Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 1 Mei 2016

Visi sangat penting bagi orang yang ingin hidup berhasil. Mengapa? Karena manusia membutuhkan arah dalam hidupnya. Semakin jelas arahnya, maka semakin tajam fokusnya, sehingga ia dapat menggunakan waktu dan dayanya dengan baik dan tepat sasaran. Tanpa visi orang akan kehilangan arah. Bahkan dalam Amsal 29:18a dituliskan: “Where there is no vision, the people perish” (Di mana tidak ada visi, rakyat menjadi binasa). Terjemahan LAI: “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat” (Ams. 29:18a). Kita membutuhkan visi, yaitu visi yang didasarkan kepada wahyu dari Allah, agar hidup kita tidak menjadi liar, tetapi memiliki arah yang jelas.

Inti dari wahyu Allah yang disampaikan melalui para nabi adalah kasih, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi manusia (Mat. 22:37-40). Sejalan dengan wahyu itu, Tuhan Yesus memberikan visi yang baru kepada murid-murid-Nya, yaitu gambaran masa depan di mana semua orang mengasihi Allah dan hidup saling mengasihi (Yoh. 13:34-35). Dengan melaksanakannya kita turut memuliakan Allah di tempat yang maha tinggi dan menghadirkan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya (Luk. 2:14).

Kasih Kristus menjadi kekuatan baru untuk melaksanakan visi yang baru itu. Tuhan Yesus rela meningggalkan surga dan datang ke dunia karena kasih-Nya kepada manusia yang berdosa. Karena kasih Ia rela mati di atas kayu salib untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia.  Karena kasih, setelah bangkit dan naik ke surga, Ia mengutus Roh Kudus untuk menyertai orang-orang percaya dan membimbing mereka untuk hidup dalam kebenaran dan kasih-Nya. Kasih Kristus adalah kasih yang tanpa syarat, kasih yang memberi, kasih yang rela berkorban, kasih yang membuat orang-orang berdosa bertobat.  Kasih Kristus itulah yang menjadi kekuatan baru dalam melaksanakan visi yang baru.


AL