Pada Sabtu, 27 September 2025, Yayasan Gema Kasih Indonesia mengadakan seminar yang bertujuan untuk mempersiapkan jemaat memasuki masa pensiun dengan lebih baik. Seminar "Membangun Karier Kedua bersama Tuhan" ini diadakan di Penabur Learning Center, Jl. Layar Raya Kelapa Dua, Tangerang, dengan empat orang pembicara.
Pdt. Em. Santoni Ong sebagai pembicara sesi "Adakah Pensiun dalam Alkitab?" mengatakan, selama kita masih hidup, kita tetap dipanggil untuk melayani, meski dengan kapasitas dan ritme yang berbeda. Pensiun berarti tidak bekerja lagi karena masa tugasnya telah selesai, tetapi bukan berhenti total, karena Tuhan sedang memberi ruang perubahan peran, yaitu berbagi pengalaman, membimbing dan mendukung. Meskipun kekuatan fisik menurun, tetapi tetap memiliki peran yang baik dan berbuah di masa tua, seperti orang Lewi dalam Bilangan 8:24-26,
“Inilah yang berlaku bagi orang Lewi: Setiap orang yang berumur dua puluh lima tahun ke atas wajib bertugas, supaya ia bekerja di Kemah Pertemuan. Tetapi, ketika ia berumur lima puluh tahun ia harus dibebaskan dari pekerjaan itu, sehingga tak perlu bekerja lagi. Ia boleh membantu saudara-saudaranya di Kemah Pertemuan dalam menjalankan tugas mereka, tetapi tidak lagi melakukan tugas tetap. Demikianlah harus kaulakukan kepada orang Lewi mengenai tugas mereka.”
Pdt. Em. Santoni Ong juga mengingatkan pentingnya merawat keluarga, tanggung jawab keuangan, dan perencanaan masa depan dalam mempersiapkan masa pensiun. Di akhir sesi, ia mengajak peserta merenungkan dan mempersiapkan diri agar bisa tetap berbuah dan berguna bagi Tuhan dan sesama, meskipun telah pensiun. Juga siap mewariskan iman, hikmat dan, kasih kepada generasi berikutnya.
Antonius Tanan yang melanjutkan sesi berikutnya, “Apa dan Mengapa Karier Kedua?”, membagikan ilmunya agar peserta menjadi super agers, yaitu individu berusia 80 tahun ke atas yang memiliki memori dan kemampuan kognitif yang setajam, atau bahkan lebih baik daripada orang berusia 50 atau 60 tahun. Kiat-kiatnya adalah mandiri finansial di masa purnakarya, pensiunkan kata “pensiun”, dan tetap bekerja di masa pensiun, karena itu baik dan menyehatkan. Untuk mempersiapkan karier kedua, diperlukan spiritualitas, kesehatan, kompetensi, rekam jejak, kapital, dan jejaring. Sadari kapasitas yang dimiliki, gumulkan, tekun belajar atau berlatih, bereksperimen, dan berjuang agar menjadi pensiunan mandiri, pensiun yang makan dari investasi dini dan diri.
Selanjutnya, Roberto Suhendra memberikan wawasan yang lain dalam mempersiapkan karier kedua, yaitu "saya memiliki hak dan peluang untuk menciptakan karier kedua yang sama indah, atau lebih indah, atau jauh lebih indah." Untuk itu, dibutuhkan kesehatan fisik dan psikis, serta kerohanian atau spiritualitas yang sehat. Roberto mengatakan, masa pensiun merupakan masa yang menyenangkan dan bermakna, mempunyai tugas mulia menjadi sosok yang positif dan produktif, serta memiliki tanggung jawab untuk mandiri ekonomi sampai akhir hidup. Klausa "It’s never too late to start!" menjadi penutup sesi “Bagaimana Mempersiapkan dan Mengalami Karier Kedua”.
Pada sesi terakhir, “Tidak Ada Pensiun dengan Keterampilan Menjual”, Dedy Budiman mengutip Mazmur 92:15 "Pada masa tua pun mereka masih berbuah, tetap segar dan bugar." Menurut Dedy, orang yang akan dan sudah pensiun seharusnya berjualan, karena dengan berjualan, orang dapat tetap produktif, mendapat penghasilan, dan meningkatkan percaya diri. Apa yang dijual, dan bagaimana cara menjual? Dedy memberi ilustrasi burung yang ada di tangan. Burung yang saat ini ada di tangan kita lebih penting daripada burung-burung yang ada di luar sana. Artinya, kita harus memfokuskan pada sumber daya yang sudah kita miliki. Hal ini sejalan dengan Pengkhotbah 9:10, "Apa pun yang dapat dikerjakan tanganmu, kerjakanlah dengan sekuat tenaga." Peserta diajak untuk menggali sumber daya yang dimiliki. Apa saja sifat, bakat, keahlian yang dimiliki, pendidikan dan pengalaman apa yang telah dikuasai dengan baik, serta jejaring dan koneksi apa yang dapat dijangkau.
Seminar yang dihadiri oleh 210 orang ini berlangsung dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB setelah moderator Muji Purkhon mengakhirinya dengan tanya jawab dari beberapa peserta.
*Penulis adalah anggota GKI Gading Serpong.