Banyak sekali gangguan psikologis yang dapat terjadi pada diri manusia, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
Ada yang sifatnya sementara, karena situasi tertentu, ada juga yang sifatnya permanen. Ada yang didiamkan saja akan hilang seiring waktu, ada yang membutuhkan intervensi/psikoterapi, dan ada yang membutuhkan obat/terapi farmakologimedis. Yuk, kita mulai peka dan mengenal berbagai gangguan psikologis yang mungkin saja dialami oleh orang-orang dewasa di sekitar kita atau bahkan diri kita sendiri.
SKIZOFRENIA (Schizophrenia Disorder)
Merupakan gangguan mental psikotik, artinya penderita mengalami masalah untuk bisa melihat realita dan tidak bisa berfungsi dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana mestinya. Ditandai dengan adanya gejala sebagai berikut:
1. Mengalami delusi/waham. Delusi/waham adalah kepercayaan/keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan realita, namun dipercayai oleh penderita sebagai kebenaran. Misalnya, penderita menganggap bahwa ia memiliki kekuatan gaib, menganggap orang-orang di sekitarnya adalah mata-mata, menganggap ia anak presiden padahal bukan, dsb.
2. Mengalami halusinasi. Halusinasi adalah sensasi indera yang salah, tidak sesuai dengan realita, namun dipercayai oleh penderita sebagai kebenaran. Misalnya :penderita mendengar suara air mengalir, suara perintah untuk lari, orang berteriak-teriak, melihat lalat besar terbang di sekitarnya, dsb padahal orang lain di sekitarnya tidak melihat atau mendengar hal itu.
3. Pikiran/pembicaraan yang kacau. Penderita berpikir/berbicara secara melompat-lompat dari satu topik ke topik lain, tidak teratur dan tidak sesuai konteks.
4. Tingkah laku yang tidak normal.
5. Gejala negatif lain (menurunnya ekspresi emosi, menurunnya motivasi). Penderita yang menderita skizofrenia perlu mendapatkan terapi farmakologi dari psikiater secara teratur untuk menghilangkan gejala-gejala di atas.
BIPOLAR (Bipolar Disorder)
Merupakan gangguan mental di mana penderita mengalami dua periode:
1. Periode Mania/Manik, yaitu penderita mengalami peningkatan energi sehingga menimbulkan aktivitas yang berlebihan. Misalnya: berbicara tanpa henti, jam tidur berkurang drastis atau tidak tidur berhari-hari, merasa diri hebat/superior secara mendadak, dsb. Periode ini berlangsung terus menerus selama minimal 1 minggu, dengan intensitas yang tinggi dan mengganggu fungsi sehari-hari.
2. Periode Depresi, dimana penderita mengalami penurunan energi, enggan beraktivitas, emosi sedih, dan kehilangan minat pada dunia sekitarnya. Periode ini berlangsung terus menerus selama minimal 2 minggu. Kedua periode tersebut berlangsung secara bergantian dalam durasi tertentu, sehingga perilaku penderita terlihat berbeda antara energi yang berlebihan dan energi yang sangat lemah.
Gangguan ini berbeda dengan kepribadian ganda atau dissociative disorder, di mana pada bipolar penderita tetap merasakan identitas yang nyata, ingatan yang utuh, hanya energinya saja yang berfluktuasi.
DEPRESI (Depressive Disorder)
Merupakan gangguan di mana penderita mengalami episode depresif tanpa ada episode mania. Penderita mengalami kesedihan luar biasa, merasa diri hampa, tidak berguna, merasa bersalah yang tidak pada tempatnya, pesimis, pandangan masa depan yang suram serta seringkali berpikir untuk bunuh diri atau bahkan sudah melakukan percobaan bunuh diri. Umumnya penderita juga mengalami gangguan tidur dan gangguan makan, entah berlebihan atau berkurang sehingga berdampak pada peningkatan atau penurunan berat badan yang drastis. Bila gejala berlangsung minimal 2 minggu, maka penderita atau keluarganya dapat segera berkonsultasi kepada psikolog dan meminta terapi farmakologi kepada psikiater.
GANGGUAN CEMAS (Anxiety Disorder)
Penderita yang memiliki gangguan ini mengalami perasaan takut atau cemas yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ada perbedaan antara takut dan cemas. Takut adalah reaksi emosi terhadap ancaman yang nyata pada saat tersebut, misalnya takut berada di tempat tinggi, takut menyentuh binatang berbulu, takut gelap, takut berada di tempat terbuka, takut berada di tempat tertutup, dsb.
Ketakutan ini biasa disebut dengan phobia dan jenisnya ada bermacam-macam. Cemas atau khawatir, adalah antisipasi terhadap ancaman di masa depan (belum terjadi). Misalnya: cemas terhadap kematian, cemas apa yang akan terjadi hari esok, cemas akan reaksi orang lain terhadap saya, cemas akan ditinggalkan oleh orang yang saya sayangi, dsb. Perasaan ini wajar terjadi pada setiap manusia, namun ketika sudah berlebihan dan mengganggu aktivitas (tidak berani keluar rumah, tidak bisa bekerja, menghindari semua orang, dsb) maka ini sudah merupakan gangguan psikologis. Penderita biasanya memiliki perasaan tegang yang cenderung menetap, merasa diri lebih rendah dari orang lain, sensitif terhadap kritik dan penolakan, dan cenderung menghindari aktivitas sosial kecuali yakin akan disukai/diterima. Biasanya gangguan ini sudah dialami penderita sejak kanak-kanak. Jika tidak ditangani sejak dini, maka akan terus berkembang hingga dewasa.
OBSESI KOMPULSI (Obsessive Compulsive Disorder/OCD)
Dalam gangguan ini terdapat 2 hal utama:
1. Obsesi. Artinya penderita memiliki pikiran yang kuat dan berulang mengenai sesuatu hal yang menimbulkan kecemasan dan stres. Lalu ia pun berusaha untuk meredakan atau menekan hal ini dengan perilaku kompulsi.
2. Kompulsi. Artinya penderita memiliki dorongan untuk melakukan perilaku berulang mengikuti aturan atau urutan tertentu yang terbilang kaku. Contoh perilaku dari penderita OCD misalnya: menarik-narik rambut hingga rontok, mencuci tangan berulang-ulang, memiliki standar kebersihan yang sangat tinggi, menjaga simetri penempatan barang-barang di sekitarnya, berulangulang melihat cermin, berulang-ulang mengecek kunci pintu, berdoa terus-menerus, menghitung terus-menerus, dsb. Ada perasaan tidak nyaman dan terganggu apabila tidak melakukan tindakan tersebut, tetapi penderita juga sebetulnya berusaha untuk mengurangi atau menghentikan perilaku tersebut.
Penderita OCD biasanya memiliki perasaan ragu dan hati-hati/ketelitian yang berlebihan serta terikat padahal yang rinci, aturan, daftar, jadwal tertentu. Jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau membuat orang lain di sekitarnya tidak nyaman, penderita perlu mendapatkan terapi farmakologi dari psikiater dan juga psikoterapi dari psikolog. Untuk bisa mendiagnosa secara tepat gangguan apa yang dialami oleh seseorang dan mendapatkan terapi yang efektif, maka silakan langsung berkonsultasi kepada tenaga ahli.
Tulisan di atas hanya memberikan gambaran umum saja sebagai bentuk sosialisasi kesehatan mental. Pada praktiknya, ada gangguan yang merupakan percampuran dari beberapa gejala dan ada juga gangguan yang lebih spesifik yang tidak dicantumkan dalam tulisan ini. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa menegakkan diagnose penyakit secara pasti. Jangan sembarangan meminum obat antidepresan atau obat-obat lainnya tanpa resep dari psikiater.