1. Pendahuluan
Banyak orang merasa takut memasuki masa lanjut usia, karena mereka sering mempunyai kesan negatif atas orang yang lanjut usia. Menurut mereka lansia itu adalah: tidak berguna, lemah, tidak punya semangat hidup, penyakitan, pelupa, pikun, tidak diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain, dan sebagainya.
2. Potensi yang Tuhan berikan kepada Lansia
I. Potensi ada pada kata “TUA”
Kata “TUA” mempunyai makna yang dalam. Kata Tua berarti sudah lama hidup, sudah masak untuk dipetik. Tua juga bisa berarti tinggi mutunya seperti emas, batu cincin. Dalam arti lebih luas, tua berarti berharga dan terpelihara.
II. Memiliki waktu yang lebih
Lansia memiliki hadiah dari Allah yang paling indah yaitu WAKTU. Allah memberikan waktu yang berlimpah kepada lansia. Dalam usia lanjut kita tidak perlu menyusun jadwal kegiatan yang ketat. Waktu adalah tawaran yang dapat kita isi sendiri dengan kegiatan kita dan yang menyenangkan, yang kita jalankan dengan santai, dsb.
III. Penghargaan yang tinggi terhadap lansia
Saat ini masih banyak masyarakat yang sangat menghargai dan menghormati orang tua. Nilai-nilai dalam adat istiadat menunjukan rasa hormat dan sayang. Budaya memberikan kedudukan terhormat kepada para lanjut usia, terlebih dalam masyarakat di pedesaan dan suku-suku tertentu.
3. Hambatan untuk menjadi teladan
I. Mitos yang salah tentang lansia
Tanpa sadar sering kali masyarakat memberi stigma (cap buruk) kepada lansia, misalnya lansia berbeda dengan orang pada umumnya, sukar memahami informasi baru alias ketinggalan zaman, tidak berdaya, sulit mengambil keputusan, atau lansia itu lemah, ringkih, sakitsakitan dan sebagainya.
II. Perubahan fisik, fisiologis dan mental serta hubungan sosial
• Kondisi tubuh lansia
Tinggi badan berkurang sedikit disebabkan tulang belakang memendek sehingga orang tua membungkuk, roman muka seolah-olah menjadi kurang lebar, tulang pipinya menjadi kurang terlihat karena agak menonjol ke muka. Rambut warnanya menjadi kelabu keputih-putihan. Kulit muka menjadi kering, berkerutkerut, lebih kering karena air yang keluar dari kulit lebih banyak daripada yang masuk. Kondisi kulit seperti ini menyebabkan sering terserang rasa gatal, kutil, himpunan pigmen dalam bentuk bintik-bintik. Gusi menipis, perlahan-lahan leher giginya tidak tertutup lagi akibat banyak gigi yang tanggal. Mata mengalami kelainan, misalnya lensa mata menjadi tidak lembut atau menjadi kaku sehingga daya lihat berkurang dan lensa mata menjadi keruh (katarak).
Tulang-tulang menjadi rapuh karena kekurangan zat kapur, sehingga sering mengalami patah tulang, kaki kurang dapat digerakkan, bila dipaksa akan terasa sakit. Alat pernapasan agak terasa kaku disebabkan tulang rawan iga menjadi keras dan kurang kenyal (telah menulang), sehingga menyebabkan bila bernapas menjadi sesak dan berbicara agak sulit. Kekuatan jantung makin berkurang, pembuluhpembuluh darah semakin kaku, kurang kenyal, sering terjadi naiknya tekanan darah, ini yang menyebabkan cepat lelah atau letih. Orang tua cepat menjadi lupa dan mudah tersinggung sebab pada sistem saraf terjadi pengurangan berat otak dan penebalan pada bagian yang menyimpan kesadaran dan emosi.
• Penyakit lansia
Penyakit yang menyerang tidak hanya satu tetapi rombongan atau bermacam-macam. Dari semua penyakit yang diderita ada yang tidak dapat disembuhkan tetapi hanya dapat dikendalikan, misalnya: kencing manis, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan jantung. Ada pula penyakit murung, rematik, kanker, sesak nafas, sakit dada, sakit pinggang, kejang betis, suhu badan tidak teratur (daya pengatur suhu tidak berfungsi dengan baik).
• Kondisi psikologis lansia
Perubahan dan kemunduran pada mental karena tugas perkembangan usia lanjut sangat tidak menyenangkan, jika gagal tidak akan bahagia. Adapun tugas perkembangan lansia adalah klimakterium, kelambanan, invaliditas (kekurangan), sakit kronis, (bisa cacat), demensia (kemunduran mental), kesepian, masa akhir hidup, menopause, rumah kosong perceraian (mati), pensiun, duda, menjanda.
• Hubungan sosial dan ekonomi lansia
Ada perasaan malas keluar rumah, karena takut menganggu orang lain, tinggal hanya dengan pasangan karena anak-anak telah berkeluarga. Hubungan dengan anak biasanya sekadar berkunjung. Lansia biasanya segan aktif dalam kegiatan masyarakat dan gereja karena tenaga yang berkurang. Dan secara ekonomi, lansia sudah tidak produktif dan biasanya telah memasuki masa pensiun. Serta kondisi kadangkala mulai meragukan Tuhan karena penyakit yang bermacam-macam membuat tubuh lemah sehingga tidak dapat berbuat apa-apa.
4. Hal-hal yang harus dilakukan lansia
I. Menerima masa tua
Sikap menerima kenyataan bahwa kita telah lanjut usia sangat penting. Menerima masa tua yang tak terelakkan, serta tidak menolaknya. Menerima masa tua dengan sikap terbuka dan sukacita, mengisinya secara aktif, mengunakan tenaga yang masih tersisa dan menyadari bahwa sebagai umat yang telah usia lanjut ditempatkan oleh Allah di dunia ini untuk memuliakan Allah. Lansia juga menyadari bahwa dia adalah ciptaan Tuhan yang telah mendapat anugerah dalam Yesus Kristus dan ditempatkan di dunia sebagai garam dan terang dunia. Menerima masa tua dengan sukacita.
Keterbatasan fisik adalah sesuatu yang tidak bisa kita cegah dan harus kita terima, mau tidak mau harus kita hadapi. Hanya ada dua pilihan, menghadapinya dengan penuh penerimaan atau menghadapinya dengan berkelahi. Syarat yang paling penting adalah penerimaan.
Kalau kita tidak bisa menerimanya, kita akan berkelahi terus dengan fakta-fakta itu, sehingga proses menua menjadi proses yang sangat menyusahkan dan akan menyusahkan orang di sekitarnya. Amsal 16:31, “Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.”
II. Tetap Belajar
Walau usia semakin tua, lansia diharapkan tetap belajar dan tidak perlu memutuskan bahwa mereka tidak dapat menimba ilmu pengetahuan yang baru. Belajar memperkaya rohani, hidup bergereja, keluarga dan bermasyarakat.
III. Bersyukur dengan hal kecil
Bersyukur dan berterimakasih itu amat manusiawi. Hal ini berlaku terutama bagi kita yang berjalan di penggal akhir bentangan hidup. Kita telah menerima dan menikmati begitu banyak perhatian, kebaikan, dan keramahan. Itu sebabnya kita perlu sadar bahwa hidup ini tak ada yang terjadi begitu saja. Rasa terima kasih menimbulkan rasa bahagia.
Semakin tua kita, semakin terdorong untuk bersyukur dan berterima kasih. Coba duduk sebentar, ambil waktu sejenak guna mengingat untuk apa dan bagi siapakah kita perlu berterima kasih secara istimewa. Kita dapat bersyukur atas hal-hal besar dan luar biasa. Tetapi hal-hal kecil dan sehari-hari juga dapat menjadi alasan berterima kasih.