Penulis: Arum. Editor: Tjhia Yen Nie
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian juga segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang akan yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni sebagaimana Allah di dalam Kristus Yesus telah mengampuni kamu. (Efesus 4:31-32)
Sebagai sesama manusia, hendaklah kita saling mengasihi, menanamkan hukum kasih, dan membuang perasaan yang dapat merugikan diri sendiri juga orang lain, seperti kemarahan, fitnah, juga pertengkaran. Hendaknya kita ramah seorang terhadap yang lain, karena landasan kasih adalah dasar dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kita bersyukur karena Allah yang kita sembah telah memberikan teladan yang nyata, melalui kedatangan Yesus Kristus ke dunia. Dia telah mati di kayu salib demi menebus dosa manusia. Apa yang Dia lakukan, menunjukkan betapa besar kasih-Nya pada manusia tanpa menuntut balas.
Kalau yang empunya dunia dan sorga saja mau mengampuni segala dosa dan kesalahan kita, kita pun hendaknya belajar untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita. Kita belajar mengikuti teladan-Nya, meminta pertolongan Roh Kudus supaya dimampukan untuk mengampuni, karena kita tidak akan bisa mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri.
Ketika kita dapat melepaskan sakit hati, kemarahan, segala macam kepahitan terhadap orang lain, maka damai sejahtera akan kita terima dalam menjalankan hidup ini.
Bagaimana mungkin kita dapat berdoa kepada Tuhan, jika kita sendiri menyimpan dendam, kesalahan orang lain pada kita? Bagaimana mungkin kita minta pengampunan pada Tuhan atas dosa dan kesalahan kita, ketika kita sendiri tidak mengampuni orang yang bersalah pada diri kita?
Berbahagialah jika kita dapat mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita. Dan rugilah kita jika tidak dapat memberi pengampunan, menyimpan dendam pada hati kita.