Siapa yang tidak kenal Suryadi? Ia adalah aktivis GKI Gading Serpong yang pernah menjadi penatua dalam kurun waktu 2016-2021, dan hingga kini masih aktif melayani dalam Komisi Dewasa dan panitia Marriage Enrichment. Dalam wawancara ini, Suryadi membagikan kisah-kisah dalam karier dan pelayanannya kepada kita. Kiranya menjadi berkat dan pemacu semangat, agar kita terus aktif melayani sepertinya.

Suryadiputra Liawatimena lahir di Cirebon pada tanggal 16 Oktober 1968. Ia kerap disapa Suryadi atau Didi oleh teman-teman semasa kecilnya. Setelah menamatkan pendidikan menengah di STM Negeri I Cirebon pada tahun 1984, ia melanjutkan pendidikan sarjana ke STMIK Bina Nusantara jurusan Teknik Komputer pada tahun 1987-1991. Difasilitasi oleh BiNus, Suryadi melanjutkan pendidikan pasca sarjana di jurusan Applied Science, Edith Cowan University, Perth pada tahun 1992-1996, dan memperoleh gelar doktor di jurusan Science of Education, Curtin University, Perth pada tahun 1997- 2005. Untuk memenuhi syarat diajukan sebagai guru besar, di mana pendidikan terakhir harus sebidang dengan pekerjaannya, maka Suryadi mengambil gelar doktor kedua di jurusan Computer Science, Universitas Bina Nusantara pada tahun 2017- 2022.

Pada tahun 1989, Suryadi menikah dengan Sianiwaty Suwandi. Mereka dianugerahi tiga orang anak, yaitu Michael Liawatimena, Nathasia Liawatimena, dan Laurencia Liawatimena, yang semuanya lahir di Cirebon, serta dua orang cucu, yaitu Layton Olivier Liawatimena dan Lyndon Owen Liawatimena.

Perjalanan Karier

Suryadi mulai bekerja sebagai asisten laboratorium UPT Perangkat Keras di STMIK Bina Nusantara sejak September 1987. Tawaran menjadi dosen jurusan Teknik Komputer datang pada tahun 1990. Suryadi mengajar antara lain: bahasa pemrograman (Assembly, C, Pascal, Python), Organisasi dan Arsitektur Komputer, Interfacing, Aplikasi Mikroprosesor, Artificial Intelligence, Computer Network and Information Security dan Internet of Things.

Sempat mengajar di BiNus Jakarta, mulai dari kampus Syahdan, Anggrek, Kijang, Senayan, sekarang Suryadi menjabat sebagai Lecturer Specialist S3 di program Automotive and Robotics Engineering, di BiNus ASO School of Engineering (BASE), Alam Sutera sejak September 2022 hingga sekarang. Selama berkarier di BiNus, ia pernah menjabat sebagai sekretaris jurusan Sistem Komputer, kepala laboratorium UPT Perangkat Keras, kepala perpustakaan, Lecturer Resource Center Manager yang khusus mempersiapkan para dosen untuk mengajar di BiNusMaya Learning Management System, dan research manager.

Penghargaan yang pernah diraihnya antara lain adalah The Long Service Year Award, atas pengabdian selama 28,8 tahun pada 23 Oktober 2016. Pada 21 November 2023, Suryadi turut serta dalam acara Appreciation Night for Pensioners, karena telah mengabdi di BiNus selama 36 tahun.

Saat ini, Suryadi sedang menunggu antrian dalam proses penilaian, atas pengusulan kenaikan jabatan akademik sebagai guru besar atau profesor dalam bidang kecerdasan buatan. Ini adalah gelar tertinggi bidang akademik, yang merupakan dambaan setiap pengajar, apalagi mengingat rentang panjang pengalaman mengajarnya di BiNus selama 34 tahun. Saat ini jabatannya sebagai lektor kepala sudah bisa mendapatkan sebutan sebagai Associate Professor. Namun, Suryadi masih harus mencapai penilaian cum senilai 850 poin dari tim penilai, demi mendapatkan pengukuhan sebagai guru besar secara resmi, menurut aturan DIKTI.

Mengutip dari https://binus. ac.id/2022/03/guru-besar-apasih-itu-yuk-cari-tahu, guru besar pada hakikatnya adalah seorang pendidik sekaligus peneliti, yang hasil penelitiannya ditunggu oleh masyarakat luas, sebagai bagian dari wujud pengabdian dalam bidang akademis. Beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah memiliki kualifikasi akademik doktor (S3), memiliki pengalaman mengajar minimum sepuluh tahun, hingga membuat buku atau jurnal ilmiah penelitian, dengan kualitas yang berbobot dan terpublikasi secara internasional. Sejak didaftarkan oleh kampusnya pada 7 Desember 2023 ke PDDIKTI, Suryadi telah melalui proses verifikasi administrasi pada 5 Januari 2024 lalu, dan kini tengah menanti proses penilaian pada tanggal 6-13 Maret 2024, untuk mendapatkan gelar tersebut. 

Mengabdi di Tanah Papua

Ketika mengalami kejenuhan dalam kesibukan dan rutinitasnya di BiNus, Suryadi sempat berdoa agar Tuhan menunjukkan perubahan dan jalan lain dalam berkarya. Jawaban Tuhan datang lewat ajakan seorang tetangganya yang berasal dari Papua, yang mengajaknya untuk ikut membantu Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) dalam bidang teknologi informasi. Secara ajaib, keputusan untuk melayani di Papua ini juga dikuatkan lewat khotbah Pdt. Andreas Loanka, yang didengarnya saat ibadah Minggu. Untuk pekerjaan ini, Suryadi secara khusus dimintakan izin cuti (unpaid leave) selama tiga tahun dari aktivitasnya di BiNus oleh Kepala UP4B, Letjen. TNI (purn.) Bambang Darmono, untuk membantu pekerjaan beliau dalam melaporkan kegiatan UP4B kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, yang saat itu dijabat oleh Bapak Boediono.

Mengutip keterangan dari https:// www.papua.go.id/view-detailberita-2669/undefined dan https://id.wikipedia.org/wiki/ Unit_Percepatan_Pembangunan_ Provinsi_Papua_dan_Papua_Barat, UP4B ini bertugas membantu presiden dalam koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, fasilitasi, serta pengendalian pelaksanaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, serta bertujuan mengawal pelaksanaan pembangunan Papua dan Papua Barat. Di sisi lain, memastikan program yang sudah ditetapkan tersebut dapat dilaksanakan, sehingga upaya percepatan dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

Proyek ini telah membawa Suryadi menjejakkan kaki dan tinggal di tanah Papua selama hampir tiga tahun, sejak Februari 2012 hingga 31 Desember 2014. Berada di bawah pengawasan Kepala UP4B, Letjen. TNI (purn.) Bambang Darmono, dan Wakil Kepala Eduard Fonataba. Berkantor di daerah Angkasa, Jayapura, sebuah daerah pegunungan yang sangat indah. Terkenang jelas setiap akan turun ke pusat kota Jayapura, tampak pemandangan sekumpulan awan yang terlihat lebih rendah dari dalam mobil, bagaikan negeri di atas awan.

Selama berada di Papua, Suryadi diminta membantu dalam pemetaan wilayah, mengoordinasi pembangunan daerah Papua dan Papua Barat, mulai dari pembangunan jalan utama hingga jalan tembus untuk memudahkan transportasi, pembangunan pelabuhan, lapangan terbang, dan depo logistik yang memudahkan distribusi bahan pangan dan bahan bakar, hingga bidang kesehatan dan pendidikan. Suryadi dan tim juga ikut serta mengawasi pembangunan yang sudah dijalankan dinas dan pemerintah daerah, untuk kemudian dilaporkan kepada pemerintah pusat melalui wakil presiden, mengadakan program afirmasi pendidikan berupa beasiswa ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi) dan ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) kepada para pelajar asal Papua, agar dapat melanjutkan hingga sekolah menengah dan universitas. Ia juga ikut membantu program pembangunan ruas jalan Lingkar Yapen sepanjang 236 km, dan pembangunan Monumen Sejarah Mansinam.

Proyek ini membawa banyak pengalaman baru: keluar masuk pedalaman untuk berjumpa dengan suku-suku asli dan budaya Papua, melihat langsung kondisi mereka dan perlunya peningkatan pembangunan tanah Papua, hingga mengunjungi istana negara, bertemu langsung dan melakukan presentasi di hadapan pembesar-pembesar negeri ini. Sebuah pengalaman yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Pengalaman ini adalah jawaban atas panggilan dan kerinduan melayani, yang selalu ada dalam setiap hati orang percaya.

Pelayanan di Gereja

Awal bergabung dengan GKI Gading Serpong, Suryadi hanya sebagai simpatisan. Saat itu, ia masih berstatus jemaat GKI Wahid Hasyim. Menjadi anggota sejak 26 Januari 2004, rutinitas hanya datang beribadah setiap hari Minggu, menjemput anak pulang dari sekolah Minggu, lalu pulang. Debut pelayanan pertama adalah sebagai penyambut tamu, setelah diajak Bapak (alm.) Joelianto, ketika sedang menunggui anak-anak pulang dari sekolah Minggu.

Saat menunggui sang istri rapat dengan Komisi Pekabaran Injil (KPI), Suryadi diajak masuk, walaupun bukan sebagai pengurus. Kiprah awalnya adalah membantu transfer dana pendidikan dan dukungan ke beberapa badan misi. Setelah itu, ia diikutsertakan sebagai peserta acara konferensi misionaris di daerah Ancol. Suryadi tergugah oleh banyaknya kesaksian para misionaris yang walaupun sudah lanjut usia, mengalami kesulitan dan penderitaan, namun tetap teguh dan setia melayani. Mereka tetap teguh dalam doa dan kedekatan dengan Tuhan, hingga sering kali mengalami mukjizat.

Suryadi sempat menjabat sebagai ketua KPI sekitar tahun 2005 bersama Kusnadi Lim sebagai wakil ketua. Dalam kurun waktu ini, ia sempat beberapa kali mengikuti perjalanan misi mengunjungi wilayah Riau. Dalam salah satu perjalanan misi tersebut, ia mengalami patah kaki karena kecelakaan. Saat menaiki perahu yang berisi 40 orang penumpang, Suryadi merasa bosan, sehingga memutuskan melihat laut, dan berdiri dekat nakhoda. Ia sempat mendengar bisikan untuk kembali duduk dari belakang telinga kiri, namun tidak digubrisnya, karena masih ingin melihat kompas. Tanpa terduga, tiba-tiba perahu terguncang naik turun dihantam gelombang. Tubuhnya ikut terpelanting ke atas dan bawah. Bertepatan ketika tubuhnya meluncur turun, kapal terguncang naik, mengakibatkan Suryadi jatuh seketika dalam posisi jongkok. Kapal pun diarahkan ke Tanjung Batu. Di sana kakinya langsung diperiksa dan dirontgen. Dokter yang membaca hasil rontgen mengatakan kondisi kaki tidak apaapa dan tidak ada retak. Selama tiga hari, Suryadi dirawat di sebuah kamar wisma karyawan Grup Sambu, dengan kondisi kaki dibebat dan hanya minum obat penghilang rasa sakit.

Setelah kembali ke Tangerang, dilakukan pemeriksaan ulang di RS Siloam Karawaci. Hasil rontgen memperlihatkan mata kaki kiri terbelah, dengan dua patahan pada tulang kecil kaki belakang, dan tiga patahan di dekat jarijari kaki. Dokter yang membantu pemeriksaan, dr. John Butar-Butar bersyukur, patahan tidak menusuk daging dan tidak ada pembusukan akibat luka-luka yang terjadi. Operasi pasang dan cabut pen pun dilakukan. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk sembuh total. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk kembali melayani di wilayah Riau.

Bulan Agustus 2008, Suryadi mendapatkan pengalaman baru ketika diajak ikut serta sebagai peserta acara Marriage Enrichment (ME), yang diselenggarakan oleh GII Hok Im Tong, Bandung. Sejak itu, ia terpanggil untuk melayani sebagai panitia ME di GKI Gading Serpong, hingga pada bulan Januari 2024 lalu, ia mendapat giliran sebagai koordinator acara ME yang ke-18.

Suryadi juga ambil bagian dalam pelayanan misi di wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, bahkan menjadi salah satu penggagas ide mendirikan bimbingan belajar untuk membantu pendidikan anak-anak di sana. Atas izin dari (alm.) Bapak Oman Sugandi sebagai pemilik tanah, sebagian warung yang telah ada diubah menjadi tempat bimbingan belajar, dengan bantuan peralatan seperti papan tulis, meja, dan kursi hasil sumbangan dari BPK Penabur Gading Serpong. Beberapa guru Bahasa Inggris dan matematika pun ikut dilibatkan sebagai tenaga pengajar. Pada tanggal 21 Juni 2009, Bimbingan Belajar Cilaku Bersinar, Tenjo, Kabupaten Bogor, memulai debutnya. Pelayanan ke Tenjo melibatkan jemaat GKI Gading Serpong hingga sekarang.

Pada tanggal 7 April 2019, Suryadi ikut membantu program GEMA (GEmar Membaca Alkitab) GKI Gading Serpong yang dicanangkan gereja, yaitu program membaca Alkitab, dengan membaca satu pasal setiap hari, dimulai dari Matius pasal 1. Pada tanggal 5 September 2022, program GEMA melanjutkan gelombang kedua, dengan membaca dua pasal setiap hari. Hingga kini, ia tetap aktif dalam di bagian media program GEMA, mengirimkan notifikasi/pengingat bacaan Alkitab harian melalui WhatsApp (13 group wilayah dan 1 group Sahabat Gema).

Kesempatan menjadi penatua di GKI Gading Serpong datang pada tahun 2016. Setelah berdiskusi dengan keluarga dan digumulkan, Suryadi bersedia menjadi penatua selama dua periode, semenjak April 2016 hingga Maret 2021. Awalnya, ia menjadi penatua pendamping Komisi Perpustakaan, Publikasi dan Dokumentasi (KPPD), di mana tim imagoDeus masih bergabung di sini. Tugas Publikasi adalah menerbitkan Majalah Sepercik Anugerah dan publikasi informasi melalui website https://www.gkigadingserpong. org. Mulai April 2024, Suryadi membantu sebagai wakil ketua Komisi Dewasa (KD) GKI Gading Serpong.

Suryadi mengakui, media berperan penting dalam mencatat pengetahuan dan pengalaman untuk diteruskan. Fungsi utama media adalah sebagai penyimpan informasi, sehingga pengetahuan yang berharga tersebut dapat disimpan dan diakses oleh orang-orang di masa depan. Dengan aksesibilitas yang luas, media memfasilitasi distribusi informasi dengan cepat dan efisien, menjaga agar pengetahuan tersebar luas.

Selain itu, media juga berperan dalam konservasi budaya, dengan merekam dan melestarikan warisan budaya dalam berbagai bentuk. Melalui media, informasi dapat direproduksi dan disebarkan kepada banyak orang. Media juga berfungsi sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran, memberikan akses kepada informasi, ide, dan pengalaman dari seluruh dunia, yang dapat memperkaya pemahaman dan perspektif. Dengan demikian, media merupakan sarana yang penting dalam memastikan kontinuitas dan perkembangan ilmu pengetahuan serta budaya, menjaga agar pengetahuan dan pengalaman dapat diteruskan dan diapresiasi.

Selama menjadi penatua, khususnya dalam bidang KPPD, ada beberapa kesulitan yang dihadapi, di antaranya: perpustakaan sempat tutup selama masa pandemi, terbatasnya ruang dan jam buka perpustakaan, sehingga jemaat kurang berminat untuk mampir, dan terburu-buru pulang, juga masih terjadi keterlambatan dalam pengembalian buku. Dalam bidang publikasi, kerap ditemui masalah dalam mencari desainer tata letak yang kompeten, penerbitan yang kerap kali terlambat, dan kesulitan para penulis dalam memenuhi tenggat waktu penulisan.

Harapan dan Pesan

Pembangunan gedung gereja yang baru membangkitkan harapan adanya ruang perpustakaan yang lebih baik dan nyaman, dengan koleksi buku digital, terutama buku elektronik untuk anak-anak, juga adanya staf perpustakaan yang dapat melayani secara pemanen. Jika hal ini telah terpenuhi, diharapkan dapat meningkatkan minat baca jemaat, sehingga dapat mengaktifkan kegiatan-kegiatan seperti bedah buku, seminar, ataupun menulis buku bersama. Selain itu, diharapkan terciptanya integrasi tempat ibadah antar komisi. Semua kegiatan dapat dilaksanakan di gedung yang sama, sehingga akan sangat memudahkan.

Di akhir wawancara, Suryadi menyisipkan pesan agar kita tidak pernah lupa membaca Alkitab setiap hari. Bagaimana mungkin kita mencintai Tuhan, jika kita tidak rajin membaca Alkitab?

Keterangan foto (dari kiri ke kanan):

Skema Proses Pengajuan Guru Besar yang dapat dilihat di https://dikti.kemdikbud.go.id/ layanan-sumber-daya/

Foto di depan gedung Kodam. XVII Cenderawasih, 9 Desember 2014 (usai acara pengakhiran tugas UP4B) 

Diantar (alm.) Pak Sugandi saat meninjau Saung Belajar Cilaku, 19 Oktober 2011 

Di depan Saung Belajar Cilaku