Apa kita sering merasakan cinta kasih Tuhan? Tentu sering.
Setiap orang sering mengalami kasih Tuhan, tapi kemudian mengabaikannya. Pernahkah kita berpikir, jika seandainya ada yang peduli terhadap kita, namun kita abaikan, tentu orang itu akan sedih dan merasa tidak dihargai; begitupun dengan hati Tuhan. Dia akan merasa sedih dan kecewa. Dan apakah yang akan kita lakukan, jika kita sendiri yang mengalami hal seperti itu?
Tuhan itu memang baik, selalu memaafkan kesalahan setiap umat-Nya. Walau membuat-Nya kecewa, tetapi Tuhan tetap mengasihinya. Tuhan selalu hadir dalam langkah hidup saya. Ketika saya memerlukan dan membutuhkan-Nya, Tuhan selalu mencukupi segala kebutuhan saya. Kurang baik apanya Tuhan Yesus dalam hidup saya? Namun saya selalu mengabaikan kasih Tuhan. Tapi Tuhan tetap menyayangi dan menjaga saya. Kasih sayang Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Ketika saya masih bekerja di tempat parkir, saya sering melihat orang-orang yang bekerja di perkantoran.
Hati saya selalu bertanya, kapan saya seperti itu? Agar saya juga bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi pekerja kantor. Jujur, saya bukannya tidak mensyukuri pekerjaan saya yang dulu, tapi saya sedih dan begitu lelah. Tiap hari, saya harus bangun subuh, dan mengejar waktu agar tidak terlambat. Apalagi kalau hari Minggu, dari pagi sampai siang, waktu saya habis di pelayanan, dan sesudah itu saya sudah harus bersiapsiap lagi untuk bekerja. Selama tiga tahun saya merasakan seperti itu. Saya selalu bersabar, walau terkadang timbul keluhan dalam diri saya.
Akan tetapi, doa selalu meluluhkan hati saya untuk tidak begitu mengeluh terhadap keadaan. Dan memang benar, doa mengubah segala sesuatu. Saya sangat merasakan itu dalam diri saya. Tuhan mengubah hidup saya, walau itu baru permulaan. Tuhan mengirimkan orang yang baik dalam hidup saya, sehingga akhirnya saya bisa merasakan bagaimana bekerja di kantor. Orang itu baik sekali, memberikan saya kesempatan untuk belajar mengetahui banyak hal. Katanya, kalau mau pekerjaan yang lebih baik, saya harus belajar dari awal dulu. Pelan-pelan saja, pasti saya bisa. Yang penting, saya ada niat untuk belajar. Hal itu membuat saya semakin bersemangat. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, sudah memberikan saya teman yang baik, yang mau menerima saya apa adanya. Walaupun saya belum memiliki banyak pengalaman di bidang perkantoran, tapi teman saya tetap memberikan kesempatan kepada saya untuk bekerja di kantornya. Belajar dari awal itu memang sulit. Yah, namanya juga baru menginjak dunia kantor, banyak yang harus diperhatikan dan dimengerti dengan baik.
Tapi beliau dan teman-teman pelayanan selalu mensupport dan memberi saya semangat. Katanya, saya harus bersemangat, karena kalau bukan sekarang, kapan lagi saya akan melakukannya? Saya harus memanfaatkan kesempatan ini, karena yang paling penting adalah tanggung jawab, kejujuran, dan ketelitian. Di situ saya mulai minder dan tidak percaya diri lagi, karena merasa saya kurang teliti, dan takut jika saya tidak bisa melakukannya. Tapi Tuhan Mahabaik, karena memberikan saya pikiran yang jernih, bahwa saya harus bisa. Saya harus jadi wanita yang kuat untuk tidak mengeluh, dan harus lebih kuat untuk tidak menyerah. Dan saya percaya, kasih Tuhan memang indah, dan tetap indah pada waktunya, apabila kita mau selalu bersabar, apapun yang kita alami.