Ibadah Jumat Agung GKI Gading Serpong dilakukan dalam tiga kali kebaktian, yaitu pukul 17.00, 10.30, dan 15.00 WIB, di lantai 6 SMA Kristen Penabur Gading Serpong, dengan pembawa firman Pdt. Andreas Loanka.
Ibadah yang disertai dengan perjamuan kudus ini bertema “Salib-Mu Kurangkul Teguh,” juga ditayangkan secara live streaming.
Diawali dengan cuplikan slide adegan peyaliban Tuhan Yesus, ibadah dibuka dengan drama saat Tuhan Yesus membawa salib, diiringi lagu “Via Dolorosa”. “Sejatinya salib adalah alat hukuman. Salib itu tanda kehinaan. Namun Ketika Kristus disalib, salib-Nya menjadi lambang kemuliaan; lambang pengorbanan. Salib itu menjadi bentuk pemuliaan Kristus dan pemenuhan kasih Allah. Salib itu menjadi alat penebusan bagi Saudara dan saya,” demikian kalimat pembuka dari penatua mengawali ibadah ini.
Pemberitaan Firman Tuhan diambil dari Yohanes 19:16-37. Penderitaan Kristus di kayu salib sudah dinubuatkan berulang kali di dalam Alkitab. Salib merupakan lambang kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia (1Kor. 1:18, 1Kor. 1:22-24, Roma 1:16). Yesaya 52 dan ketiga Injil sinoptis menyatakan bahwa penderitaan Yesus di salib adalah penggenapan nubuat, sudah ada dalam rencana Allah.
Salib adalah lambang kasih Kristus kepada manusia. Tuhan Yesus menerima hukuman itu bukan karena ketidakberdayaan-Nya, tetapi karena kerelaan-Nya. Pilatus yang mengadili Yesus pun tidak menemukan kesalahan-Nya. Dengan kuasa-Nya, sesungguhnya Kristus dapat menyelamatkan dan membebaskan diri-Nya, tetapi Ia tidak berusaha melakukannya. Dia dicambuk dan disiksa. Ia dipaksa memikul salib menuju bukit Golgota dengan mengenakan mahkota duri. Tuhan Yesus dipaku di atas kayu salib, namun tidak ada kutuk ataupun sungut-sungut yang keluar dari mulut-Nya. Yang keluar dari mulut-Nya adalah:
1. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk. 22:34)
2. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada Bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk. 23:43)
3. “Ibu, inilah anakmu!”…”Inilah ibumu!” (Yoh. 19:26-27)
4. “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mrk. 15:34)
5. “Aku haus!” (Yoh. 19:28)
6. “Sudah selesai.” (Yoh. 19:30)
7. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luk. 23:46)
Perkataan tersebut melambangkan kasih Kristus kepada manusia, karena diawali dengan doa (1), di tengah-tengahnya berisi doa (4), dan diakhiri dengan doa (7). Di antaranya Dia menunjukkan kepedulian-Nya, yaitu kepedulian kepada orang yang tersalib bersama dengan-Nya (2), kepedulian terhadap ibu yang dikasihi-Nya (3). Ia juga mengungkapkan derita-Nya (5) dan menunjukkan bahwa karya keselamatan yang diemban-Nya sudah selesai (6).
Salib adalah lambang penyerahan diri kepada-Nya. Dia bukan hanya Juruselamat kita, tetapi Tuhan dan Raja kita. Di atas kayu salib tertulis, “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. (Yoh. 19:19). Kata-kata itu tertulis dalam Bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani (Yoh. 19:20). Walaupun imam-imam kepala Yahudi memprotes dan minta agar tulisan itu diganti dengan ”Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi” (Yoh. 19:21), tetapi Pilatus menjawab: “Apa yang kutulis, tetap tertulis.” (Yoh. 19:22). Hal itu bukanlah suatu kebetulan. Tuhan Yesus memang Raja di atas segala raja yang rela merendahkan diri, tetapi Dia juga kemudian sangat ditinggikan.
Dalam ibadah ini, terangkum rincian tema “Salib-Mu Kurangkul Teguh”:
1. Salib adalah lambang kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia
2. Salib adalah lambang kasih Kristus kepada manusia
3. Salib adalah lambang penyerahan diri kepada-Nya.
Pelayanan Perjamuan Kudus dilakukan setelah persembahan, sebagai peringatan akan Kristus. Marilah kita senantiasa mengucap syukur atas pengorbanan Kristus, yang memungkinkan kita semua hidup seperti saat ini.