Memasuki masa WFH (work from home), sedikit banyak rutinitas kita berubah. Bagi kita yang tidak terlalu terdampak, bisa jadi ini menjadi momen yang melegakan, lebih santai, kumpul dengan keluarga.
Beberapa orang bersyukur bisa olahraga pagi menikmati langit jernih yang kadar polusinya menurun jauh, mendampingi anak-anak belajar daring (online) sambil menyajikan berbagai camilan yang tiba-tiba resepnya bermunculan di media sosial, mencicipi kuliner enak yang tersaji di katalog gereja dengan harga terjangkau.
Namun bagi yang terdampak, momen ini menjadi saat yang merisaukan, stres, depresi, ditambah lagi kumpul dengan anak-anak beserta segala gejolaknya. Mengkhawatirkan orang-orang terdekat yang menjadi ODP atau PDP, ataupun memikirkan bagaimana membayar cicilan dan kebutuhan sehari-hari sedangkan pekerjaan terhenti.
Bagaimana kita bersikap dan menjaga integritas kita dalam masa pandemi? Itulah cermin yang memantulkan siapa kita sebenarnya di hadapan anak-anak kita.
Anak-anak bagaikan spons yang menyerap segala informasi, tindak tanduk, serta suasana hati kita. Jangan harap kita dapat mengajarkan mereka untuk tertib beribadah daring, jika kita pun malas melakukannya. Atau jangan harap mereka akan disiplin dalam belajar dengan metode home base learning, kalau kita pun malas-malasan dalam melakukan pekerjaan kita dari rumah. Dan terlebih lagi, jangan harap anakanak kita mau menghargai pelayanan, jikalau kita pun mengabaikannya atau berkelit dengan alasan pandemi.
Saat pandemi adalah kesempatan di mana kita dapat memberikan pelajaran hidup kepada anak-anak kita. Walau sesulit dan sesakit apa pun, kita harus memiliki integritas sebagai anak Allah. Tentunya kita mau anak-anak kita menjadi orang-orang yang kuat dan berkarakter di masa depan. Menjadi orang-orang tangguh yang tak akan gentar akan badai dan kesulitan hidup. Mereka yang maju dan tetap bertahan di saat terluka maupun mendapat goncangan hidup. Mereka yang bangkit saat menghadapi keterpurukan dan mengibarkan integritasnya sebagai orang yang telah Tuhan tebus.
Bagaimana mengajarkannya? Tentunya dengan memberikan teladan kepada mereka. Mazmur 127:4 mengatakan, “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.” Seperti apa mereka di masa depan, kitalah yang mengarahkannya, tidak hanya dengan ocehan dan nasihat. Tapi melalui kehidupan kita yang mereka lihat dan serap.
Jadilah teladan bagi anak-anak kita, masa pandemi adalah masa kesempatan mengajarkan arti integritas yang sesungguhnya. Pandanglah baik-baik dengan jujur cermin di depan kita, itulah pantulan anak-anak kita di masa depan