Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 17 April 2016

Yohanes 10 : 22 - 30 adalah metafora yang melukiskan hubungan umat dengan Tuhan Yesus  yaitu Yesus sebagai gembala dan umat-Nya sebagai domba domba-Nya. Tuhan sebagai gembala memiliki kasih  kepada umat-Nya (domba) membawa domba - domba-Nya ke sumber air dan rumput yang hijau sebagai kebutuhan utama dan melindungi domba-Nya dari sergapan binatang buas.

Itu yang dilakukan Tuhan Yesus sebagai Gembala (Yohanes 10 : 1 - 10) yang memanggil domba-Nya dengan namanya, menuntunnya keluar dan kemudian berjalan di depan mereka menuju ke padang rumput yang hijau. Kasih Tuhan Yesus sebagai gembala berpuncak pada penderitaan-Nya menuju Salib Golgota agar umat tidak binasa dan memiliki hidup yang kekal.

Yohanes 10 : 27 - 28 kepada domba dituntut untuk selalu mendengar dan taat kepada sang Gembala. Mendengar suara gembala dan memiliki ketaatan adalah syarat mutlak sebagai domba. Mengapa? Karena hakekatnya domba hewan sangat lemah dan rentan, kemampuan bertahannya terbilang buruk dalam menghadapi predator. Larinya tidak secepat hewan-hewan lemah lain. Jadi, domba menggambarkan sosok yang lemah, bodoh, mudah tersesat, selalu dalam bahaya dan tidak berdaya  sehingga menghadapi tantangan yang penuh mata bahaya dan gampang tersesat.

SO