Hari ini kita memasuki rangkaian Minggu Pra Paskah yang terakhir yakni Minggu Pra Paskah 6. Minggu Pra Paskah 6 dapat dimaknai dengan dua cara yakni Minggu Palma dan Minggu Sengsara. • Minggu Palma : Menggambarkan bagaimana Yesus ketika memasuki Yerusalem, Ia disambut dengan sorak-sorai dan gegap gempita oleh penduduk Yerusalem. • Minggu Sengsara : Menggambarkan bagaimana penduduk Yerusalem yang semula menyambut dengan sorak-sorai dan mengagungkan Yesus berubah menjadi Kumpulan orang yang menolak dan menyalibkan Yesus. Dengan demikian, Minggu Pra Paskah 6 menghantarkan kita pada dua makna yang paradoksal. Ya, Yesus yang dielu-elukan ketika memasuki Yerusalem, lalu Yesus diperhadapkan pada peradilan dan disalib. Yesus diperhadapkan pada proses pengadilan. Yesus dibawa di hadapan Pilatus, lalu ke hadapan Herodes dan kembali lagi ke hadapan Pilatus. Sebuah proses yang memilukan dan sengsara. Namun, dalam kepiluan dan kesengsaraan yang Yesus alami, Ia tidak lari dan memberontak. Yesus memilih untuk tetap taat menempuh jalan kesengsaraan. Kesengsaraan yang Yesus alami ialah demi kita semua. Yesus memenuhi panggilan-Nya yakni menyelamatkan kita dari jeratan dosa. Dihadapan Pilatus dan Herodes, Yesus ditemukan tidak bersalah. Namun orang banyak menolak keputusan Pilatus dan justru memilih untuk membebaskan Barabas. Desakan orang banyak berhasil memenangkan hati Pilatus, hingga akhirnya Pilatus tunduk pada keinginan mereka. Yesus disalibkan! Minggu Pra Paskah 6 menghantarkan kita untuk menghayati kesengsaraan yang Yesus alami. Dalam kesengsaraan Yesus tak memberontak, Ia memilih taat dan setia menghadapinya. Demikian pun dengan kita, marilah kita meneladani apa yang Yesus telah lakukan yakni tetap taat dan setia pada-Nya meskipun kita sedang diperhadapkan pada kesengsaraan dan kepiluan kehidupan. Dan, marilah berjuang membela sebuah kebenaran tidak seperti Pilatus yang kalah dengan teriakan orang banyak yang mendesaknya.