Apakah NATAL sungguh-sungguh berarti bagi manusia?
Palungan yang merupakan tempat makanan hewan ternak dan dikenal kotor merupakan gambaran mengenai hati manusia yang tidak layak bagi Kristus yang maha agung namun melalui NATAL, Tuhan telah mengambil inisiatif untuk hadir di hati manusia yang kotor sehingga kini palungan senantiasa menjadi lambang bagi setiap Natal, demikian prolog dalam kebaktian malam Natal yang dibacakan Pdt. Santoni sebagai pembawa acara. Prolog kemudian direspons dengan lagu “Seperti Palungan” yang dalam bait-bait liriknya memohon agar setiap umat memiliki hati yang layak untuk menyambut Tuhan dan memperoleh hidup yang berkenan kepada-Nya melalui kasih Natal yang lahir di hati masing-masing. Kebaktian Malam Natal ini dilayani sebagian besar oleh remaja dan pemuda dengan iringan orchestra dari komisi Teens & Youth GKI Gading Serpong dengan mengambil tema “Dia Lahir Bagiku” seperti tertulis dalam Yohanes 1:14.
Serangkaian medley pujian dari Kidung Jemaat dinyanyikan jemaat dengan hikmat sebelum pembacaan Lukas 2:8-13 oleh Pdt. Santoni dilanjutkan dengan ayat 15- 20 oleh Pdt. Andreas Loanka untuk mengawali Renungan Natal. Renungan didasari dari Lukas 2 : 8-20 membahas tentang Natal yang bukan hanya dirayakan oleh orang-orang yang beragama Kristen saja namun semua orang dengan berbagai latar belakang sebagai tradisi, selebrasi dan komersialisasi. Natal masa kini identik dengan liburan akhir tahun, perayaan gemerlap yang diwarnai dengan aneka simbol dan aksesori serta berbagai usaha untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kebutuhan Natal. Orang seringkali lupa dengan makna Natal yang sesungguhnya. Esensi Natal yang sesungguhnya dinyatakan dalam ayat 10-11 mencakup karakter berita Natal yang merupakan kabar sukacita yang disampaikan kepada para gembala (ayat 10a), wawasan berita disampaikan secara pribadi kepada setiap orang dan semua bangsa (ayat 10b) serta esensi berita Natal yaitu telah lahir Juruselamat yang adalah Kristus Tuhan (ayat 11).
Melalui NATAL kita diajak untuk memahami : Siapakah Dia yang lahir bagiku, Dia Yesus (Lukas 1:31) yang adalah Juruselamat, Kristus atau Mesias dan Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia melalui kelahiran; Mengapa dia lahir bagiku, Dia lahir karena kasih Allah (Yoh 3:16) untuk menjadi Juruselamat bagi manusia berdosa (Luk 2:10-11) dan untuk membawa kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya (Luk 2:14); Bagaimana responsku bagi Dia yang lahir bagiku, kita diminta untuk setia mendengarkan perintah-perintahNya, percaya dan taat, memuji dan memuliakan Allah serta memberitakan kabar baik ini kepada semua orang. Natal yang sesungguhnya adalah kelahiran Kristus Tuhan dan Juruselamat yang merupakan hadiah kasih dari Allah Bapa di surga. Ia telah datang ke dalam dunia untuk tinggal di antara kita bahkan rela mati di atas kayu salib bagi kita. Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup bagi setiap orang yang percaya pada-Nya akan diselamatkan dan beroleh hidup yang kekal. Kebaktian kemudian ditutup dengan penyalaan cahaya Natal oleh segenap jemaat dengan menggunakan flashlight dari gawai masing-masing sambil menyanyikan Lagu “Malam Kudus”. Acara diakhiri setelah menyanyikan lagu tema Natal 2019 “Milik Kepunyaan-Nya”.