Gelak tawa gembira dan senyum sukacita mewarnai perayaan onsite perdana Sekolah Minggu GKI Gading Serpong di masa pandemi ini. Puji Tuhan, akhirnya Komisi Anak bisa mengadakan Perayaan Natal onsite lagi, setelah dua tahun berturut-turut harus dilaksanakan secara online.
Semangat ini disambut hangat oleh anak-anak sekolah minggu. Selama beberapa minggu mereka latihan mandiri di rumah masing-masing, lalu kurang lebih selama dua bulan, secara rutin setiap hari Minggu diadakan latihan bersama. Pada akhirnya, di hari Sabtu, tanggal 10 Desember 2022, dilangsungkanlah Perayaan Natal Sekolah Minggu GKI Gading Serpong.
Tema yang diambil adalah “Sukacita dalam Palungan,” sebagai simbol kesederhanaan. Tujuannya ialah agar anak-anak mengetahui, bahwa Yesus lahir ke dunia dalam kesederhanaan, dan agar anak-anak dapat menghayati kesederhaan Natal dengan penuh sukacita, dan terus meneladani Tuhan Yesus dalam kehidupannya. Nats Alkitab diambil dari Lukas 2:7, yang bunyinya, "…ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan di baringkannya di dalam palungan..."
Acara dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan pada pukul 08.00-09.00, dihadiri oleh anak-anak kelas imut (0-4 tahun) beserta pendamping, anak-anak TK A, TK B, dan kelas 1. Sedangkan sesi kedua dilaksanakan pada pukul 10.30- 11.30, dihadiri oleh anak-anak kelas 2, 3, 4, 5, dan 6. Acara berlangsung sangat meriah. Anak-anak mempersembahkan drama kolosal yang diselingi dengan persembahan gerak dan lagu. Firman Tuhan dilayani oleh Pnt. Irving dari GKI Perumnas Tangerang.
Dalam kesederhanaan, bayi Yesus lahir, hanya dibungkus dengan kain lampin, tidur beralaskan jerami di dalam sebuah palungan. Sekelompok gembala upahan yang tengah berada di padang rumput menjaga kawanan domba, jauh dari pemukiman, menerima berita itu. Berita yang dibawa oleh malaikat Tuhan adalah berita sukacita bagi dunia, bagi semua manusia. Sang Raja Penyelamat, yaitu Kristus, Tuhan, telah lahir di Betlehem. Berita sukacita yang mendatangkan keselamatan kepada umat manusia datang dalam kesederhanaan, dan bagi orang-orang yang menerimanya, berita itu memberikan sukacita yang sangat besar. Itulah kesederhanaan yang mulia.
Natal memang tidak membutuhkan kemewahan. Tidak perlu ada pesta pora, sebab gemerlap bukanlah esensinya. Kesederhanaan Natal akan bercerita lebih banyak tentang kemuliaan Kristus, sehingga manusia tidak kehilangan nilai yang mulia itu. Kesederhanaan Natal mampu memberikan sukacita yang besar dan penuh, karena sukacita itu berasal dari Allah Juruselamat, bukan dari kemeriahan ornamen. Kesederhanaan adalah ungkapan dari kejujuran dan ketulusan hati, tempat di mana Yesus mau lahir dalam kehidupan kita. Kesederhanaan yang membawa sukacita, kesederhanaan dalam palungan, itulah inti dari Perayaan Natal Anak tahun ini.