Kidung pujian menggema di Aula Gedung SMAK Penabur Lantai 6, Jl. Kelapa Gading Barat, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, saat GKI Gading Serpong mengadakan tiga kali kebaktian malam Natal, pada 24 Desember 2024, pukul 15.00, 18.00, dan 21.00. Tema “Raja Damai Lahir di Tengah Kegelisahan” menjadi pengingat penuh makna bagi lebih dari seribu jemaat yang hadir. Damai sejati senantiasa hadir bersama kelahiran Yesus Kristus, kisah tentang kedamaian, kerukunan, kesederhanaan, dan kasih, yang hadir di tengah dunia yang penuh kegelisahan dan kekacauan.

Sejak petang, halaman gereja mulai dipadati jemaat, baik yang datang sendiri maupun yang datang bersama keluarga. Setiap wajah dipenuhi sukacita, berpadu dengan kehangatan suasana Natal. Puluhan kotak kayu berhias lampu disusun menyerupai pohon Natal, menghiasi sudut ruangan gereja. Alunan instrumen lagu-lagu Natal mengiringi langkah jemaat memasuki aula. Lilin-lilin kecil dibagikan, untuk menerangi setiap senyum jemaat yang datang dengan hati penuh sukacita.

Kisah Kaisar Agustus menjadi pembuka khotbah Pdt. Devina Erlin Minerva. Dikisahkan, kaisar tersiksa karena tidak bisa tidur nyenyak saat memimpin Romawi, padahal ia memiliki segalanya. Ia bahkan berniat membeli tempat tidur seorang pedagang yang memiliki banyak utang dan masalah, tetapi tetap dapat tidur nyenyak setiap hari. Namun, ternyata tempat tidur bukanlah obatnya, melainkan hati yang damai sejahtera. Mengapa kita khawatir atau gelisah? Itulah yang terjadi dalam Yesaya 9:1-6, ketika umat Israel sedang berada di titik terendah. Yesaya menjanjikan akan ada terang besar, yang akan membebaskan mereka dari kegelapan.

Pendeta juga mengajak jemaat membayangkan masa depan yang tampaknya gelap, kelam tanpa cahaya sedikit pun. Kita memimpikan sosok pembebas atau pahlawan yang akan menyelamatkan kita semua. Apakah seperti Avengers atau pahlawan lain yang gagah dan berwibawa pada umumnya? Bangsa Israel menantikan sosok Mesias yang akan datang. Namun, ternyata yang datang bukanlah sosok pahlawan yang gagah. Yesaya mencatat, seorang anak telah lahir. Apa yang bisa dilakukan anak-anak? Namun, itulah yang dinubuatkan, sebagaimana yang tertulis, “Seorang anak telah lahir untuk kita.” Karena Allah tahu, anak itulah yang akan menyelamatkan dunia.

Anak menjadi simbol pengharapan. Allah ingin mengatakan, ada masa depan dan pengharapan. Ia mengajak jemaat agar selalu hidup mementingkan masa depan. Masa depan anak cucu, gereja, dan bangsa kita. Tanamlah yang baik, agar kita menuai yang baik. Kelemahlembutan bukan berarti lemah, rela berkorban bukan berarti rela menjadi korban.

Di akhir khotbah, Pdt. Devina mengajak jemaat mengingat tiga hal untuk dipahami dan dilaksanakan. Pertama, meskipun kita hidup dalam situasi yang sulit, hendaknya kita senantiasa membawa damai Kristus dalam keluarga. Meskipun emosi hadir, jarak terbentang, konflik belum selesai, ingat dan teruslah belajar dari Yesus, Sang Pembawa Damai. Kedua, Pdt. Devina juga mengajak jemaat untuk membawa damai di tengah komunitas, di mana pun jemaat berada. Natal adalah saat yang tepat untuk membawa damai Kristus. Yang terakhir, janganlah ini hanya menjadi ritual tahunan. Setiap hari adalah kesempatan membawa damai. Jangan selalu gelisah karena persoalan duniawi, tetapi mari kita menyambut Dia dengan sukacita, agar damai-Nya mengalir di dunia yang sangat membutuhkan.

Lagu “Raja Damai Lahir”, yang merupakan lagu tema masa raya Natal GKI SW Jabar 2024 menjadi penutup khotbah. Persembahan palungan tahun ini dipersembahkan untuk pembangunan gedung gereja GKI Gading Serpong. Jemaat, anak kecil hingga dewasa, bergantian membawa persembahan mereka dengan gembira menuju palungan, dengan diiringi lagu “Kandang Domba Itu Rumah-Nya”. Tidak ada yang merasa terbebani, karena semua memahami, makna Natal terletak pada hati yang tulus memberi. Bukankah Yesus lahir dalam kesederhanaan? Ia mengajarkan kita, cinta tidak diukur dari besar kecilnya pemberian, tetapi dari hati yang penuh kasih. Di malam Natal, palungan bukan hanya simbol kelahiran Yesus, tetapi pengingat bahwa cinta sejati ditemukan dalam memberi, tanpa pamrih, dan dengan sepenuh hati.

Sesaat sebelum ibadah berakhir, lagu “Malam Kudus” dinyanyikan bersama-sama. Pdt. Devina menyalakan lilin Natal dari atas mimbar, kemudian turun menghampiri para pendeta yang duduk di barisan depan, yang telah siap dengan lilin mereka. Pdt. Andreas Loanka, Pdt. Danny Purnama, Pdt. Santoni, Pdt. Pramudya Hidayat, dan Pdt. Erma Kristiyono secara bergantian menerima api lilin, dan meneruskannya kepada jemaat.

Malam semakin larut. Jemaat meninggalkan gereja dengan wajah damai, penuh sukacita dan harapan. Malam Natal kali ini mengingatkan kita, di tengah kegelisahan dunia ada harapan yang tidak pernah padam, ada damai yang selalu hadir, yang datang dari Yesus Kristus. Semoga kita semua bisa membawa damai itu dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya bukan hanya sebuah perayaan, tetapi sebuah panggilan, menjadi pembawa damai di dunia ini. Tuhan Yesus memberkati.

*Penulis adalah anggota GKI Gading Serpong.