[ Oleh: Easter Patricia ]
Sabtu Sunyi adalah sabtu yang mencekam bagi murid-murid Yesus karena mereka tidak melakukan apapun pada saat itu, boleh dikata para murid telah kehilangan harapan dengan matinya Sang Guru. Kebaktian Sabtu Sunyi GKI Gading Serpong yang diadakan pada tanggal 26 Maret 2016 di aula SMAK Penabur Gading Serpong, lantai 6, pukul 17.00, dibuka dengan lagu ‘Terlalu Besar’, medley ‘Besar dan Ajaiblah KaryaMu’ yang dinyanyikan bersama-sama dengan kantoria dari VG Narwastu.
Di dalam kotbahnya Pdt Yung Tik Yuk menyoroti kitab Ayub 14:7-14, diceritakan pergumulan Ayub di tengah-tengah pencobaan yang telah menimpanya, bahwa Ayub ingin sekali mati dalam penderitaannya. Di dalam ayat 14 dikatakan “Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku.” Menjawab pertanyaan Ayub tentang kematian, saat murid Yesus berdiam diri pada Sabtu Sunyi itulah Yesus sedang berperang dengan maut. Yesus mencari mereka yang telah mati. Mengapa? karena kematian adalah akhir dari harapan, dengan Kristus masuk ke dalam kematian maka Dia telah menyelamatkan orang-orang yang sudah berada di dalam maut itu dan maut telah ditelan dalam kemenangan.
Kita boleh kalah dalam pergumulan di sepanjang hidup kita tetapi pada masalah terakhir dalam hidup kita yaitu kematian, kita pasti menang menghadapinya karena Yesus telah mengalahkan maut, dalam kematian kita pasti menang. Kematian bukanlah akhir dari segalanya.
Kotbah Pdt. Yung Tik Yuk ditutup dengan satu nats alkitab, yaitu 1 Kor 15:58 yang berbunyi, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”