Jangan berikan ruang sehingga kita tidak punya ide dan cara untuk menemukan kebaikan Tuhan. Kasihan sekali jika kita menjadi orang yang mencurigai Tuhan karena kondisi kita hari ini tidak baik, tidak seperti yang kita harapkan. Mungkin kita sedang berjuang untuk suatu masalah namun jangan beri ruang bagi hati dan pikiran kita untuk mencurigai kasih karunia Tuhan. Allah itu baik, Dia sungguh teramat baik bagi kita.
Ketika Tuhan Yesus hidup di dunia selama 33 tahun, dalam pelayananNya dia sempat berbicara dengan Nikodemus. Hal ini dilakukan Yesus dengan motif dan tujuan yang jelas. Tuhan punya motif ketika bertemu dengan Nikodemus, tidak seperti kita yang mengobrol A tapi melebar ngalor ngidul hingga ke Z karena kita tidak punya motif dan tujuan. Ketika Tuhan berbicara pada perempuan Samaria di tepi sumur meminta air, Tuhan berbicara tentang air kehidupan. Dia menghampiri sumur di daerah itu tidak sekonyong-konyong atau tiba-tiba namun Dia datang dan mengobrol dengan sebuah tujuan.
Ketika Dia menghampiri seseorang, ada tujuan. Ketika memanggil kita, Dia punya tujuan yang terarah, termasuk dalam perkataan dan tindakan. Bahkan, ketika Dia mati di kayu salib untuk menanggung dosa kita itupun bertujuan untuk menyelamatkan kita semua. Semua yang dilakukan Tuhan punya tujuan. Tuhan melakukan apa yang Bapa inginkan. Kita kembali pada kehidupan sehari-hari, sewaktu kita memasak di rumah, kita harus bertujuan supaya orang yang menikmatinya merasa bahagia, supaya makanan itu enak dimakan oleh keluarga kita, supaya sehat. Apapun yang dilakukan semua ada motif dan tujuan.
Waktu kita hadir ditempat ibadah apa motif dan tujuan kita? Apapun tujuan kita boleh-boleh saja, tetapi satu yang terpenting sesungguhnya kita sedang belajar mendengarkan Firman Tuhan. Saat kita belajar Firman Tuhan yang adalah kebenaran, janganlah dinilai berdasarkan warna pakaian, berat badan, atau mobil mewah. Dalam mendengarkan firman, ada beberapa kelompok respons sebagai berikut :
- Kelompok ke-1, diilustrasikan sebagai benih yang jatuh di pinggir jalan lalu diinjak-injak dan hilang dipatuk burung artinya saat firman disampaikan langsung lupa mungkin konsentrasi terganggu sehingga membuat tidak fokus.
- Kelompok ke-2, diilustrasikan sebagai benih yang tumbuh di tanah yang berbatu artinya saat mendengar firman Tuhan dicatat dan dihafal juga dimengerti serta dibaca berulang-ulang tetapi ketika ada godaan, dia mulai tergoda dan berkompromi dengan dosa, mulai tergoda dengan uang, atau berpikiran kotor karena dipengaruhi hal-hal yang tidak baik di sekitar kita. Godaan bisa datang dari mana saja, mungkin teman yang mempengaruhi untuk berbuat dosa, atau sehari-hari kita bergaul dengan orang yang suka berkata-kata kotor, atau teman bergaya hedonisme yang selalu mengenakan barang branded mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut.
- Kelompok ke-3, diilustrasikan sebagi benih yang jatuh di tengah semak belukar artinya firman yang didengar disambut gembira namun dalam pertumbuhannya mereka terimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup. Seringkali kita berkompromi dengan dunia ini, karena kita merasa dunia lebih enak walaupun kita tahu tentang kebenaran. Hidup itu adalah sebuah perjuangan, karena kita tidak bisa meninggalkan kenikmatan dunia namun harus terus berjuang bagi kebenaran.
- Kelompok ke-4, diilustrasikan sebagai benih yang jatuh di tanah subur sehingga bertumbuh dan berbuah lebat artinya firman Tuhan disambut baik oleh hati yang haus akan kebenaran, disimpan dalam hati dan berbuah-buah lebat dalam ketekunan.
Waktu kita mendengarkan firman Tuhan hari ini tidak ada pilihan, ketika kita menyadari akan keselamatan sudah diberikan secara gratis, kita semua harus memikul tanggung jawab yang sudah diberikan. Semua orang mempunyai tanggung jawab, tanah berbatu, semak belukar, maupun tanah subur. Pilihan itu berada di tangan kita sendiri, sampai kita berkata Tuhan itu sungguh teramat baik.
Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar Firman itu dan mengerti, dan karena itu berbuah ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. (Matius 13:23)