Pernah gak sih, kita memikirkan kenapa anak mau datang ke sekolah Minggu? Mungkin anak-anak akan menjawab sekalian orang tua beribadah ke gereja, agar ada kegiatan di hari Minggu, atau dijanjikan diberi sesuatu. Pola pikir seperti ini salah kaprah, dan membuat anak-anak datang ke sekolah Minggu bukan karena kesadaran pribadi, melainkan karena paksaan atau iming-iming orang tua.

Sekolah Minggu memperkenalkan Tuhan secara sederhana melalui perantaraan guru sekolah Minggu (GSM), bersamaan dengan terlaksananya ibadah untuk orang tua, karena pada dasarnya kita harus memupuk keinginan untuk mengenal pribadi Juru Selamat dan Tuhan itu pada diri anak-anak. Yang penting bukan salah atau benarnya tujuan anak datang ke sekolah Minggu, tetapi apakah anak tersebut akan mendapatkan berkat.

Dalam https://www.erista.io/id/blog/5-manfaat-sekolah-minggu-bagi-pertumbuhan-iman-si-kecil-moms-wajib-tahu dibahas mengenai pentingnya memperkenalkan sekolah Minggu sejak dini kepada anak-anak, yaitu untuk menanamkan pembelajaran firman Tuhan dalam kehidupan anak. Cara penyampaiannya juga tidak bisa disamakan dengan tata cara penyampaian kepada orang dewasa, supaya anak tidak cepat bosan, atau bahkan tidak mau datang ke sekolah Minggu lagi.

Guru sekolah Minggu harus dapat menyampaikan firman Tuhan sesuai cara pemikiran seorang anak. Ia perlu mencoba memosisikan diri sebagai seorang anak sekolah Minggu, dan mengetahui apa yang disukai anak-anak. Anak kecil menyukai cerita yang beralur seperti dongeng, tetapi GSM harus berhati-hati, jika suaranya terlalu sendu/halus/datar, anak pun akan cepat bosan, bahkan tertidur. Jadi GSM harus menguasai teknik vokal dan mencoba melibatkan anak dalam cerita yang akan dibawakan.

Tidak mudah menjadi seorang GSM, karena banyak peran yang diembannya. Mereka menjadi perwakilan orang tua atau wali sementara, dalam waktu kurang lebih dua jam itu. Mereka juga memiliki tanggung jawab sangat besar, untuk menjalankan firman Tuhan dalam kehidupann mereka sendiri, agar tidak menjadi batu sandungan bagi anak-anak, memotivasi anak untuk tetap setia berada di jalan Tuhan, menjadi teladan dalam menanamkan karakter Tuhan dalam kehidupan mereka. Ini semua harus dilakukan tanpa kehilangan fokus pikirannya, sambil memosisikan diri sebagai pribadi anak-anak yang ceria dan tanpa beban saat datang ke sekolah Minggu.

Meskipun masing-masing anak sudah bersekolah, mereka tetap perlu mengikuti sekolah Minggu. Di sekolah Minggu, anak-anak mendapatkan persekutuan yang intim, sehingga ia bisa bertumbuh bersama-sama dengan anak-anak lainnya. Mereka tidak datang hanya untuk menyanyi, mendengarkan firman, dan mengikuti aktivitas, melainkan juga dilatih untuk melayani sesama, seperti saling mendoakan, setelah sebelumnya menanyakan apa yang mau didoakan.

Hal penting lain yang menunjang pembelajaran di sekolah Minggu adalah kegiatan atau aktivitas, yang disesuaikan dengan firman Tuhan yang disampaikan. Anak-anak cenderung sulit mengingat pengajaran yang disampaikan secara lisan. Dengan adanya aktivitas, mereka dapat mengingat firman yang sudah disampaikan, sehingga lebih mudah menceritakannya kepada orang tua.

Sungguh mulia peran para GSM yang telah bersedia meluangkan waktu untuk melayani di sekolah Minggu. Namun, semua itu akan sia-sia, jika dilakukan dengan terpaksa atau ikut-ikutan, apalagi hanya untuk dilihat manusia, dan bukan untuk melayani Tuhan, tanpa hati, sebagai suatu rutinitas. Menjadi seorang GSM bukan seperti bekerja di kantor, yang sewaktu-waktu bisa ditinggalkan bila sudah bosan, berpindah ke ladang pelayanan lain. Kepadanya dituntut komitmen dan tanggung jawab kepada Tuhan atas anak-anak yang telah dititipkan-Nya.

*Penulis adalah guru Sekolah Minggu GKI Gading Serpong kelas 4 siang.