Sewaktu Sekolah Minggu beberapa puluh tahun lalu, ada satu lagu yang sering dinyanyikan, liriknya kira-kira seperti ini: “Di dalam dunia, Ada dua jalan: lebar dan sempit. Mana kau pilih? Yang lebar api, jiwamu mati, Tapi yang sempit, Tuhan berkati.”
Anak-anak Sekolah Minggu pada zaman itu, diajar untuk berani memilih jalan hidup. Jalan hidup yang sempit, penuh kesesakan, tidak selamanya buruk, justru mengantar kita mengalami berkat Tuhan. Sebaliknya, jalan yang lebar dan tampak mudah, justru kerap membawa seseorang lengah dan jatuh dalam bahaya.
Memilih jalan hidup merupakan suatu keharusan bagi anak-anak Tuhan. Tema Kebaktian di Minggu Pra Paskah V ini adalah “Memilih Jalan Kemuliaan”. Dalam Injil Yohanes, kata “mulia”, “kemuliaan”, dan “pemuliaan” diri Yesus selalu dikaitkan dengan salib dan pengorbanan yang Dia lakukan. Dari Yohanes 12:20-33 kita belajar beberapa hal mengenai jalan kemuliaan yang Yesus teladankan.
Pertama, memilih jalan kemuliaan berarti siap berkurban bagi kebaikan sesama. Sama seperti sebuah biji gandum harus mati dalam tanah untuk kemudian bertumbuh dan menghasilkan banyak buah, demikian juga jalan pengorbanan Yesus, yang rela mati untuk memberi hidup bagi banyak orang. Siapkah kita berkurban bagi sesama?
Kedua, memilih jalan kemuliaan berarti siap mengikut Yesus. Kata yang dipakai untuk ‘mengikut’ di sini adalah akoloutheo, yang secara harfiah dapat diartikan: mengikuti, menemani, menyertai, berjalan di jalan yang sama. Itu artinya, kita diminta untuk meneladani dan menjadi sama dengan apa yang Yesus lakukan. Tidak mudah untuk meneladani karya Tuhan yang penuh kasih dan pengorbanan di tengah dunia yang cenderung penuh keserakahan dan keegoisan. Tapi Tuhan memanggil kita untuk melakukannya dengan penuh kerinduan.
Upah dosa adalah maut. Mestinya kita menerima penghukuman dan jauh dari yang namanya selamat. Namun karena pengorbanan Yesus di kayu salib kita berubah: - dari orang hukuman > orang bebas - dari hamba dosa > anak-anak Allah - dari orang yang pantas mati > orang yang punya hidup baru
Itulah jalan kemuliaan yang dipilih Tuhan, bukan untuk memuliakan dan mengagungkan diri-Nya, melainkan untuk mendatangkan anugerah bagi umat manusia. Jangan kemudian kita menjadikan anugerah Tuhan itu sebagai anugerah yang murahan. Penebusan dan pengampunan yang Allah berikan itu gratis, namun ia tidak murahan. “Anugerah murahan” (cheap grace) adalah jenis anugerah, seperti yang ditegaskan oleh Dietrich Bonhoeffer, yang berisi ajaran tentang keselamatan tanpa diikuti pertobatan.
Anugerah Tuhan itu gratis, tapi tidak murahan. Ia mahal harganya karena dibayar dengan darah dan tubuh Kristus. Karenanya jangan sia-siakan anugerah itu. Mari isi hidup baru dengan memilih jalan kemuliaan, siap meneladan Tuhan dengan berkurban dan kerelaan mengikut dan melayani-Nya.