Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi memiliki beberapa arti, salah satunya adalah perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang, sedangkan resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat, berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang), pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Bagi masyarakat umum, resolusi juga diartikan sebagai daftar yang ingin dicapai oleh seseorang di tahun berikutnya. Resolusi tahun baru biasanya berisi hal-hal atau rencana yang ingin dilakukan, seperti makan makanan yang lebih sehat, lebih memperhatikan orang-orang yang dicintai, atau mengelola keuangan dengan lebih baik.

Setiap awal tahun, kebanyakan dari kita akan membuat resolusi. Jujur, di akhir tahun lalu, saya enggan memikirkan resolusi apa saja yang akan saya lakukan di tahun yang akan datang, karena merasa hidup ini berjalan biasa saja, percuma saja membuat resolusi. Kemudian, secara bergurau, orang terdekat saya menyebut kata revolusi, memelesetkan kata resolusi, yang sering disebut di awal tahun. Terbersit di benak saya, “Hmm…, mungkin memang perlu revolusi dalam membuat isi resolusi.”

Perubahan mendasar apa yang perlu saya buat tahun ini? Mungkin sesederhana kata “memaafkan”, memaafkan orang-orang yang mungkin menyakiti hati saya. Kata yang sederhana, tetapi sulit dilaksanakan. Kalimat dalam Doa Bapa Kami yang sering diucapkan atau pun dilantunkan, “Ampunilah kami, seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami”, hanya sekadar menjadi lip service. Ketidakberdayaan karena hanya mengandalkan diri sendiri, membuat saya tidak sanggup melakukannya. Perenungan di akhir tahun mengingatkan, saya tidak akan sanggup mengampuni, jika tidak meminta kesanggupan untuk mengampuni dari Tuhan. Kiranya Roh Kudus memampukan kita menjalankan resolusi untuk merevolusi diri, supaya semakin hari semakin menyerupai Kristus, dan pada akhirnya nanti kita disebut sebagai hamba yang setia, bukan sebagai penghujat Roh Kudus, karena tidak mau berubah, sekalipun sudah mengetahui kebenaran.

*Penulis adalah anggota GKI Gading Serpong.