Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 27 Oktober 2013

Pohon Korma merupakan salah satu pohon yang seringkali disebut dalam Alkitab, yang menggambarkan keberadaan orang benar. Misalkan dalam Mazmur 92:13a-16 mengatakan: “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma,......... Mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan padaNya.” Mengapa orang benar digambarkan seperti pohon korma? Untuk memahami hal ini, kita dapat melihat dari keunikan-keunikan yang dimiliki oleh pohon korma:

o KEUNIKAN CARA PENANAMAN DAN PERTUMBUHAN
Cara penanaman pohon korma sangat unik karena setelah ditanam, para petani akan meletakkan batu tepat di atasnya. Tujuannya agar batu dapat menahan angin atau badai gurun yang cukup kencang, yang dapat saja membuat bibit tanaman akan tercungkil dan terbuang sia-sia sebelum bertunas. Lantas bagaimana bibit ini akan mengeluarkan tunas jika ada batu yang menghalanginya? Ternyata setelah bibit korma memiliki akar yang cukup kuat oleh karena  menemukan sumber makanan yang baik, maka tunas baru yang bertumbuh dengan sendirinya akan menjungkirbalikkan batu yang menghalanginya. Memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeluarkan tunas, sebab proses pengakaran yang kuat perlu terjadi terlebih dahulu.

Hal itulah yang sebenarnya menjadi gambaran dari orang Kristen yang berakar, ia seperti pohon korma yang ditanam di bait Tuhan. Artinya kita harus memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan, dimana Allah sendiri dan FirmanNya menjadi sumber kehidupan dan makanan rohani bagi kita. Proses pengakaran yang kuat menjamin pertumbuhan iman yang baik pula sehingga memiliki daya tahan mau pun daya “dobrak” terhadap hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan!  

Sudahkah kita menjadi orang Kristen atau keluarga Kristen yang berakar kuat dalam iman kepada Tuhan? Atau kekristenan kita hanya “Kristen ala kadarnya”, sehingga kita tidak memiliki daya tahan ketika badai melanda      (Mat 7:24-27), tidak memiliki daya “dobrak” terhadap keegoisan maupun manusia lama kita yang menghalangi pertumbuhan iman kita. Kekristenan hanyalah aktifitas keagamaan bagi kita, artinya kita belum menjadi manusia baru (2 Kor 5:17), belum berpindah dari maut kepada hidup (Yoh 5:24).  Sehingga hidup kita tidak menjadi kesaksian. Menjadi Kristen tidak hanya asal percaya saja dan dibaptis. Namun ibarat tanaman perlu proses, supaya akar iman atau pondasi iman kita menjadi semakin kuat. Ulangan 6:6-9 merupakan petunjuk kepada orang tua untuk mendidik anak-anaknya, dimana peran orang tua selain mengasuh, juga mengasah anak-anaknya secara berulang-ulang, melalui berbagai metode dan kesempatan. Dengan demikian proses penanaman, pengakaran dan pertumbuhan iman itu dapat terjadi sebagai upaya yang sengaja dilakukan. Sedangkan “panas terik” “batu”, “angin ataupun badai”, merupakan tantangan alamiah yang akhirnya justru berfungsi memperkokoh akar dan pertumbuhan iman kita.
 
o KEUNIKAN PADA PENAMPILAN DAN KUALITAS BUAH
Keunikan berikutnya pada pohon korma terletak pada penampilan dan kualitas buahnya. Semakin tua usia pohon korma semakin indah pula bentuk batang dan daunnya. Itu sebabnya daunnya sering dipakai dalam perayaan-perayaan yang melambangkan kemenangan dan sejahtera. Selain itu, pada buahnya pun semakin banyak rumpunnya dan semakin enak atau manis rasanya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Itu sebabnya pemazmur mengatakan: “... Pada masa tua pun mereka menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa TUHAN itu benar......” (ay 16). Jika proses pengakaran dan pertumbuhan berjalan dengan baik, maka hasilnya adalah kesaksian melalui cara hidup yang dapat dilihat oleh semua orang dan buah yang berkualitas yang dapat dirasakan juga manfaatnya oleh semua orang, sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Dan yang luar biasa semakin hari justru semakin baik dan produktif dalam menghasilkan buah. Kedewasaan rohani kita seharusnya menghasilkan buah yang dapat dirasakan oleh semua orang, seperti: buah pertobatan, buah kekudusan, buah Roh, buah pelayanan, buah terang, dll. Keluarga Kristen yang baik semestinya mau melalui proses pembentukkan ini sampai akhirnya menjadi keluarga yang beriman, bertumbuh dan berbuahkan pelayanan yang memuliakan Tuhan. Amin

RR