Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 23 Juli 2017

Tuhan Yesus membentangkan suatu perumpamaan, bahwa ada seorang yang menaburkan benih gandum yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang sedang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi (Mat. 13:24-25).

Pada waktu gandum tersebut bertumbuh dan mulai berbulir, tampak jugalah lalang itu. Maka hamba-hamba dari sang empunya ladang berkata kepada Tuannya, ”Maukah Tuan agar kami pergi mencabut lalang itu?” Jawab tuan itu, ”Jangan, sebab kalau lalang itu dicabut, nanti gandumnya turut tercabut. Biarkanlah lalang itu tumbuh bersama-sama sampai waktu menuai. Nanti saya akan berkata kepada orang-orang yang menuai: Kumpulkan dahulu lalangnya, ikat, lalu bakar. Sesudah itu kumpulkan gandumnya, lalu simpan di dalam lumbung" (Mat. 13:26-30).

Perumpamaan itu sebenarnya menggambarkan kehidupan orang-orang percaya yang bagaikan gandum di tengah-tengah lalang (Mat. 13:38). Orang-orang percaya harus belajar untuk hidup harmoni dalam keberagaman, namun tetap mawas diri agar tidak dipengaruhi dan dirusak oleh ”lalang” itu. Tidak perlu risih, benci atau memusuhi mereka, sebaliknya nyatakanlah kasih, keramahan dan kepedulian.

Kendatipun hidup di tengah-tengah ”lalang,” orang-orang percaya harus berakar dan bertumbuh sebagai ”gandum yang baik dan sehat,”  serta ”berbuah banyak” untuk kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu camkanlah firman Tuhan dalam dan Yohanes 15:5b: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” ”Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” (Kol. 2:6-7).

AL