun lebih awal, dan berangkat dengan hati gembira, menyapa dan tersenyum pada setiap orang yang ditemuinya. Sesampainya di lokasi sirkus, dengan percaya diri ia masuk ke dalam gedung sirkus. Tetapi, yang ia lihat hanyalah seekor gajah yang terlihat lesu, dua orang penari yang hanya duduk dan mengobrol, empat orang badut yang sedang tertidur, seekor harimau, dan seorang lelaki yang sedang memandikannya. Daniel bertanya-tanya, apakah ini yang dinamakan sirkus besar?
Daniel pun berseru dengan suara nyaring. “Selamat pagi semua! Saya Daniel si Pesulap. Saya akan menjadi pesulap baru di sirkus ini!” Semua anggota sirkus terkesiap mendengar suara Daniel. Lalu Daniel mulai menanyakan nama mereka satu per satu.
“Hai, saya Daniel. Siapa nama kalian?” tanyanya kepada para badut.
“Saya Bob. Saya Bib. Saya Bub. Dan saya Beb.” kata mereka.
“Wow, apakah kalian kembar?”
“Ya, kami berempat saudara kembar.”
Lalu Daniel melanjutkan berkenalan dengan yang lain.
“Hai, saya Daniel. Siapa nama kalian?” tanyanya kepada kedua penari akrobat.
“Saya Mary, dan ini Josh.”
Daniel menanyakan nama gajah di sirkus ini. Josh pun menjawabnya. “Namanya Grace. Ia masih muda. Ia menggantikan induknya, karena induknya terkena penyakit dan sepertinya sudah terlalu tua.” Daniel pun berkenalan dengan anggota terakhir, yaitu si pawang harimau.
“Hai siapa namamu? Saya Daniel, pesulap baru di sirkus ini.”
“Oh, hai Daniel! Namaku Jonathan, dan harimauku ini bernama Dexter.”
Sang pemilik sirkus pun datang. “Selamat pagi semuanya. Bagaimana kabar kalian hari ini?” Tidak ada satu pun yang menjawab, kecuali Daniel.
“Teman-teman, mengapa kalian semua terlihat lemas? Apa yang terjadi?” tanya Daniel.
Pemilik sirkus menjawab, “Sirkus kami sedang kurang diminati penonton, sejak pesulap lama kami ditangkap karena melakukan kejahatan. Tetapi saya berharap, dengan adanya pesulap baru, sirkus ini akan ramai kembali. Baiklah, silakan berlatih!”
Daniel mencoba bekerja sama dengan si gajah. Ia mencoba melatihnya untuk menyeimbangkan bola di atas belalainya, sambil berdiri satu kaki, di atas papan kayu bundar. Grace, si gajah berkali-kali gagal. Namun, pada akhirnya ia berhasil, walau hanya bertahan beberapa detik.
Mary dan Josh menunjukkan aksi akrobatiknya, dengan menari di udara. Mereka begitu lihai dan luar biasa kompak. “Wah, kalian berdua sangat berbakat!” seru Daniel.
Keempat badut pun menunjukkan kemampuan mereka. Mereka menampilkan suatu cerita lucu dan membuat para anggota lainnya tertawa.
Lalu tibalah giliran si harimau dan Jonathan. Mereka berdua menunjukkan aksi spektakuler. Dexter dapat melewati lingkaran berapi yang sangat kecil, yang terlihat mustahil untuk dilewati.
Setelah menyaksikan kemampuan mereka semua, Daniel pun menunjukan kehebatannya. Ia menunjukan teknik sulap menghilang. Semuanya pun kagum melihat hal tersebut. Setelah itu, mereka pun mulai berlatih bersama dan membangun kekompakan.
Sore hari pun tiba. Waktu menunjukkan pukul 17.00. Para anggota sirkus sudah bersiap untuk pulang. Tiba-tiba si pemilik sirkus berkata, “Kita akan mengadakan pertunjukan sirkus tahunan di kota, tetapi masih kekurangan jumlah minimal penonton. Saya ingin meminta bantuan kalian untuk memasarkan acara ini.” Daniel yang memiliki banyak ide langsung berkata pada temantemannya barunya, “Bagaimana jika aku dan keempat badut melakukan atraksi pinggir jalan, sambil yang lain membagikan brosur?” Mereka semua setuju.
Keesokan harinya, mereka semua sudah sampai di lokasi sirkus pada pukul 09.00. Daniel menunjukkan jalan mana saja yang akan mereka tuju, dan menuliskan jadwal atraksinya. Jonathan bertanya, “Bagaimana kamu bisa tahu hal-hal seperti ini?” Lalu Daniel menjawab, “Setiap hari aku berjalan ke pusat kota. Tentu saja aku hafal dengan keadaan sekeliling.”
Mereka memulai atraksi pertama di kota Townsfield. Pagi itu sangat cerah, dan banyak orang berlalu lalang di pinggir jalan. Daniel pun mulai menunjukan trik-trik sulap aneh, dibantu oleh para badut. Satu jam pertama, hanya ada dua orang yang tertarik. Daniel berpikir keras, bagaimana caranya ia bisa mendapatkan banyak perhatian.
Tiba tiba ia berteriak dengan sangat nyaring. Seketika, semua pandangan terarah kepadanya, dan seketika itu pula, ia menghilang. “Di mana dia? Di mana dia? Ia menghilang?” Semua orang di sana bertanya-tanya, dan mulai mendekat karena penasaran. Sekonyong-konyong, Daniel muncul di belakang mereka semua, sambil berseru, “Datanglah ke acara sirkus tahunan di pusat kota!” Semua orang pun berbondong-bondong mengambil brosur acara, dan tak sedikit yang meminta untuk berfoto bersama.
Daniel berkata pada teman-temannya, “Sepertinya kita tidak perlu pergi ke kota lain lagi. Jumlah penonton kita tadi sangat banyak, bahkan melebihi target yang diberikan.”
“Hore!” sahut para anggota sirkus lainnya.
Mereka semua kembali ke lokasi sirkus, dan kembali berlatih. Hari hari berlalu, dan mereka terus berlatih keras. Banyak kendala yang terjadi saat mereka berlatih. Tetapi, Daniel dan teman-temannya tidak menyerah. Sementara itu, kabar tentang pesulap baru telah tersebar ke banyak kota. Banyak yang tertarik untuk datang ke acara sirkus itu.
Hari pertunjukan pun tiba. Para anggota sirkus bersiap di belakang tenda. “Tampilkan yang terbaik, ya!” pinta si pemilik sirkus. ”Wah, banyak sekali penontonnya! Bagaimana ini? Kapasitas tenda tidak mencukupi! Baiklah, kita tampil di luar tenda saja! Sepertinya cuaca bagus hari ini.” Mereka pun bergegas membawa perlengkapan pertunjukan ke luar.
“Para hadirin yang terhormat, selamat datang di festival sirkus tahunan! Sudah siap untuk menyaksikan pertunjukan spektakuler dari sirkus kami? Tanpa berlama lama, ini dia!” Semua orang pun bertepuk tangan dengan sangat meriah.
“Selamat pagi semua!” sapa Daniel. “Mari sambut Grace, gajah kecil yang akan mempertunjukkan aksi yang belum pernah kalian lihat!” Grace, si gajah pun perlahan naik ke atas papan bundar, dan mulai menyeimbangkan tubuhnya. Seluruh penonton bersorak riuh melihat aksi gajah kecil itu.
Berikutnya adalah giliran kedua penari akrobat, Josh dan Mary. Mereka mulai menari dan dan berdansa di atas papan kayu yang tinggi. Penonton terlihat cemas sekaligus kagum, karena mereka berdua melakukannya tanpa pengaman satu pun. Semua mata tertuju pada Mary, yang melompat ke atas tubuh Josh yang sedang berakrobat. Seluruh penonton pun bersorak karena kehebatan mereka berdua.
Lalu tibalah giliran para badut menampilkan aksi lucu mereka dan mencairkan suasana. Ada yang pura-pura tersandung, dan aksi-aksi konyol lainnya. Penonton pun tertawa tergelak-gelak melihat aksi lucu mereka.
Selanjutnya, tiba saatnya si harimau beraksi. Dexter berlari dengan cepat, dan berhasil melewati lubang yang sangat kecil, membuat semua penonton terdiam kagum.
Terakhir, pembawa acara berseru, “Dan, inilah pesulap kita, Daniel!” Seluruh penonton pun bersorak, karena sangat penasaran menantikan aksi spektakuler apa yang akan ditampilkannya kali ini. Daniel pun berjalan ke tengah sambil membawa sebuah kain merah. Lalu ia mengucapkan “Abrakadabra!” Tiba-tiba muncullah Grace, si gajah. Kemudian untuk kedua kalinya, ia berseru, “Abrakadabra!” dan muncullah keempat badut dan kedua penari. Untuk ketiga kalinya ia berseru, “ABRAKADABRA!” Muncullah Dexter si harimau dan Jonathan. Dengan demikian, seluruh anggota sirkus mereka tampil di panggung. “Terima kasih semuanya, telah menyaksikan pertunjukan ini. Tunggu kami tahun depan!” kata Daniel. Tiba-tiba, mereka semua menghilang dalam kepulan asap. Semua penonton pun bertepuk tangan dengan riuh dan sangat gembira. Sejak saat itu, rombongan sirkus mereka, Starlight Circus menjadi terkenal dan banyak menerima tawaran untuk tampil di mana-mana.