Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 24 April 2016
Dietrich Bonhoeffer mengatakan bahwa yang membedakan orang Kristen dengan yang bukan Kristen adalah memiliki karakter kasih. Kasih yang rela memberi, berkorban, berbagi untuk orang lain tanpa pamrih. Kasih yang telah terwujud dan berpuncak pada Salib Golgota. Kasih yang bukan dilayani tetapi melayani, kasih yang berkorban bagi orang lain.
Yohanes 13 : 31 - 35 menjelaskan bagaimana Yesus menjelang perpisahan dengan murid – murid-Nya memberi perintah baru yaitu “supaya kamu saling mengasihi’ (ayat 34). Kasih yang seperti apa yang diharapkan Yesus? Kasih Yesus adalah kasih yang Agape yaitu kasih yang tidak mementingkan diri sendiri tapi kasih yang memberi diri bahkan memberi hidup-Nya bagi umat-Nya yang penuh dosa. Bahkan dalam I Yohanes 3 : 16 digambarkan Yesus memberi nyawa-Nya, artinya memberi yang terbaik, berharga dan segalanya bagi umat-Nya.
Dalam Wahyu 21 : 1 - 6 Kasih Yesus yang peduli itu harus menjadi sumber kehidupan dan tujuan dalam membangun relasi dengan sesama dalam menantikan langit dan bumi yang baru. Artinya umat dipanggil untuk mempraktekan kasih bukan hanya di mulut atau di bibir.
Dalam Kisah Para Rasul 11 : 1 - 18 jika kasih Kristus menjadi dasar sikap umat Tuhan, maka akan membuat orang percaya tidak lagi memandang sekat dengan sesama, dapat menghargai orang lain dengan baik, serta bergerak menuju orang lain dengan membawa kebaikan dan bersekutu dengan orang lain.
SO