Ibadah Malam Natal GKI Gading Serpong berlangsung pada tanggal 24 Desember 2022, bertempat di aula lantai enam SMAK Penabur Gading Serpong, yang dilangsungkan dalam tiga kali kebaktian: pk. 15.00, 17.30, dan 20.00 WIB. Keseluruhan acara dilayani oleh Komisi Teens dan Youth, mengambil tema “Sukacita dalam Kesederhanaan”, diisi dengan serangkaian pujian, tarian, drama dan renungan Natal oleh Pdt. Andreas Loanka, yang diambil dari Lukas 2:1-7 dan Filipi 2:5-7.
Natal senantiasa identik dengan kemewahan, pesta meriah, dan liburan yang terlihat memesona dan memuaskan untuk sesaat. Kita sering kali melupakan fokus dan makna Natal yang sesungguhnya, yaitu tentang kedatangan Kristus, sehingga seringkali Natal meninggalkan kekecewaan bagi banyak orang. Kita kemudian diajak merenungkan tentang kedatangan Kristus untuk pertama kalinya, Kristus yang adalah Raja yang Mulia, memilih untuk lahir dalam kesederhanaan. Kristus lahir di sebuah kota kecil Bethlehem, sebagai bayi kecil yang tak berdaya, dalam sebuah kandang hewan yang hina, dibaringkan dalam palungan makanan ternak, hanya berbalutkan kain lampin yang sederhana. Ketiga benda yang dipakai dalam kelahiran Kristus, yaitu kandang, palungan, lampin adalah lambang kesederhanaan.
Allah sendiri memiliki alasan mengapa Kristus yang mulia lahir dalam kesederhanaan. Pertama, kelahiran Kristus merupakan alienasi (penolakan manusia), saat itu tidak ada tempat bagi kedua orang tua Yesus untuk menginap, padahal Maria sudah akan melahirkan. Mereka hanya berhasil mendapatkan sebuah kandang. Hal ini melambangkan penolakan manusia terhadap Allah. Kedua, Kristus melakukan asosiasi (merendahkan diri agar menjadi sama dengan manusia). Hal ini dilakukan Kristus agar Dia dapat merasakan segala keterbatasan dan kelemahan manusia, menunjukkan solidaritas Allah, bahwa Ia peduli dengan segala kesulitan dan kesusahan manusia. Ketiga, kelahiran Kristus merupakan sebuah misi, bahwa Ia datang sebagai juruselamat manusia. Ia yang walaupun ditolak, tetap mau turun, merasakan apa yang dirasakan manusia. Bahkan Dia mau menanggung dosa-dosa manusia dan memberikan kita kuasa untuk menjadi anak-anak-Nya, apabila kita mau menerima-Nya.
Kedatangan Kristus lewat peristiwa Natal yang sederhana membuat kita merenungkan, bagaimana seharusnya sikap kita dalam menyambut kedatangan-Nya. Kita diajak untuk mewartakan dengan sukacita, seperti para malaikat saat mewartakan kabar gembira ini (Lukas 2:10-12), menyambut dengan gembira seperti bala tentara surga melantunkan puji-pujian (Lukas 2:13-14), memuliakan Dia seperti para gembala saat mendengar kabar baik ini (Lukas 2:20), serta menyembah dan mempersembahkan persembahan yang terbaik bagi-Nya, seperti orang-orang majus (Matius 2:10-11).
Lewat tema Natal kali ini, kita diajak untuk terus hidup dalam kesederhanaan, terus berbagi walau dalam segala keterbatasan, karena kita tahu Tuhanlah yang akan memampukan kita untuk terus bersukacita, walaupun dalam kesederhanaan.
Renungan Natal ditutup dengan penyalaan lilin Natal bersama seluruh jemaat yang hadir, sambil menyanyikan lagu “O Holy Night”. Rangkaian doa Natal dan persembahan menutup acara Ibadah Malam Natal. Sambil menyanyikan lagu “Gloria in Excelsis Deo”, jemaat meninggalkan ruang ibadah.