Penulis Buku: Mark Greene
Mendengar istilah ”Bos Surgawi” mungkin terasa agak tak familiar bagi kita. Namun, jika ditanyakan seperti apa ”Bos Duniawi” mungkin kita masih bisa membayangkan sosoknya. Ya, tak ada yang aneh dan salah dengan kedua istilah itu. Dalam buku Thank God it’s Monday: Menjadikan Tempat Kerja sebagai Ladang Misi Allah, Mark Greene mengajak kita masuk ke dalam keseruankeseruan dunia kerja yang penuh cerita serta berkat. Mark yang telah menghabiskan 10 tahun dalam hidupnya berkecimpung dalam dunia periklanan di London dan New York juga mengajak kita melihat bahwa apa pun bentuk dunia kerja adalah hal yang ditetapkan bos surgawi kita: Allah, sehingga juga harus didedikasikan secara penuh kepada-Nya.
Kerja bagi ”Bos Surgawi”
Buku ini memberikan sebuah kacamata yang memampukan kita memiliki penglihatan yang lebih jernih mengenai keberadaan sebuah pekerjaan yang saat ini boleh kita kerjakan. Pekerjaan harus dilihat sebagai bagian dari semua yang kita lakukan bagi kemuliaan Allah. Bagi Allah, bekerja adalah bagian dari resume buku Thank God it’s Monday: Menjadikan Tempat Kerja sebagai Ladang Misi Allah. Resensi penyembahan dan pelayanan kita kepada-Nya. Kita mendedikasikan pekerjaan kita tidak hanya untuk bos duniawi kita, melainkan juga bos surgawi kita!
Melalui pembacaan buku ini kita juga diajak menyadari bahwa bekerja tidak hanya sebuah platform untuk penginjilan dan pelayanan. Sejatinya bekerja itu penting. Itulah sebabnya kualitas itu penting. Seberapa baik pekerjaan yang kita lakukan? Cukup baikkah untuk dipersembahkan kepada Allah? Berhentilah sejenak dan jangan pikirkan pekerjaan kita secara keseluruhan, melainkan tugas khusus yang kita lakukan di tempat kerja.
Thank God it’s Monday: Menjadikan Tempat Kerja sebagai Ladang Misi Allah menyentuh pemikiran kita yang selama ini berpikir bahwa kita dapat melakukan pekerjaan luar biasa dengan cara yang luar biasa dengan kekuatan diri kita sendiri. Dengan begitu, kita dapat menghasilkan karya yang sangat baik dengan kekuatan kita sendiri, tetapi tidak dengan cara yang menyenangkan Allah.
Yesus jelas menerangkan hal ini: Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat melakukan apa-apa (Yoh. 15:5). Pada akhirnya, Yesus yang memperlengkapi. Dan bukan hanya secara rohani. Cara terbaik untuk mempertahankan semangat keunggulan dalam hidup kita adalah menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada pribadi Yesus Kristus.
Jadi, buku ini memberikan kunci bagi kita bahwa bukan hanya bertanya kepada Yesus bagaimana kita bisa berhasil dengan baik dalam pekerjaan, melainkan juga kehidupan seperti apa yang paling dan akan menyenangkan Allah. Pertanyaannya selalu: dalam hal apa Yesus memanggil Anda untuk mengikuti-Nya? n