Penulis: Indrasta Daniel. Editor: Tjhia Yen Nie
Phoenix adalah sejenis makhluk mitologis yang bersumber dari legenda-legenda Mesir dan Yunani kuno. Makhluk ini digambarkan sebagai seekor burung besar yang cantik berwarna merah kekuningan bagaikan api membara. Menurut catatan, Phoenix bisa hidup selama 500 atau 1000 tahun. Orang mengenalnya sebagai mahkluk yang melakukan reinkarnasi atau lahir kembali dari kematian, dan Phoenix melakukannya dengan cara yang sangat menarik.
Legenda menceritakan di akhir hidupnya, Phoenix akan mencari sebuah tempat yang teduh untuk bersarang. Lalu, ia membuat sarang dari berbagai macam rempah. Setelah itu, dia tidur di sarangnya. Hari esoknya, saat matahari terbit, ia bernyanyi dengan sangat merdu, bahkan matahari pun berhenti untuk mendengarkannya. Ketika hari makin siang, sepercik api matahari jatuh dari langit, lalu membakar habis sang Phoenix dan sarangnya. Yang tersisa hanya setumpuk abu. Tiga hari kemudian, abu tersebut terbakar dan dari api yang menyala-nyala, Phoenix bangkit dan hidup kembali. Dari api dia meninggal, dan dari api dia lahir kembali.
Cerita kelahiran baru seekor Phoenix mengingatkan kita tentang salah satu esensi dari kekristenan, yaitu kelahiran kembali (rebirth). Yesus pernah mengatakan hal ini kepada Nikodemus di Yohanes 3:3-8. Dia menjelaskan bahwa manusia tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah kecuali jika dia dilahirkan kembali. Apa maksud-Nya?
Sebagai manusia, kita dilahirkan secara fisik dari rahim ibu kita. Inilah kelahiran dari daging, yang membuat kita berdosa sejak Adam dan Hawa berdosa. Akan tetapi, setelah kita bertobat dari dosa dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, hidup kita akan diperbarui kembali menjadi manusia yang baru di dalam Kristus. Inilah yang dimaksud Yesus sebagai kelahiran dari Roh. Dengan kata lain, oleh Yesus kita diubah 180 derajat dari yang orang berdosa menjadi orang yang baru.
Apakah seekor Phoenix menyukai proses kelahiran kembali? Kemungkinan besar tidak, karena ia harus bersusah payah mengumpulkan rempah-rempah berharga untuk sarangnya, lalu harus bangun pagi-pagi supaya bisa bernyanyi untuk matahari dan terbakar oleh api. Namun Phoenix tahu bahwa semua tindakannya sepadan dengan dilahirkan kembali sebagai seekor Phoenix baru yang akan hidup lagi selama berabad-abad.
Kristus juga melakukan hal yang sama, bahkan lebih besar. Ia membawa manusia yang percaya kepada-Nya diubah menjadi manusia yang baru, dan yang dibenarkan di hadapan Allah. Memang ada masanya di mana kita tidak menikmati proses setelah kelahiran baru, tetapi Yesus menyakinkan kita, bahwa kelahiran kembali dalam-Nya membawa hasil yang luar biasa, yaitu kehidupan yang kekal bersama Allah.