GKI Gading Serpong untuk pertama kalinya mengadakan Revival Raker 2019, suatu konsep baru untuk merubah paradigma pengurus gereja dalam kesehatian melayani dan membuat budget program pelayanan, di Bumi Gumati, Sentul, Bogor, 7-9 Maret 2019, dan dihadiri oleh 106 orang termasuk tim pembicara.
Sesi pertama “Hati yang Baru” dibawakan oleh Pdt. Philip Andrew dari Gereja Kristen Kalam Kudus Bandung (GKKKB) dengan peserta 97 orang. Sesi ini membahas untuk memperjumpakan umat dengan Tuhan perlu dilakukan terobosan-terobosan yang baru, bila perlu ‘break the rules’, hal-hal yang baik boleh dilakukan kecuali melawan firman Tuhan. Ilustrasi renungan diambil dari Markus 2:1-12 tentang iman keempat orang yang membongkar atap rumah untuk memperjumpakan orang lumpuh agar dapat disembuhkan Tuhan Yesus. Juga ada ilustrasi anggur baru perlu disimpan pada kantong kulit yang baru. Sehingga untuk berhasilnya program kerja GKI Gading Serpong diperlukan hati dan pola pikir yang baru.
Dibanjutkan dengan sesi kedua “God’s Blueprint for Church” dibawakan oleh Ev. Willfried. Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus, diambil dari Filipi 2:1-4. Lagu tema “Jadikan Kami Satu” beberapa kali dinyanyikan, dan pada salah satu sesi, semua peserta bernyanyi saling bergandengan tangan. Timbul rasa saling memiliki bahwa program kerja 2019-2020 adalah program gereja, bukan milik masing-masing komisi belaka, semakin menyadari bahwa tugas berat yang menanti tidak dapat dikerjakan sendiri tanpa saling memperhatikan dan membantu satu sama lainnya.
Sesi ketiga adalah “Hati yang Melayani” dibawakan oleh Ev. Andrea Li, 34 tahun, yang ditahbiskan pada 17 Maret 2019 menjadi pendeta di Gereja Kalam Kudus Bandung, secara estafet akan menggantikan Pdt. Andrew Philip, yang 5 tahun lagi akan emeritus. Perenungan sesi ini menguraikan Matius 20:1-16; Seberapa seringkah kita melihat di pinggiran jalan ada 2-3 orang memanggul sekop dan menunggu truk yang menghampiri untuk mengajak mereka bekerja? Bayangkanlah bila mereka seharian sudah menunggu tetapi tidak mendapat ajakan kerja, maka mereka akan pulang dengan tangan hampa, keluarga mereka juga telah menunggu seharian di rumah dengan perut lapar.
Dalam perumpamaan Alkitab, pekerja kebun anggur yang dipanggil jam 5 sore adalah orang-orang yang sudah seharian menunggu tapi belum mendapat panggilan. Ketika Sang Pemilik Kebun Anggur menemui dan mengajak mereka ikut bekerja di kebun anggurnya dengan waktu yang tersisa hanya satu jam, mereka tetap beroleh kemurahan hati pemilik kebun anggur karena upah yang diterimanya tetap satu dinar, yaitu upah bekerja dari pagi-pagi benar hingga petang. Motivasi pelayanan kepada Tuhan seharusnya seperti para pekerja yang dipanggil pada jam 5 sore, bekerjalah dengan ucapan syukur karena pelayanan hanya anugerah semata dan masih ada kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita. Jangan jadikan pelayanan sebagai beban atau kewajiban belaka, apalagi sampai kehilangan sukacita dalam melayani Tuhan dan sesama manusia. Pada kesempatan ini, ada 3 orang yang diminta maju untuk memberikan kesaksian mengapa mau melayani Tuhan dan tetap setia walau banyak rintangan, setiap akhir kesaksian hamba Tuhan mendoakan yang telah bersaksi.
“Menemukan kembali panggilan gereja” adalah sesi keempat, dibawakan oleh Pdt. Philip Andrew. Diilustrasikan dengan gambaran payung besar. Ketua majelis memiliki otoritas yang dipercayakan untuk memimpin anggota majelis lainnya. Bila ada perpecahan dalam kemajelisan diilustrasikan seperti adanya lubang pada payung, sehingga serangan dari iblis bisa lolos dan mengenai jemaat yang berada dalam lindungan payung. Bila ada yang berbuat salah maka perlu diberi masukan agar ia sadar dan diajak tetap bersatu sehingga dapat menutup lubang dan serangan iblis bisa ditangkal. Sesi ini diakhiri dengan rekonsiliasi antara yang hadir (pendeta, pengerja, komisi, dan lainnya).
G Pdt. Philip Andrew membawakan sesi terakhir “Relasi dengan Tuhan (Father and Son).” Dalam masyarakat saat ini telah krisis kehilangan fungsi ayah (disfunction father), gereja perlu Bapa rohani yang menjadi teladan hidup (mentoring), dalam meneruskan visi dan nilai; mencontohkan seperti Yesus, yang selalu mengikuti dan melakukan perintah Bapa dalam Yoh 14:10. Di umpamakan bara yang menyala sehingga sulit menyatakan bara di dalam api atau api di dalam bara karena telah menjadi sama, demikian juga kesatuan Yesus yang selalu mengikuti Bapa. Gereja harus punya hati Bapa yang mementori jemaat yang dipercayakan Tuhan Yesus kepada pimpinan dan pengurus gereja.
Sesi hari pertama ini diakhiri dengan Revival Night di mana para pendeta dan istri serta para pekerja gereja berdiri di depan. Kemudian setiap peserta yang tergerak hatinya mendatangi mereka yang berada di depan untuk memeluk dan mendoakannya.
Hari kedua dimulai dengan Morning Silent Prayer dan briefing yang dibawakan Pnt. Alfred. Peserta dibekali 1 ayat yang direnungkan selama 1 jam, dengan duduk atau sambil berjalan. Peserta diajak untuk menenangkan pikiran dan memusatkan diri kepada ayat yang menjadi alat bantu, sehingga ada kesempatan hati kita mendengarkan suara Tuhan.
Pak Yusuf Gala yang mengambil foto para peserta, sempat memberikan kesaksian bahwa ia terenyuh dan meneteskan air mata ketika ia mengambil foto-foto peserta yang sedang melakukan silent prayer. Tentunya demikian juga Tuhan sangat senang bila kita bisa memiliki waktu untuk mencoba berkomunikasi denganNya. Peserta lalu dibagi dalam kelompok masing-masing 4 orang untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) selama 90 menit, membahas dan membagikan pengalamannya. Diakhir setiap FGD peserta saling mendoakan satu sama lainnya.
Pertanyaan pada saat FGD pertama: Bagaimana Anda mengalokasikan waktu khusus untuk membangun relasi intim dengan Tuhan? Apakah api spiritualitas Anda berkobar dan didukung dengan kehidupan doa yang kuat dari dalam? Apakah Anda mengalami Tuhan sebagai gembala dan pusat hidup Anda? Bagaimana Anda mengalami perubahan hidup sejak Anda tekun BERDEVOSI? Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam menjalankan DEVOSI PRIBADI Anda? Apa yang bisa menolong Anda dalam pertumbuhan rohani? Sedangkan pada FGD kedua membahas: Bagaimana Anda bertumbuh dalam pemahaman Alkitab & pengenalan akan Allah? Siapa yang membimbing Anda? Apakah Anda rutin mengisi jurnal rohani atau Baca Gali Alkitab? Apakah Anda punya temanteman Kelompok Kecil (KK) yang saling mendukung, mengingatkan dan mendoakan? Kesulitan apa yang Anda hadapi dalam pengembangan diri Anda? Apa yang dapat menolong Anda dalam pertumbuhan rohani? Ada sesi Sharing/Talkshow yang dibawakan oleh Esther kepada dua pasang pendeta mengenai pelayanan dan keluarga, tantangan dan hikmat. Sehingga jemaat dapat lebih memahami suka dan duka, tantangan yang mereka hadapi dalam melayani jemaat.
Sesi raker pembahasan budget program pelayananan 2019-2020 dimulai jam 10 pagi hingga makan siang dan bagi bidang yang masih belum selesai, dapat dilanjutkan hingga afternoon tea break jam 4 sore. Pada hari kedua menjelang malam hari ada sesi menonton film berjudul “I am Gabriel.”
Film ini mengisahkan seorang anak lelaki bernama Gabe yang datang membantu Kota Promise di Texas. Saat itu kota Promise kekeringan dan ekonominya gagal, sehingga banyak penduduk meninggalkan kota. Mukjizat demi mukjizat terjadi saat penduduk Promise mau berlutut, berdoa dengan tikar doanya seperti yang dicontohkan Gabe, yang akhirnya mengungkapkan identitas aslinya, menyebutkan namanya Gabriel. Sesi terakhir setelah makan malam hari kedua, ditutup dengan praise and worship yang dipimpin oleh Hebron. Semua peserta mengangkat pujian dan berdoa. Beberapa peserta diberikan kesempatan untuk men-sharing-kan apa yang didapat saat morning silent prayer.
Hari ketiga dimulai dengan Morning Silent Prayer dan briefing yang dibawakan oleh Pak Hadi. Pemaparan budget program pelayanan yang akan disahkan dalam rapat PMJ kontrakta, pemaparan e-budget per bidang ditayangkan sehingga dapat dipahami oleh seluruh pengurus gereja. Terjadi kesepakatan bagaimana mengatur anggaran agar lebih efisien yang secara keseluruhan lebih rendah dari budget 2018-2020 namun karena kita menganggarkan kerja sama dengan Penabur perihal pembangunan gereja, maka ada tambahan biaya yang dialokasikan. Sesi kesaksian kembali diadakan bagi beberapa peserta untuk men-sharingkan apa yang didapatkan selama silent morning prayer. Hasil dari kedua FGD ditayangkan dan diulas. Sesi terakhir adalah sosialisasi kebijakan dan sidang majelis kontrakta untuk pengesahan program kerja 2019-2020 yang dilakukan oleh Ketua Majelis Pak Rahmat dan diakhiri dengan doa, menyanyikan lagu Jadikan Kami Satu dan foto bersama.