Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 1 September 2024
Bacaan Alkitab: Matius 28:16-20
Matius 28:16-20 dikenal sebagai amanat agung dari Tuhan Yesus yang disampaikan sebelum Ia naik ke sorga. Yesus ingin apa yang sudah Ia ajarkan dan diterima para murid itu disebarkan dan dibagikan kepada semua orang. Apa yang Yesus amanatkan dalam Matius 28:19-20 itu?
Pertama-tama adalah panggilan untuk “pergi”. Para murid yang senantiasa berkumpul kini diperintahkan untuk pertama-tama pergi dari tempat mereka, menyebar ke berbagai tempat untuk mengabarkan kabar baik itu bahwa Yesus sudah menebus dosa manusia. Itu berarti: Injil atau kabar kesukaan itu tidak boleh hanya berdiam di antara kita, anak-anak Tuhan saja, tetapi harus disampaikan dan dialami orang lain, itu berarti kita harus mau bergerak, tidak tinggal diam.
Kedua, Injil atau kabar baik itu harus disampaikan kepada semua bangsa supaya setiap orang yang mendengarkannya dapat menjadi MURID Tuhan Yesus: “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Setiap orang yang menerima kabar baik itu mau menjadikan Yesus sebagai Guru dan mereka menjadi murid-murid-Nya. Di sini digunakan kata matheteuein (B. Yunani) yang berarti mengikut dan melakukan apa yang diajarkan dan diteladankan guru. Matheteuein bukanlah status, melainkan gaya hidup dengan sebuah misi dan tujuan melakukan kehendak Bapa dan hidup sesuai dengan ajaran sang guru. Dengan menjadi murid maka akan ada yang digugu (ditaati karena dapat dipercayai) dan ditiru (diteladani) dari Sang Guru. Dengan demikian amanat “jadikanlah semua bangsa murid Yesus” berarti menjadikan seluruh umat manusia meneladani (mengikuti teladan) Yesus Kristus dan memberlakukan kehendak-Nya.
Ketiga, panggilan untuk membaptis mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dengan dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus berarti para murid itu menerima tanda & meterai yang menjadikan mereka anggota Kerajaan Allah, anggota dari tubuh Kristus di dunia.
Panggilan keempat adalah soal mengajar. Perintah-Nya: “Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” Satu hal yang tidak boleh dilupakan Gereja adalah tetap mengajar murid-murid Tuhan Yesus setelah mereka memberikan diri dibaptis. Seringkali gereja hanya bersemangat untuk mencari jiwa-jiwa baru, membuka kelas katekisasi, menerima atestasi masuk terus-menerus. Namun kita kemudian lupa untuk memelihara mereka agar tetap hidup di jalan Tuhan.
Amanat Agung membuat kita dipanggil untuk berkiprah sebagai murid Yesus sehingga hidup kita menjadikan orang lain murid Yesus juga. Andar Ismail dalam Selamat Berkiprah menegaskan bahwa Amanat Agung bukanlah perintah tentang kuantitas, melainkan kualitas kemuridan, bukan pada pertambahan melainkan pada pertumbuhan warga. Amanat Agung bukan menyuruh kita “menaklukkan jiwa”, “mengkristenkan orang” atau “menambah anggota gereja”, melainkan menyuruh kita bersaksi, yaitu memuridkan diri sedemikian rupa sehingga kemuridan kita itu juga memuridkan orang lain. Yang pada gilirannya, membuat seseorang merasa terpanggil untuk menjadi pengikut Kristus juga.
Dan ingatlah, kita tidak berjuang sendirian, janji Tuhan Yesus sendiri begitu nyata: “Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.”