Senin, 6 Januari 2025, masih dalam suasana tahun baru, GKI Gading Serpong melalui satu hari bersejarah lagi, dengan digelarnya kebaktian emeritasi Pdt. Andreas Loanka, pendeta sulung yang sudah mendampinginya sejak tahun 2002, ketika statusnya masih berupa bakal jemaat. Acara dilaksanakan pada pukul 18.00 di aula lantai 6 SMAK Penabur Gading Serpong, Jl. Kelapa Gading Barat, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Antusiasme jemaat untuk menghadiri hari besar dalam kehidupan pendeta yang mereka sayangi ini sangat terasa. Tak kurang dari 871 jemaat dan undangan menghadiri acara ini. Di pintu belakang aula disediakan meja penyambutan, tempat para hadirin dapat menuliskan nama di buku tamu. Disediakan pula kotak untuk memasukkan amplop tanda kasih untuk keluarga Pdt. Andreas Loanka di sebelah kiri, dan kotak persembahan untuk GKI Gading Serpong di sebelah kanan meja. Kepada hadirin diberikan buku Sinergisitas dalam Pelayanan, karya Pdt. Andreas Loanka, sebagai buah tangan.
Acara dibuka dengan persembahan pujian adik-adik dari PSA. Sanctus GKI Gading Serpong yang membawakan lagu “My Tribute”. Ibadah diiringi oleh Frankie Legawa dan Malily sebagai pemusik, dan paduan suara gabungan sebagai kantoria. Lagu KJ 3, “Kami Puji dengan Riang” bergema, mengiringi prosesi masuk para pendeta, baik yang berasal dari GKI Gading Serpong maupun yang diundang, serta para penatua.
Setelah votum dan salam, PS. Proskuneo dalam formasi yang sangat lengkap, membawakan pujian “Persaudaraan yang Rukun”. Untuk acara istimewa ini, sebagian anggotanya yang sudah tidak aktif, khusus menyediakan hadir untuk melayani. Demikianlah mereka melayani bersama-sama, baik yang masih muda maupun yang sudah sepuh, sesuai dengan semangat lagu yang mereka naikkan.
Firman Tuhan dilayankan oleh Pdt. Suhud Setyo Wardono, Sekretaris Umum Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GKI, diambil dari 1Kor. 3:6-9,
“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. Karena itu, yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang menumbuhkan. Baik yang menanam maupun yang menyiram sama pentingnya, dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Sebab, kami adalah kawan sekerja untuk Allah. Kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.”
Sebelum memulai khotbahnya, Pdt. Suhud memperlihatkan sebuah slide yang satu sisinya menunjukkan atlet Michael Phelps, yang berhasil mengumpulkan 28 medali olimpiade. Prestasi gemilangnya mengangkat namanya sendiri maupun negaranya. Sebagai seorang pendeta, jika pelayananannya hebat, siapakah yang dimuliakan?
Sisi lain dari slide tersebut menunjukkan gambar Danau Toba. Semasa muda, Pdt. Andreas Loanka adalah seorang perenang andal. Walaupun belum menjadi atlet profesional, ia pernah mengikuti lomba menyeberangi Danau Toba, dari Pulau Samosir hingga Parapat. Memang, ia tidak memenangi lomba tersebut, bahkan gagal mencapai garis finish, tetapi sesungguhnya saat itu ia sudah hampir menjadi juara, jika tidak ada ombak besar yang menghalanginya. Namun, itulah jalan yang Tuhan gunakan untuk membelokkan arah hidupnya, hingga dapat menerima Tuhan Yesus dan dipanggil menjadi hamba Tuhan.
Tema yang diambil untuk ibadah emeritasi ini adalah “Sinergisitas dalam Pelayanan”, yang tercermin dalam lagu-lagu yang dinaikkan sepanjang ibadah. Dalam khotbahnya, Pdt. Suhud mengingatkan tiga hal. Pertama, Tuhanlah sumber dan tujuan pelayanan kita. Jika pelayanan yang dikerjakan sukses, bukan diri pendetanya yang dimuliakan, melainkan Tuhan dan gereja-Nya. Kedua, kita patut berbahagia menjadi kawan sekerja Allah. Profesi pendeta tidak mengenal jam kantor. Setiap hari, selama 24 jam, ia harus siap dihubungi oleh jemaat, mendampingi mereka dalam situasi yang tidak mengenakkan. Dalam segala keterbatasannya, para pendeta berusaha memberikan yang terbaik, bukan demi upah, melainkan sebagai ungkapan syukur, karena Allah telah terlebih dahulu memberi. Sesungguhnya, Tuhan sudah menyediakan upahnya (Mat. 10:42). Sekecil apa pun pelayanan itu, Tuhan memperhitungkannya. Ketiga, kita perlu menghidupi semangat persaudaraan dalam pelayanan. Kita adalah keluarga, saudara dalam iman. Jika ini benar-benar dihidupi, gereja akan menjadi hidup, disukai semua orang. Iblis tidak menyukai hal ini, dan berusaha memecah gereja Tuhan. Sering kali perpecahan terjadi karena hal-hal kecil. Marilah kita melepaskan ego, dan belajar rendah hati. Daripada memelihara sakit hati, Tuhan Yesus mengajar kita untuk mengampuni. Dalam keluarga, walaupun ada pertengkaran, pada akhirnya selalu ada perdamaian. Apa yang sudah dikerjakan Pdt. Andreas Loanka akan terus dilanjutkan. GKI Gading Serpong memiliki potensi yang besar, kiranya dapat menjadi berkat bagi gereja-gereja lain dan masyarakat sekitarnya.
Paduan Suara Yayasan Komunikasi Bersama (YKB) kemudian mempersembahkan pujian berjudul “Jadilah Sahabat”, mengajak kita semua untuk menjadi tangan Allah yang merangkul semua orang, tanpa membedakan. Di antara sekian banyak pengalaman pelayanannya, Pdt. Andreas Loanka pernah melayani sebagai pengurus YKB, dan dari situlah ia belajar melayani dalam bidang tulis-menulis.
Paduan Suara Nafiri GKI Gading Serpong menaikkan pujian “Bercahayalah”, seolah hendak menyampaikan harapan agar Pdt. Andreas dapat terus bercahaya, membawa terang Allah. Pdt. Suhud kemudian membacakan pengantar pelayanan emeritasi. Setelah emeritasi, Pdt. Andreas akan dibebaskan dari semua jabatan dan fungsi struktural pelayanan GKI, mulai dari majelis jemaat, majelis klasis, majelis sinode wilayah, dan majelis sinode, tetapi tidak berarti ia berhenti melayani sebagai pendeta. Bahkan, sebagai pendeta emeritus, ia akan diberdayakan dalam pelayanan GKI, sesuai dengan kondisi, kemampuannya, serta kebutuhan yang ada di jemaat, klasis, sinode wilayah, dan sinode.
Pdt. Andreas Loanka diundang bangkit berdiri, untuk menerima pernyataan emeritasi yang dilayankan Pdt. Suhud. Kemudian, Pdt. Edwin Nugraha Tjandraputra, mewakili BPMS GKI, menyerahkan piagam emeritasi kepada Pdt. Em. Andreas Loanka serta perwakilan dari Majelis Jemaat GKI Gading Serpong, BPMS GKI, BPMK GKI Klasis Banten, dan BPMSW GKI SW Jabar. Kemudian, PS. Ekklesia GKI Gading Serpong menaikkan pujian “Grace Alone”, diiringi oleh Ensemble Genesis GKI Gading Serpong.
Setelah ibadah berakhir, Finy Patricia naik ke atas panggung untuk memandu acara selanjutnya. Di layar ditayangkan video tentang perjalanan hidup Pdt. Em. Andreas Loanka secara lengkap, antara lain tentang latar belakang keluarganya yang non-Kristen serta hobinya melakukan olahraga air. Saat SMP, ia baru ke gereja, yaitu ke Gereja Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar. Di sana, ia berkesempatan melayani di paduan suara, menjadi guru sekolah Minggu, ketua komisi remaja, dan ketua komisi pemuda. Di sana pula ia bertemu dengan Philia Mustika, yang dinikahinya pada tahun 1992. Kepada mereka, Tuhan mengaruniakan tiga anak, yaitu Samuel Loanka, Citra Christy Loanka, dan Alpheus Theophilus Loanka. Dalam pelayanannya, Andreas diperlengkapi di SAAT Malang (S1), STTRII (S2), dan STT Jakarta (S3). Ia sempat melayani di GKJ Kartini, di Pos PI Muara Karang dan Komisi Pemuda Kartini, serta menjadi penerjemah khotbah dari Bahasa Mandarin dan Bahasa Hakka ke Bahasa Indonesia. Andreas telah melayani sebagai pendeta selama 25 tahun, setelah ditahbiskan di GKI Pinangsia pada tahun 2000. Pada tahun 2002, ia diteguhkan untuk melayani di Gading Serpong, di Bajem GKI Perniagaan, dan diteguhkan ulang pada 26 Januari 2004, ketika Bajem Gading Serpong GKI Perniagaan dilembagakan menjadi GKI Gading Serpong.
Pdt. Em. Andreas Loanka bersyukur, menjelang ulang tahun ke-20 GKI Gading Serpong, Tuhan menghadiahkan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung), untuk membangun gedung gereja GKI Gading Serpong, yang sudah begitu lama didoakan, diusahakan, dan dinantikan. Ia juga mensyukuri, Tuhan telah mengaruniakan pendeta-pendeta baru yang akan melayani bersamanya dan Pdt. Santoni Ong di GKI Gading Serpong, yaitu Pdt. Erma Primastuti Kristiyono, Pdt. Devina Erlin Minerva, Pdt. Danny Purnama, dan Pdt. Pramudya Hidayat.
Disusul kemudian dengan video kesan dan pesan dari rekan-rekan pendeta dan pengerja GKI Gading Serpong, dengan memberikan kepanjangan huruf-huruf yang menyusun nama ANDREAS, yaitu:
Pdt. Santoni Ong : Anak Siantar, suka berenang, dan suka belajar.
Pdt. Danny Purnama : Nama pertamanya Lo Siaw Tjun.
Pdt. Pramudya Hidayat : Dermawan berbagi ilmu dan dermawan mentraktir saya.
Pdt. Erma Kristiyono : Ramah dan rajin orangnya.
Pdt. Devina Minerva : Energik orangnya.
Reni Yuliastuti : Anugerah Tuhan kiranya terus berlimpah.
Ratna Kartika : Semangat ya, pak!
Video kemudian ditutup dengan pesan dari Philip Saerang, kader pendeta GKI yang sedang magang di GKI Gading Serpong, “Selamat memasuki masa emeritasi, Pdt. Andreas Loanka. Terus berkarya bagi kemuliaan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.” Tibalah waktunya mendengarkan kata sambutan. Finy Patricia membukanya dengan pantun, “Air jernih mengalir di sungai, menyentuh hati yang penuh riang. Bersyukur hati yang penuh damai, mengenang pendeta yang telah berjuang,” disambut tawa hadirin.
Kesempatan pertama diberikan kepada perwakilan BPMS GKI. Dalam sambutannya, Pdt. Edwin Nugraha Tjandraputra mengingatkan, keberhasilan pelayanan adalah hasil kerja sama semua pelayan, baik pendeta, penatua, aktivis, bahkan seluruh anggota jemaat. Pdt. Em. Andreas telah memberi keteladanan dalam membangun kebersamaan, demi satu tujuan, yaitu untuk memuliakan Tuhan dan melayani sesama. Mewakili BPMS GKI, ia mengucapkan, “Selamat memasuki masa emeritasi, bagi Pdt. Em. Andreas Loanka bersama keluarga. Tuhan Yesus senantiasa memberkati perjalanan hidup berikutnya, dengan sukacita, dengan damai, dan juga dengan kesehatan yang Tuhan terus nyatakan.” Ia juga berpesan agar sinergisitas di GKI Gading Serpong dapat terus dipertahankan, agar dapat menjadi gereja yang hidup, kuat, dan berbuah demi kemuliaan Tuhan. Ia pun mengakhiri sambutannya dengan pantun, “Buah mangga manis rasanya, segar dinikmati di sore cerah. Terima kasih Pdt. Andreas tercinta, teladanmu abadi menjadi berkat yang indah. Burung camar terbang di awan, hingga sejenak di atas dahan. Mari kita jaga sinergi pelayanan, demi kemuliaan Tuhan dan teguhnya iman!”
Sambutan kedua disampaikan oleh Alfian Djoko Setyono, ketua umum Majelis Jemaat GKI Gading Serpong. Belum sepatah kata pun diucapkan, sudah ada jemaat yang menimpali, “Cakep!” disambut tawa segenap hadirin, karena sudah mengenal kebiasaannya menyampaikan pantun dalam kata sambutan. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa pelayanan di dalam gereja adalah karya bersama. Kita adalah tubuh Kristus yang masing-masing memiliki peran, tetapi saling melengkapi. Pdt. Andreas sudah meneladankan bagaimana mewujudkan sinergisitas dalam pelayanan. Pelayanan yang harmonis adalah kunci pertumbuhan gereja di GKI Gading Serpong, terlihat dalam kerja sama di antara kelima pendeta, dua pengerja, para aktivis di berbagai badan pelayanan, bahkan seluruh jemaat dan simpatisan. Di akhir sambutan, seperti biasa, ia pun menyisipkan pantun, “Sore hari duduk di teras, minum kopi campur alpukat. Terima kasih Pdt. Andreas, teruslah menjadi berkat!”
Pdt. Em. Andreas Loanka dan istrinya, Philia Mustika diundang maju ke depan, untuk menerima tanda kasih dari majelis dan jemaat GKI Gading Serpong, berupa lukisan karikatur Pdt. Em. Andreas Loanka di samping mimbar dan di depan gedung gereja yang sedang dibangun, serta sebuah buket bunga cantik berwarna merah dan putih.
Sambutan berikutnya dari Divisi Pendeta Emeritus GKI Sinwil Jawa Barat, yang dibawakan oleh Pdt. Ujang Tanusaputra. Jumlah pendeta emeritus GKI Sinwil Jawa Barat saat ini sudah berjumlah 77 orang, atau 107 orang, jika dihitung bersama keluarganya. Walaupun mendapat tambahan anggota baru hari ini, jumlah pendeta emeritus tidak berubah, karena pagi ini ada berita duka, Pdt. Em. Heryadi Atmasuyana dari GKI Sudirman Bandung dipanggil Tuhan. Setiap kali terjadi peristiwa emeritasi dalam jemaat, ada sukacita bagi yang bersangkutan, karena dibebaskan dari tugas-tugas struktural. Pendeta yang lebih muda maupun para calon pendeta pun bersiap menggantikan perannya. Semuanya dalam rangka sinergisitas, supaya terjadi regenerasi. Tak mau kalah dari yang lain, Pdt. Ujang pun mengakhiri sambutannya dengan sebuah pantun, “Kucing kurus giginya ompong, terkena hujan deras, basah semua. Pendeta emeritus GKI Gading Serpong, Boksu Andreas, itu namanya. Kucing kurus berkaki empat, berlari cepat mencari sarangnya. Meskipun emeritus, tetap semangat, menjadi berkat selamanya!”
Terakhir, Pdt. Em. Andreas Loanka dipersilakan menyampaikan kesan-pesannya. Setelah mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan semua orang yang telah turut ambil bagian dalam penyelenggaraan acara hari ini, para tamu undangan, dan seluruh jemaat yang hadir, ia menyampaikan, bahwa ia bisa melayani karena peran banyak orang, karena anugerah Tuhan. Dalam seluruh pengalaman pelayanannya, ia pun dibentuk dan diperlengkapi di dalamnya, agar dapat menjadi hamba yang dapat dipakai Tuhan. Setelah memasuki masa emeritus, ia rindu untuk fokus melayani di gereja-gereja kecil, atau gereja-gereja yang mengalami kemandekan pertumbuhan, supaya dapat bersama-sama membantu membangkitkan kembali pertumbuhannya. GKI Gading Serpong adalah gereja yang luar biasa. Ia merindukan pemuda-pemudi GKI, khususnya GKI Gading Serpong terbangunkan semangatnya, dan dapat berkembang secara kualitas maupun kuantitas. “Kita harus dapat memahami kondisi para pemuda saat ini, dan melayani para pemuda seturut dengan keberadaan mereka, bukan sesuai kemauan kita,” demikian ujarnya. Di luar dugaan, Pdt. Em. Andreas Loanka juga menutup kesan-pesannya dengan sebuah pantun, “Surya pagi ada hangatnya, suasana senja ada indahnya, semua karunia Allah Pencipta. Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya, soli Deo Gloria! Acara pun ditutup dengan foto bersama dan pembagian konsumsi yang telah dipersiapkan.