Kita semua adalah manusia yang berdosa, tidak ada yang bisa menyelamatkan diri kita, selain Tuhan Yesus Kristus. Hanya oleh karena anugerah-Nya, kita dapat memperoleh keselamatan, pemulihan yang sempurna. Hal ini yang juga disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Efesus, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri” (Ef. 2:8-9). Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Allahlah yang merancang keselamatan dan pemulihan bagi manusia.
Hanya oleh Anugerah Tuhan, manusia dapat memperoleh keselamatan—Sola Gratia. Dua kata ini merupakan salah satu dari tiga semboyan reformasi yang digagas oleh Martin Luther (Sola Gratia, Sola Fide, Sola Scriptura). Semboyan ini pula yang menjadi doktrin bagi gereja-gereja reformasi atau Protestan.
Lalu, apakah setelah mendapatkan anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, kita hanya pasif dan tidak melakukan apa pun untuk tetap mempertahankan anugerah tersebut dan memperoleh hidup kekal? Jelas tidak. Sebagaimana ayat yang kita baca pada hari ini, kita diminta agar dapat bergerak aktif untuk memandang dan mempercayakan keselamatan pada anugerah Allah tersebut. Sebab dengan demikian, kita mendapatkan keselamatan dan juga hidup kekal. Hidup kekal yang dimaksud bukan hanya tentang hidup setelah kematian, tetapi juga dapat terjadi saat ini, yaitu dengan turut berpartisipasi dan dapat dipercaya untuk mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Seperti apa yang disampaikan oleh Paulus kepada Jemaat di Efesus, “Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya” (Ef. 2:10). Allah ingin agar kita hidup di dalamnya! Ia ingin kita melakukan pekerjaan baik, seperti apa yang diteladankan oleh Yesus dalam menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi ini.
Kehidupan yang kekal berarti hidup dalam Kerajaan Allah. Kita dapat hidup di dalam-Nya ketika kita terlibat aktif mengerjakan pekerjaan baik yang dirancang Allah.