Wanita bijak adalah wanita idaman yang disukai oleh banyak orang.
Bijak artinya lebih dari sekedar pintar dan menarik. Wanita bijak adalah wanita yang membangun kehidupannya di atas dasar Firman Tuhan dan taat mempraktekkannya di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memiliki inner beauty yang terpancar keluar. Menjadi wanita bijak memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Karya penebusan Kristus dan pertolongan Roh Kudus memampukan para wanita untuk mencapainya. Wanita yang bagaimanakah yang disebut sebagai wanita bijak?
Dan bagaimana caranya untuk dapat menjadi wanita bijak? Untuk membekali kaum ibu menjadi wanita yang bijak, komisi dewasa sie wanita mengadakan pembinaan wanita bijak. Pembinaan ini bertujuan memberikan pemahaman yang benar kepada para wanita untuk menyadari keunikannya, menghargai dirinya dengan benar, menjalankan fungsinya dengan baik, dan menjadi teladan yang berkualitas sebagai murid Kristus. Dengan kualitas murid Kristus, para wanita bersama-sama menjadi mitra pria untuk berkarya bagi kerajaan Allah dimana pun dan dengan apa pun statusnya. Bekerjasama dengan pria, dan bukan untuk menjadi pesaing.
Pembinaan Wanita Bijak Pembinaan wanita bijak biasanya dilakukan dalam bentuk camp selama 2 hari 1 malam, tetapi khusus di GKI Gading Serpong dibuat menjadi 8 sesi yang dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan untuk memfasilitasi kaum ibu yang sulit meninggalkan rumah karena tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga. Pembinaan ini dilaksanakan setiap hari Jumat selama bulan Mei 2014. Setiap sesi dan materi yang disampaikan selalui disertai dengan kesaksian dan contoh-contoh tentang kehidupan wanita.
Penulis sendiri juga baru memahami bahwa Tuhan menciptakan wanita sebagai penolong yang memiliki hati Allah (EZER), seperti Allah yang menolong umatNya. Berikut kesaksian dari beberapa ibu yang mengikuti pembinaan wanita bijak: Ketika saya mengikuti pembinaan wanita bijak, saya sengaja berencana untuk tidak memberitahu suami dan anak-anak, karena ada rasa was-was kalau mereka sampai tahu. Saya berpikir seandainya saya menjadi lebih bijak, image saya tentu baik di dalam keluarga, tetapi bagaimana kalau sebaliknya, saya tentu akan malu sekali.
Apa yang saya pikirkan ternyata sulit untuk direalisasikan, karena ternyata mempraktekkan apa yang sudah didapat dari pembinaan wanita bijak tidaklah mudah bahkan seringkali gagal. Akhirnya saya menyerah dan belajar untuk membagikan setiap sesi yang saya dapat dengan harapan suami akan mengingatkan saya apabila saya gagal dalam mempraktekkannya. Saya sungguh terberkati dengan sesi dimana saya baru memahami bahwa sebuah rumah tidak hanya dapat diruntuhkan dengan gempuran sebuah buldozer. Ibarat rayap yang terus menggerogoti dan mengeroposkan kayu-kayu dari tiang sebuah rumah, seorang istri juga dapat berlaku seperti rayap yang meruntuhkan rumahnya.
Respon, perkataan dan sikap yang tidak membangun dengan perlahan-lahan dapat meruntuhkan rumah tersebut. Dan saya kadang merasa seperti rayap yang tanpa saya sadari lewat kata-kata dan sikap yang tidak membangun telah menggerogoti anggota rumah saya sendiri. Lewat pembinaan ini saya berkomitmen untuk belajar memberikan respon, sikap dan perkataan yang membangun anggota keluarga saya dan belajar melayani dengan hati yang penuh kasih seperti untuk Tuhan. (sumber : YS) Saya sangat terberkati dengan mengikuti pembinaan wanita bijak ini.
Saya dan suami, dua-duanya mempunyai karakter keras dan dominan di dalam keluarga. Dalam mengambil keputusan di keluarga, saya sering tidak sejalan dengan suami. Suami bilang A dan saya B. Begitulah kehidupan rumah tangga saya. Saya gagal menundukkan diri dengan benar, sehingga yang terjadi adalah saya berusaha mengontrol dan mempengaruhi suami dengan kemauan dan pilihan saya. Lewat pembinaan ini saya menyadari kalau selama ini saya salah dan seharusnya saya membiarkan suami yang menjadi kapten dalam rumah tangga kami. Saya berkomitmen untuk belajar tunduk dengan benar, bukan tunduk yang sekedar tunduk tetapi mengomel di balakang, tetapi penundukan diri yang benar dengan disertai sikap seperti tunduk kepada Tuhan, tunduk dalam segala sesuatu dan tunduk dengan hormat (sumber : Ilya) Saya mengikuti pembinaan wanita bijak dan sangat terberkati dengan salah satu sesi yang disampaikan. Dulu saya adalah seorang wanita pekerja, anak-anak saya besar dengan diasuh oleh pembantu. Saya adalah orang yang terlalu khawatir dan emosional di dalam menentukan keputusan-keputusan dan aturan-aturan masa depan dua anak perempuan saya. Dan saya merasa cara pengasuhan saya yang kadang salah akan berdampak yang tidak baik terhadap masa depan anakanak saya sehingga akan mempengaruhi cara mereka dalam membesarkan anakanaknya. Anak saya yang pertama sudah menikah. Sepulang dari sesi ini saya langsung mendatangi anak saya dan meminta maaf sambil memeluknya. Mengakui segala kesalahan saya padanya tanpa gengsi sedikit pun dan menunjukkan kasih yang tulus.
Sungguh lega rasanya bisa membereskan hal-hal yang menjadi ganjalan selama ini. Dan menghapus perasaan terluka mereka serta memulihkan kembali hubungan kami. Kini lega rasanya melepas mereka untuk mendayung perahu rumah tangganya dengan sukacita. (sumber : Marina) Untuk menjadi wanita bijak tentu tidak cukup hanya dengan mengikuti pembinaan/camp selama beberapa hari saja, tetapi dibutuhkan pembelajaran dan pelatihan yang terus-menerus. Dengan menyadari keunikan masingmasing, maka wanita diharapkan dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan benar dan menjadi teladan (Titus 2:3-7) lewat perubahan-perubahan gaya hidup yang dimulai dari kehidupan sehari-hari. Menjadi bijak dimulai dari disiplin rohani; doa dan saat teduh, yang harus diterapkan setiap hari, dan pembentukan karakter yang semakin diperbaharui. Wanita yang memiliki “kekayaan karakter” akan mampu berperan sebagai “wanita yang bijak”. Kekayaan karakter inilah yang menjadi dasar sikap ingin melakukan yang terbaik yang perlu dimiliki setiap wanita masa kini sehingga dapat berperan dengan baik dalam, gereja, keluarga maupun masyarakat. Disiplin rohani bertujuan untuk menempatkan diri kita di hadapan Allah agar Ia dapat mengubah kita. Sedangkan pembentukan karakter wanita Kristen dimulai ketika benih-benih iman yang timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan, mulai tumbuh dan melahirkan kehidupan yang takut akan Tuhan, menjadi dasar dari karakter kristiani yang dimiliki wanita bijak. Iman yang tumbuh menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22- 23) dan hidup yang takut akan Tuhan menghasilkan karakter-karakter Kristiani dewasa, sehingga memampukan seorang wanita bijak untuk melakukan peranannya sesuai kehendak Allah. Dengan membiasakan diri maka perlahan-lahan kebijaksanaan akan menjadi kebiasaan diri.
Jika sudah menjadi kebiasaan diri akan sulit dipisahkan, bukan? Sikap wanita bijak tersebut akan keluar dengan sendirinya dalam berbagai situasi. Seperti buku resep untuk masakan atau buku manual untuk barang elektronik, wanita bijak Kristen dapat menjadikan Amsal 31:10-31 sebagai tuntunan dalam kehidupan sehari-hari untuk bertumbuh dalam hidup yang takut akan Tuhan, menghasilkan karakter-karakter Kristiani seperti yang dimiliki wanita yang cakap, yang memampukan seorang wanita bijak Kristen dapat melakukan peranannya baik dalam keluarga, gereja maupun masyaraka