Musa adalah seorang pemimpin yang gemar berdoa, ada beberapa doa Musa yang dicatat dalam Alkitab, baik itu dalam 5 kitab yang ditulis Musa, maupun dalam kitab Mazmur. Mazmur 90 : 1-17 adalah salah satu doa Musa. Ada 4 hal yang dapat dipelajari tentang doa Musa.
1. Musa memulai doanya dengan memuliakan Tuhan. Pada ayat 1-2, Musa mengatakan: “Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebab gununggunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selamalamanya Engkaulah Allah.” Musa menyadari Tuhanlah tempat perlindungan generasi yang datang dan pergi, Tuhan memperhatikan anak-anak-Nya, dia percaya Tuhan itu kekal dan peduli. Allah sudah ada sebelum dunia diciptakan dan Dia adalah Allah untuk selama-lamanya. Dia selalu ada di mana kita memohon kepada-Nya, ketika kita mencari wajah-Nya.
2. Musa menyadari kefanaan manusia, bisa kita lihat dari ayat 3-4: “Engkau mengembalikan manusia kepada debu.” Musa menyadari bahwa hidup manusia itu temporal, suatu saat kita akan mati. Hidup manusia itu fana, tidak ada yang dapat kita banggakan di hadapan Tuhan. Hidup kita singkat, segala sesuatu ada waktunya, jadi jangan bangga. Mungkin saat ini kita diberikan kelebihan, kepintaran, jabatan yang tinggi, kekayaan yang berlimpah, jangan kita sombongkan pada orang lain karena kita tahu, itu sama seperti rumput, seperti mimpi yang dapat segera berlalu.
3. Musa mengakui keberdosaan manusia, bisa kita pelajari dari ayat 7-8. Musa menyadari Tuhan murka terhadap manusia berdosa. Musa menyadari keberdosaannya di hadapan Tuhan, dan memohon ampunan. Oleh sebab itu kita harus mengaku dosa. Kita bersyukur sudah diselamatkan dan ditebus oleh Tuhan Yesus. Kita patut bersyukur pada Tuhan untuk semua kemurahan-Nya yang begitu besar bagi kita. Makin banyak berkat padamu, semakin banyak dituntut padamu. Semakin orang memiliki kedudukan di gereja, mungkin sebagai penatua, pengurus komisi, guru sekolah minggu, ataupun pendeta, harus semakin waspada, sebab kesalahan para pelayanan gereja bisa menjadi batu sandungan bagi jemaat. Dan semakin tinggi kedudukan semakin banyak tuntutan Tuhan pada kita. Hal seperti itu dialami oleh Musa. Pada Bilangan 20, diceritakan ketika mereka kehabisan air, Tuhan murka kepada Musa, karena Musa memukul batu dua kali, padahal Tuhan memberi perintah hanya satu kali saja. Tuhan berfirman pada Musa, “Katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” Tapi apa yang dikatakan Musa? “Dengarlah kepadaku, hai orangorang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” Di sinilah masalahnya, Musa mencuri kemuliaan Allah. Seolah-olah dia bisa melakukannya, padahal itu pekerjaan Tuhan.
4. Musa menaikkan permohonannya pada Tuhan, Musa memohon hikmat pada Tuhan, dia minta Tuhan mengajarnya menghitung hari-hari dengan sedemikian sehingga memperoleh hati yang bijaksana. Dan dia memohon pertolongan Tuhan agar dia dapat melihat perbuatan Tuhan dan memuliakan Tuhan. Memohon agar Tuhan meneguhkan dia untuk hidup dan berkarya bagi Tuhan.
Biarlah Tuhan menolong kita agar dapat belajar dari Musa yang memulai doanya dengan memuliakan Tuhan. Dalam berdoa Musa menyadari kefanaan dirinya, dan mengakui akan keberdosaanya. Dengan menyadari kemuliaan Tuhan serta kekurangannya, dia mengajukan permohonan pada Tuhan agar memperoleh hati yang bijaksana, mengalami kasih Tuhan, melihat perbuatan Tuhan, serta diteguhkan untuk hidup berkarya bagi Tuhan.
Biarlah Tuhan tolong kita agar dapat berdoa dengan baik, dengan belajar dari Musa. Amin