Yohanes 6:11 “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap Syukur, dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dilakukan-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.”
Keberadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa, digambarkan oleh Rasul Paulus dalam Roma 3: 10-18 dengan pernyataan seperti ini: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang baik, seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah, keruntuhan dan kemalangan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah, tidak ada pada mereka.”
Tidak heran jika Paulus menggambarkan keberadaan manusia berdosa seperti itu, karena memang itulah yang ditunjukkan oleh Sejarah kehidupan manusia sejak manusia jatuh dalam dosa. Demi mendapat atau mencapai kepentingannya sendiri, manusia tidak segan melakukan tindakan yang mencelakakan orang lain. Manusia jadi begitu egois, hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak peduli pada orang lain.
Ketika Tuhan Yesus mengajar, banyak orang berbondong-bondong datang kepada-Nya. Saat hari sudah menjelang malam, para murid meminta kepada Tuhan Yesus, agar Ia menyuruh orang banyak itu pergi untuk mencari makanan dan penginapan (Lukas 9:12). Para murid tidak mau dipusingkan oleh berbagai urusan kebutuhan hidup orang banyak itu. Namun Tuhan Yesus tidak setuju dengan mereka. Tuhan peduli dengan masalah yang orang banyak hadapi dan Ia tidak mau mereka pergi membawa masalah mereka sendiri. Tuhan Yesus menyatakan solidaritasnya terhadap orang banyak itu dengan berkata kepada para murid-Nya, bahwa merekalah yang harus memberi makan orang banyak itu (Lukas 9:13a).
Solidaritas dan kepedulian yang Tuhan Yesus tunjukkan kepada orang banyak itu, ternyata telah menular kepada seorang anak yang saat itu membawa lima roti dan dua ikan. Anak itu tidak mau memakan bekalnya sendirian, ia menyerahkan bekal itu kepada Tuhan. Dan Tuhan menerima persembahannya. Ia mengucapkan syukur atasnya, lalu membagi-bagikan makanan itu kepada orang banyak. Semua orang bisa makan, bahkan makan sampai kenyang.
Dosa membuat manusia menjadi egois, tidak peduli dengan orang lain dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri, tetapi anugerah yang Allah nyatakan dalam Kristus Yesus, telah mengubah kita. Ia mengubah kita jadi sosok yang peduli dan mau menunjukkan solidaritas kepada sesama yang menderita.