Semua orang yang telah diselamatkan sudah seharusnya meresponi Tuhan dengan melayani. Tetapi untuk menjadi pelayan Tuhan tidak bisa sembarangan.
Ada karakteristik khusus yang harus dikejar dan diusahakan oleh orang percaya agar menjadi pelayan Tuhan yang benar dan baik. Ada begitu banyak karakteristik, tetapi dalam bagian ini hanya berfokus pada 3 hal, yaitu F.A.T:
1. FAITHFUL (Kejadian 5:22 ; 6:9, 1Tes. 5:24, 1Sam. 26:23, Why. 2:10, Yos. 24:14)
Berbicara tentang faithful tidak hanya berbicara tentang setia. Dalam Alkitab, kata faithful (setia) dan faith (iman), muncul dari akar kata yang sama. Jadi sesungguhnya faithful tak akan pernah bisa dilepaskan dari faith. Maka syarat pertama menjadi pelayan Tuhan adalah orang yang beriman dan setia kepada Tuhan.
Pelayan Tuhan haruslah dengan sepenuh hatinya beriman, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Artinya, ia menyadari bahwa keselamatan hanya bisa diperoleh melalui dan di dalam Kristus. Terlebih daripada itu, jika percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka dengan sadar ia akan tunduk dan taat di bawah otoritas Tuhan. Karena Tuhan adalah seorang pribadi yang Mahatinggi, Mahamulia, dan Mahakudus, maka semua hal tunduk di bawah Dia. Jika demikian, maka setiap orang yang mengaku Yesus adalah Tuhan akan tunduk dan taat kepada Yesus.
Proses hidup yang tunduk dan taat kepada Tuhan dinyatakan melalui kehidupan sehari-hari. Hidup yang berpadanan dengan Firman Tuhan, tetap di jalan Tuhan, dan selalu mengandalkan Dia. Proses inilah yang menguji iman seseorang. Jika ia sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan, dalam kondisi apa pun, entah itu baik atau buruk, sehat atau sakit, kaya atau miskin, dia akan tetap beriman kepada Tuhan. Inilah yang disebut dengan kesetiaan. Kesetiaan sejati tidak hanya bertahan dalam kondisi yang baik saja, tetapi terus bertahan dalam setiap kondisi. Tidak peduli seperti apa pun, selalu setia kepada Tuhan. Hal ini terjadi karena kita meneladani bahwa Tuhan itu setia, Dia tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya.
Kesetiaan Tuhan menolong kita untuk setia terhadap Dia juga. Kesetiaan kepada Tuhan juga harus diwujudkan dengan setia pada gereja Tuhan. Gereja adalah satu komunitas yang dibentuk oleh Tuhan, agar jemaat dapat beribadah kepada Dia. Gereja apa pun itu, dari denominasi apa pun, Tuhan pakai menjadi wadah bersekutu bagi umat-Nya. Penting bagi setiap umat Tuhan untuk tertanam di dalam satu gereja, setia pada gereja itu, belajar kebenaran Firman Tuhan di bawah naungan gereja tersebut, dan bersedia digembalakan oleh pemimpin gereja itu. Karena itu, setiap pelayan Tuhan haruslah memiliki gereja tetap, di mana ia bertumbuh dan digembalakan. Gereja menjadi rumahnya, untuk mengasihi dan bertumbuh satu dengan yang lain.
Jika disimpulkan, maka pelayan Tuhan haruslah beriman kepada Tuhan dan menunjukkan imannya itu dengan setia dalam Tuhan. Artinya, seorang petobat baru disarankan untuk tidak mengambil pelayanan terlebih dahulu. Biarlah para petobat baru itu mengizinkan dirinya untuk digembalakan dan dituntun untuk menghidupi imannya dulu dalam beberapa waktu ke depan. Setelah dia sudah matang, barulah dia mengambil langkah untuk melayani Tuhan. Kesimpulan yang kedua adalah, seorang pelayan Tuhan itu haruslah menetap dan menjadi anggota di gereja itu. Memang betul satu-dua kali pelayanan keluar tidak apa-apa, tetapi janganlah kita menjadi jemaat yang suka berpindah-pindah gereja. Biarlah kita tunduk dan taat pada satu gereja, bertumbuh disana, barulah menjadi pelayan di sana. Penting sekali dasar ini bagi seorang pelayan.
2. AVAILABLE (1 Sam. 3:4, Yes. 6:8, Yos. 1:1-9)
Hidup di tengah zaman seperti sekarang ini, semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Urusan keluarga, pekerjaan, sekolah dan sebagainya. Urusan ini-itu sudah banyak menyita waktu mereka. Jika ditambah dengan pelayanan, tentunya kegiatan umat Tuhan akan semakin banyak. Karena itu, salah satu syarat utama untuk melayani adalah ketersediaan waktu. Ketersediaan waktu ini dapat dilihat dari bagaimana dirinya bisa membagi waktu antara urusan keluarga, pekerjaan, dan juga pelayanan. Ketersediaan waktu ini ditunjukkan dengan orang itu mau memberikan waktunya untuk melayani Tuhan. Ini sangat penting.
Bukan hanya berbicara tentang ketersediaan waktu, available ini berbicara juga tentang kesediaan hatinya untuk menerima pelayanan dari Tuhan. Di tengah kesibukan yang ada, dia sadar, bahwa Tuhan memanggilnya untuk melayani umat Tuhan, khususnya di gereja. Teladan iman ditunjukkan oleh dua tokoh Alkitab yang luar biasa, yaitu Samuel dan Yesaya. Tuhan memanggil mereka untuk melayani, dan mereka meresponi dengan kalimat menyediakan diri, “Ini aku Tuhan, utus aku”. Mereka dengan sadar menyediakan dirinya untuk melayani Tuhan di tengah kesibukan yang mereka hadapi. Mereka mengambil tanggung jawab untuk menjadi pelayan Tuhan. Hal ini perlu juga kita lakukan dalam kita meresponi pelayanan yang Tuhan berikan kepada kita. Kita menyediakan diri di tengah kesibukan yang ada, untuk melayani Tuhan dengan kesungguhan hati.
Terakhir, berbicara tentang available itu bukan hanya ketersediaan waktu, kesediaan diri untuk melayani, tetapi yang terpenting adalah kesediaan diri untuk dipimpin oleh Tuhan dalam melayani Dia. Problematika pelayanan yang rumit sering kali membuat kita mengandalkan diri sendiri. Yosua dalam melayani Tuhan bukan hanya menyediakan dirinya tetapi dia menyediakan dirinya untuk dipimpin oleh Tuhan dalam menjalani tugasnya sebagai pemimpin. Sekalipun banyak tantangan dan kesulitan, dia terus menggantungkan hidupnya kepada Sang Pencipta itu. Teladan Yosua perlu kita ikuti dalam melayani Tuhan. Kita tidak mengandalkan diri sendiri, tetapi membiarkan Tuhan yang memimpin dan mengarahkan pelayanan kita. Apa yang harus kita lakukan, ke mana kita harus melangkah, dan bagaimana kita menjalani semuanya itu.
Jadi, sebagai seorang pelayan, penting bagi kita untuk memiliki hidup yang available, yaitu ketersediaan waktu, kesediaan diri untuk melayani, dan kesediaan diri untuk dipimpin Tuhan dalam melayani. Tiga hal ini tidak dapat dipisahkan dalam kita mengambil komitmen untuk melayani Tuhan.
3. TEACHABLE (Ams. 12:1, Hosea 4:6, 2Kor. 5:20)
Terakhir, karakteristik seorang pelayan yang baik adalah memiliki hati yang mau diajar. Tanpa disadari, dosa telah membuat manusia itu menjadi makhluk yang egois. Hatinya dikeraskan untuk menerima pengajaran, terlebih lagi menerima Firman Tuhan. Merasa diri benar dan layak itulah yang sering dialami oleh manusia berdosa. Tetapi hal ini tidak boleh dibiarkan terus dimiliki oleh manusia, terutama oleh anak Tuhan.
Anak Tuhan harus belajar untuk membuka hatinya terhadap Firman Tuhan, dan membiarkan Firman Tuhan itu berbicara dalam hidupnya. Firman Tuhan itu sebagai dasar dia berpikir, bertindak, dan berkata-kata. Terlebih lagi dia mau terus-menerus memperbaharui hidupnya dengan Firman Tuhan, hari lepas hari.
Hati yang mau diajar juga membiarkan dirinya dibina dan di-mentoring oleh pembinanya. Bersedia ditegur jika memang didapati dirinya bersalah. Menyadari kesalahan, dan bersedia untuk memperbaiki dirinya sesuai kebenaran Firman Tuhan. Bukan hanya dipimpin dan dibina dalam hal spiritualitas, tetapi juga mau dibina dalam hal keahlian atau skill. Tidak merasa diri hebat, bijak, ataupun cerdas, tetapi setiap hari terus memperbaharui hidupnya.
Orang yang mau diajar ini adalah orang yang rendah hati dan bijaksana di hadapan Tuhan. Penting sekali sebagai pelayan Tuhan kita memiliki kerendahan hati, dan mau terus dibentuk, sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.