Suasana Natal tahun ini terasa berbeda dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pandemi COVID-19 yang belum mereda. Meski demikian, kondisi ini tak menyurutkan semangat GKI Gading Serpong untuk ikut menyemarakkan rangkaian acara Natal 2020. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Ibadah Natal dan Refleksi Akhir Tahun kali ini diselenggarakan secara live streaming atau siaran langsung melalui YouTube Channel GKI Gading Serpong.
Mengangkat tema Imanuel - God with Us yang dibawakan oleh Pdt. Santoni menyampaikan pandemi COVID-19 ini membuat kita sadar bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan sangat rentan. Di tengah kondisi pandemi ini, kita dilatih untuk bertahan hidup dan menjadi lebih kuat. Dalam Matius 1: 23 dan Yesaya 7:14, bacaan Natal kali ini, kita diajak untuk menghayati kehadiran Allah di tengah-tengah manusia, menjadi bagian dalam kehidupan umat manusia.
Santo Patrick, yang lahir pada abad kelima di Inggris, dari keluarga Romawi, pada usianya yang ke-16 diculik, kemudian dijual oleh bajak laut menjadi budak. Ia mendapatkan majikan yang menyuruhnya menjaga hewan, dan ia hanya mendapat sedikit makanan. Patrick merasa kesepian karena seorang diri di pegunungan. Ia memilih untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan. Hidup Patrick berat, sebab ia merasa hidupnya tidak adil, namun imannya semakin kuat. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi seorang teolog, kemudian menjadi uskup, dan membawa bangsa Irlandia mengalami pertobatan.
Matius 1:23 Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti: Allah menyertai kita
Pesan utama Natal adalah Tuhan beserta kita. Tuhan telah menepati janji-Nya walaupun ribuan tahun telah berlalu, kelahiran Kristus, yaitu Imanuel, berarti Tuhan mewujudkan janji-Nya. Apa yang melatar belakangi Yesaya 7:14? Diawali oleh sebuah aliansi Raja Pekah (Israel Utara) dan Raja Rezin (Aram) yang mencoba melawan sekutunya, Raja Ahas (Yehuda atau Efraim). Ahas sangat gentar akan ancaman Pekah dan Rezin. Di tengah ketakutan, Tuhan menyuruh Nabi Yesaya menemui Raja Ahas. Atas nama Tuhan, Nabi Yesaya memberi janji kepada Ahas:
1. Pekah dan Rezin hanyalah “batang kayu bakar yang membara” dan menjadi abu
2. Mereka akan mati dan penyerangan tidak akan terjadi jika Ahas tetap percaya
3. Nubuat Efraim akan pecah dan tidak akan menjadi bangsa lagi Ahas ditantang untuk bergantung kepada Tuhan, namun ia malah berpaling ke Asyur.
Ahas adalah gambaran kita, anak-anak-Nya yang mudah goyah dan berpaling dari kebenaran-Nya. Namun Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya, kelahiran Yesus Kristus merupakan penggenapan dari Yesaya 7:14, dari apa yang telah dijanjikan-Nya. Oleh karena itu, sebagai umat-Nya kita tidak boleh ragu dan khawatir, karena Tuhan pasti akan selalu menyertai kita sampai pada kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Karena Tuhan selalu lebih besar dan berkuasa dari segala situasi apapun termasuk situasi yang tak menentu ini, Ia-lah pemilik dunia ini, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya jika kita selalu berserah pada-Nya.