“Tak kenal maka tak sayang,” demikian peribahasa yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ini pulalah yang dipikirkan Komisi Perpustakaan dan Publikasi Gading Serpong, sehingga mengadakan pelatihan penulisan internal antar komisi. Mengapa kita harus menulis? Bagaimana kita melaporkan kegiatan komisi ke jemaat GKI Gading Serpong? Tujuan utama kita membuat liputan adalah untuk menjadi saksi Kristus, dengan meninggalkan catatan tentang betapa besar anugerah-Nya kepada kita, melalui kegiatan-kegiatan komisi yang dilakukan.
Di akhir pelatihan, para peserta diminta untuk membuat liputan acara ini, sebagai praktik latihannya. Berikut adalah karya liputan dari dua orang peserta. Semoga memberi semangat untuk kita semua, untuk mencatat dan meninggalkan sejarah kebesaran Sang Pencipta terhadap kita semua (red.)
1. Liputan oleh Topas Kristian Elnatan Kosasih (Komisi Dewasa GKI GS, sie Persekutuan Doa Jemaat)
Berangkat dari kerinduan Komisi Perpustakaan dan Publikasi GKI Gading Serpong (disingkat KPP GKI GS) agar setiap komisi dapat membuat membuat artikel liputan kegiatan, maka KPP GKI mengadakan Latihan Penulisan Liputan. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024, bertempat di ruang Lukas, Griya Anugerah GKI Gading Serpong, Jl. Kelapa Puan Raya Blok CA 12, No. 20-21, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kegiatan ini memang tidak sepopuler kegiatan lainnya. Oleh karena itu, jumlah yang hadir pun tidak banyak, hanya sepuluh orang. Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.30 WIB.
Materi pelatihan penulisan ini dibawakan oleh Tjhia Yen Nie, ketua Komisi Perpustakaan dan Publikasi, yang membawakan materi mengenai mengapa seseorang perlu menulis dan pentingnya meninggalkan catatan. Dilanjutkan dengan arti penulisan, ditinjau dari sisi Alkitabiah. Salah satunya adalah, menulis merupakan perintah Tuhan sendiri kepada umat-Nya. Dengan menulis, artinya umat Tuhan melaksanakan perintah Tuhan.
Lalu dipaparkan pula bagaimana karya tulis yang ditinggalkan tokoh-tokoh zaman dahulu bisa mempengaruhi kehidupan modern masa kini. Contohnya, pemikiran Cicero, seorang orator dan filsuf Romawi, yang salah satu buah pemikirannya memengaruhi gaya pemerintahan di Indonesia, yaitu paham Trias Politica. Uniknya, pemikiran Cicero ini dapat diketahui oleh masyarakat modern berkat catatan dari Marcus Tullius Tiro, mantan budaknya. Selanjutnya pada sesi ini, pembicara memberikan beberapa triik bagaimana kita berpikir kritis dalam membuat suatu tulisan liputan, yaitu dengan trik 5 W + 1 H. Yaitu, What (apa), When (kapan), Where (di mana), Why (mengapa), Who (siapa) dan How (bagaimana), yang bisa dijadikan dasar penggalian pemikiran untuk menulis.
Pada sesi kedua, Satrya Harefa mendapat giliran untuk memberikan pemaparannya. Pak Satrya adalah kontributor Majalah Sepercik Anugerah dan penulis website GKI Gading Serpong.
Dalam sesi ini, pembicara menggali lebih dalam 5 W + 1 H tersebut melalui P.O.V (point of view). Dijelaskan bagaimana model-model POV tersebut bisa memengaruhi suatu tulisan, dilanjutkan bagaimana kita bisa mengasah POV tersebut dalam membuat suatu tulisan.
Tidak lengkap bila hanya teori yang diajarkan. Setiap orang yang hadir pada latihan penulisan ini pun diajak langsung untuk mempraktikkan bagaimana menulis liputan. Setelah usai waktu yang diberikan untuk berlatih menulis, setiap peserta membacakan tulisan mereka, lalu peserta lainnya bisa memberikan masukan terhadap tulisan tersebut.
Seluruh peserta yang hadir sangat antusias. Ini terlihat dari bagaimana mereka menanyakan berbagai seluk-beluk menulis. Mereka pun bersemangat, karena bisa langsung mempraktikkannya.
Kegiatan ini diakhiri dengan kegiatan ramah tamah di dalam ruangan, sambil melihat contoh hasil tulisan yang pernah dibuat oleh pembicara dan rekan yang lain.
Harapannya, dengan diadakannya pelatihan penulisan ini, setiap anggota komisi yang hadir bisa membuat sebuah liputan kegiatan, berkontribusi pada website GKI GS dan menorehkan catatan yang abadi.
2. Liputan oleh Ria Limantoro (Komisi Anak GKI GS, guru sekolah Minggu TKA)
Di suatu sore, muncul pesan di grup guru sekolah Minggu (GSM) jenjang kecil GKI Gading Serpong, sebuah undangan. Undangan dengan judul “Pelatihan Penulisan”. Tertulis di sana, “Ingin meliput kegiatan komisi, tapi bingung bagaimana caranya? Merasa tidak pandai menulis? Akan diadakan di hari Sabtu, 31 Agustus 2024, di Griya Anugerah.” Wah, menarik juga nih! Mungkin akan diberikan tip-tip untuk membuat liputan itu. Yang terlintas di kepala, bagaimana sih membuat liputan acara yang diadakan oleh komisi? Saat itu, yang terbayang di benak saya, hanya melalui media Instagram atau Facebook. Ingin mendaftar, tetapi saya bukan pengurus Komisi Anak. Menjelang hari H, ajakan pun diulang kembali di grup GSM jenjang kecil. Wah, apa belum ada peminatnya, ya? Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk mendaftar mengikuti pelatihan itu.
Hari Sabtu, 31 Agustus 2024 pukul 09.00, saya hadir di Griya Anugerah, Jl. Kelapa Puan Raya Blok CA 12, No. 20-21, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Ternyata, peserta yang hadir hanya sedikit, dan tidak semua komisi mengirimkan wakilnya, padahal sebetulnya ada banyak komisi dan unsur di GKI Gading Serpong ini. Sayang sekali, kesempatan ini kurang dimanfaatkan dengan baik.
Acara dibuka dalam doa, dipimpin oleh Pnt. David Sakti Satyawan. Pelatihan ini dibawakan oleh Tjhia Yen Nie (Ketua Komisi Perpustakaan dan Publikasi GKI Gading Serpong) dan Satrya Harefa (Kontributor Majalah Sepercik Anugerah dan penulis website GKI Gading Serpong).
Acara berlangsung dengan sangat cair. Diawali dengan Tjhia Yen Nie yang membagikan proses dirinya mulai menjadi penulis, sampai bisa menerbitkan beberapa buku yang ditulisnya sendiri. Materi-materi yang dibawakannya antara lain adalah mengapa seseorang perlu menulis, sejarah penulisan, dan sejarah penulisan Alkitab. Ayat Alkitab yang mendasari materi ini diambil dari 2Timotius 3:16, “Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran,” dan Habakuk 2: 1-2, “Aku akan berdiri di tempat penjagaanku dan bertahan di menara; aku akan meninjau untuk melihat apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya terhadap pengaduanku. TUHAN menjawab aku, kata-Nya, ‘Tuliskanlah penglihatan ini dan ukirkanlah itu pada loh-loh batu, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.’”
Sesi kedua dibawakan oleh Satrya Harefa, dengan menayangkan artikel - artikel di website GKI Gading Serpong, dan menjelaskan tentang POV (point of view), untuk meluaskan jangkauan 5W+1H (Wah, ini mirip dengan BGA pada saat kelas persiapan GSM), cara mengasah POV, dan diakhiri dengan percobaan membuat tulisan oleh peserta pelatihan ini dengan topik bebas. Hasil penulisan tiap peserta dibacakan secara bergiliran, dan dievaluasi bersama. Sesi kedua ini diakhiri dengan pantun:
Gembira terpancar dari mata
Mulai sekarang sampai menua
Yuk tuliskan kegiatan kita
Menjadi berkat untuk semua
Pelatihan ditutup dengan doa oleh Pnt. Lydia Kurniawati, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama. Kiranya kegiatan ini dapat memberikan semangat kepada para peserta, untuk mencatatkan kegiatan seputar komisi GKI Gading Serpong.