Menurut KBBI, raja berarti penguasa tertinggi suatu kerajaan, bangsa, atau negara. Jika diberi pertanyaan, siapakah raja kita, apa jawabnya? Secara teoritis, kita akan menjawab, raja kita adalah Tuhan. Tetapi dalam praktik, sering kali kita hidup seakan-akan tidak bertuhan. Kita hidup menurut pengertian sendiri, malah dunia menguasai hidup kita. Allah berfirman dalam 1Timotius 6:15, Tuhan Yesus adalah “Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan”. Seharusnya, Tuhanlah yang memerintah dan memegang kendali atas hidup kita.
Uangkah yang mengendalikan hidup kita? Firman Allah dalam 1Timotius 6:10 mengatakan, “Sebab, akar segala kejahatan ialah cinta uang dan karena memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai duka.” Atau sebaliknya, sudahkah kita mencintai Tuhan Yesus Kristus melebihi segala-galanya di dunia ini? Saat menaiki sebuah kapal, kita berserah diri, percaya penuh pada pimpinan nakhoda. Kita tenang mengikuti setiap arahan dan keputusan yang diambil oleh awak kapal. Dalam hidup, Tuhan Yesus membimbing, mengarahkan, dan menuntun setiap langkah hidup kita. Maukah kita mendengarkan suara-Nya? Mendengarkan setiap perintahnya?
Kita mau melakukannya karena sungguh-sungguh mencintai Tuhan Yesus Kristus, seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:15-17, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.”
Mengapa kita mengasihi Allah dan mau menjadikan-Nya raja? Karena Kristus Tuhan telah mengasihi kita terlebih dahulu. “Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi Tuhanlah Rajaku untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2Korintus 5:15).
Ketika merenungkan Zefanya 1:7, mari mengingat adanya hari Tuhan, hari ketika Tuhan datang untuk menghakimi semua manusia. Pada hari itu, setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing. Ada konsekuensi atas setiap perbuatan yang telah dilakukan manusia. Sebagai murid, saat akan menghadapi ujian, tentu kita mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, bukan? Begitu juga kita sebagai anak, murid, dan hamba Tuhan! Persiapan menghadapi datangnya hari Tuhan kita lakukan setiap hari, di sepanjang kehidupan, dengan cara senantiasa taat dan setia melakukan perintah Tuhan. Seperti lagu sekolah Minggu berikut,
Tuhan Yesus Aku Berjanji
Tuhan Yesus, aku berjanji jadi murid-Mu yang setia.
Rajin berdoa, baca Alkitab, s’lalu bersaksi bagi-Mu.
Akal iblis, aku menolak; firman Tuhan, aku menurut.
Mulai s’karang sampai s’lamanya, tetap setia, pantang mundur.