Salah satu tujuan diadakannya psikotes pada proses seleksi calon karyawan adalah untuk mengetahui apakah pelamar cocok dengan pekerjaan yang dilamar.
Ilustrasi :
Amey adalah seorang lulusan S1 Akuntansi. Ia pun kemudian melamar pekerjaan sebagai staff accounting di satu perusahaan. Dari hasil psikotes, ternyata HRD melihat bahwa Amey adalah seorang yang kurang teliti (padahal untuk jabatan accounting, ketelitian adalah hal yang penting) namun memeliki kelebihan dalam hal komunikasi dan interaksi sosial (yang merupakan hal penting di bidang marketing).
Kemungkinanya :
1. Amey tidak dihubungi lagi alias tidak diterima
2. Amey diterima (karena mungkin prestasi akademiknya sangat baik dan interviewnya ok)
Akibatnya :
1. Amey sedih, kecewa, dst.
2. Amey senang krn diterima, tapi kemudian ia mulai "tersiksa" dengan pekerjaan yang menuntutnya untuk lebih banyak berdiam diri, bekerja sendiri serta berkonsentrasi di belakang meja.
TIPS :
- Kenali Diri ANDA. Baik kekuatan maupun kekurangannya.
- Tugas perusahaan adalah mencari pelamar yg sesuai dgn pekerjaan yg ditawarkan. Tugas ANDA adalah mencari pekerjaan yg sesuai dengan DIRI anda.
- Jika ANDA merasa salah jurusan/pekerjaan, segera buat keputusan. Apakah anda akan bertahan dan berusaha “mengubah” diri anda atau anda berani untuk banting stir dan mulai menikmati hidup anda.
- Jangan hanya melihat dari satu sumber (pendidikan saja atau kepribadian saja, atau pengalaman saja). Temukan kekuatan dan kelemahan diri anda serta kondisi pekerjaan yang mungkin anda dapatkan.
- Bila sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan diri anda, cobalah mencari beberapa alternatif lain yang masih bisa ditoleransi tapi tidak bertolak belakang dengan diri anda.