Siapa bilang tugas memuridkan hanya dapat dilakukan orang dewasa saja? Remaja juga bisa melakukannya!
Hal itu dapat dilakukan di lingkungan sekitar dan pergaulan, di antaranya sekolah, tempat les, dan olah raga. Panggilan memuridkan diberikan pada siapa pun dan tidak ada batasan usia. Rick Warren menegaskan pelayan sejati adalah pelayan yang siap melayani. Jika kita hanya melayani saat waktunya nyaman bagi kita, maka kita bukanlah pelayan sejati.
Pelayan sejati melakukan apa yang diperlukan, walaupun tidak nyaman. Menjadi seorang pelayan berarti menyerahkan hak untuk mengendalikan jadwal dan membiarkan Tuhan menginterupsi kapan pun Ia perlu melakukannya. Selain memiliki hati sebagai pelayan sejati, kita perlu memperhatikan lima prinsip yang diuraikan Ali Zimmerman berdasarkan Kolose 1: 28-29, “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.” Kelima prinsip tersebut adalah:
1). Hati Pemuridan: memproklamirkan Yesus.
Pemuridan adalah memproklamirkan atau mengenalkan Yesus pada semua orang yang kita temui, sebagai Penebus. Bahkan secara khusus, Allah mengenalkan Yesus sebagai pengharapan akan kemuliaan. Upaya mengenalkan Yesus kepada semua orang sering terhalang oleh tindakan memproklamirkan diri kita sendiri. Kita sering mencuri kemuliaan Tuhan dan menggantikannya dengan kemuliaan diri sendiri. Oleh karenanya, kita perlu memohon tuntutan Roh Kudus untuk senantiasa mengingatkan dan menolong kita tetap berpegang pada tindakan memuliakan Tuhan.
2).Sarana Pemuridan: pengajaran dan peringatan dengan kebijaksanaan.
Pengajaran dan peringatan merupakan bagian inti dari pemuridan yang dilakukan atas tuntunan Firman Tuhan. Bila terjadi kesalahan dan pelanggaran, Firman Tuhan menolong murid untuk segera memperbaiki diri dan kembali ke jalan Tuhan.
3). Tujuan Pemuridan: mempersembahkan setiap orang dewasa dalam Kristus.
Kedewasaan tidak terjadi dengan sendirinya. Ia harus muncul dan dibangun melalui proses pemuridan dengan semangat menuju serupa dengan Kristus. Pemuridan sejati melibatkan investasi pada orang-orang percaya yang lebih muda, menjalani kehidupan bersama mereka, dan menggiring mereka ke kedewasaan Kristen. Melalui Alkitab, pemuridan dapat dilengkapi dengan parenting. Kita perlu memandang diri sebagai orang tua rohani bagi mereka yang kita muridkan. Seperti seorang ibu, berusahalah untuk memelihara dan mengasihi mereka yang kita muridkan, dan seperti seorang ayah, berusaha memenuhi kebutuhan mereka dan mendorong mereka untuk menjalani kehidupan yang layak bagi panggilan mereka. Namun, jangan memanjakan mereka. Orang tua yang baik tidak memberi makan anak-anak mereka selamanya, tetapi latih mereka untuk memberi makan dan merawat diri mereka sendiri. Dalam pengasuhan rohani, kita harus berpikir melalui lensa yang sama. Jangan biarkan mereka yang kita muridkan terlalu bergantung pada kita.
4).Biaya Pemuridan: kerja keras dan perjuangan.
Pemuridan itu bertujuan, menyenangkan, dan bermanfaat. Namun, pemuridan juga membutuhkan energi, waktu, dan kerja keras. Dalam deskripsi pelayanannya, Paulus menggunakan kata-kata “kerja keras” dan “perjuangan”. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “kerja keras” dalam bagian ini berarti “menjadi lelah, lelah, lelah”, atau “bekerja dengan usaha yang melelahkan”. Di sisi lain, kata “perjuangan” sering digunakan untuk menggambarkan pengerahan tenaga berat dalam kompetisi atletik atau pertarungan. Paulus berjuang dan berusaha sampai titik kelelahan untuk menghadirkan orang-orang percaya yang matang dalam Kristus.
5). Kekuatan Pemuridan: energi-Nya.
Dalam pemuridan yang dilakukannya, Paulus bekerja keras dan tetap berjuang. Dia menulis, “Saya bekerja keras, berjuang dengan semua energi-Nya sehingga Dia bekerja dengan kuat di dalam saya.” Sementara pemuridan membutuhkan banyak energi, kabar baiknya adalah bahwa Tuhan memberi kita milik-Nya. Kita bekerja keras dan berjuang, namun kita harus bergantung pada-Nya. Tidak peduli seberapa berpengalaman kita dalam pemuridan, kita harus tetap datang kepada Tuhan untuk meminta energi dan kuasa-Nya. Pada akhirnya, bukan energi kita yang akan melakukan pekerjaan mengubah hati dan kehidupan, tetapi kekuatan Allah, karena kita hanyalah alat di tangan-Nya.
Kiranya dengan memiliki hati sebagai pelayan sejati dan memperhatikan kelima prinsip di atas, kita sebagai remaja Kristen dapat semakin optimal memuridkan rekan dan orang-orang di sekitar kita.