Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 26 Mei 2024
Bacaan Alkitab: Yesaya 6:1-8; Mazmur 29; Roma 8:12-17; Yohanes 3:1-17
Allah adalah transenden, jauh melampaui segala sesuatu dan tak terjangkau oleh manusia, tetapi ia juga immanent, karena Ia berkenan datang menghampiri manusia dan menyatakan diri-Nya untuk kita kenal. Manusia dapat mengenal Allah karena Ia telah menyatakan diri-Nya. Alkitab mengajarkan bahwa Allah adalah suatu pribadi yang tidak terjangkau oleh pengertian manusia (Ayb. 11;7; Yes. 40:18). Namun Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah dapat dikenal karena Ia telah menyatakan diri-Nya, dan pengenalan akan Dia itu adalah syarat mutlak untuk keselamatan (Yoh. 17:3; 1Yoh. 5:20).
Kita dapat mengenal Allah karena Ia telah menyatakan diri-Nya melalui wahyu-Nya. Wahyu Allah sendiri sebagai syarat mutlak untuk seluruh pengenalan akan Allah. Pengetahuan tentang Allah berbeda dalam satu titik penting dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain. Dalam mempelajari ilmu apapun manusia meletakkan dirinya di atas objek penelitiannya, tetapi dalam teologi manusia tidak berada di atas melainkan di bawah objek pengetahuannya. Manusia hanya dapat mengenal Allah sejauh Allah sendiri secara aktif memperkenankan agar diri-Nya untuk dikenal. Teologi tidak mungkin ada jika Allah tidak menyatakan diri-Nya melalui wahyu-Nya. Kendatipun Allah telah menyatakan diri secara objektif, namun bukan pemikiran manusia yang menemukan Allah, melainkan justru Dialah yang menunjukkan diri-Nya pada mata iman manusia. Ia yang menyucikan pikiran manusia untuk mau dan mampu mempelajari firman-Nya dan mengenal diri-Nya. Dengan tuntunan Roh Kudus, manusia memperoleh pengenalan yang semakin bertumbuh akan diri Allah. Alkitab mengajarkan tentang adanya dua macam wahyu Allah, yaitu wahyu yang ditemukan di dalam alam sekitar, dalam kesadaran manusia dan dalam pengaturan providensia alam semesta (wahyu umum); dan wahyu di dalam Alkitab sebagai firman Allah dan dalam diri Tuhan Yesus (wahyu khusus). Kita dapat mempelajari banyak bagian Alkitab yang menyebutkan tentang wahyu umum (Mzm. 19:2,3; Kis. 14:7; Rm. 1:19-20) dan wahyu khusus (2Raj. 17:13; Mzm.103:7; Ibr. 1:1-2; Yoh. 1:1, 14;).
Wahyu umum disebut sebagai "umum" karena dua alasan: (1) isinya yang umum, dan (2) dinyatakan kepada pendengar secara umum. Isinya umum: Wahyu umum menyatakan kepada kita pengetahuan bahwa Allah ada. "Langit menceritakan kemuliaan Allah", kata pemazmur. Kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui karyaNya. Wahyu umum juga menyingkapkan kuasa dan keilahian-Nya yang kekal (Rm. 1:18-23). Wahyu umum tidak memberikan wahyu yang penuh tentang Allah. Ia tidak memberikan kepada kita informasi tentang Allah sebagai Penebus sebagaimana yang kita temukan di dalam Alkitab. Kendatipun demikian, Allah yang dinyatakan melalui wahyu umum adalah Allah yang sama dengan yang dinyatakan dalam Alkitab. Pendengarnya yang umum: Tidak semua orang di dunia ini yang membaca Alkitab dan mendengar pemberitaan Injil, tetapi terang dari alam semesta menyinari setiap orang di setiap tempat dan setiap waktu. Alam semesta yang kelihatan ini bagaikan cermin yang merefleksikan kemuliaan Penciptanya.
Ada pula teolog yang membedakan wahyu umum menjadi wahyu umum melalui mediasi (mediate general revelation) dan wahyu umum tanpa mediasi (immediate general revelation). Wahyu umum melalui mediasi, yaitu Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui ciptaan-Nya (Mzm.19:1-4; Rm. 1:18-23). Wahyu umum tanpa mediasi, yaitu Allah menempatkan kepekaan akan keberadaan Allah di dalam hati nurani manusia (Rm. 2:14-15).
Wahyu khusus adalah Alkitab dan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Alkitab disebut sebagai firman Allah karena penulisnya bukan menuliskan berdasarkan pada pandangannya sendiri, tetapi kata-katanya diinspirasikan oleh Allah. Rasul Paulus menuliskan, "segala tulisan diilhamkan oleh Allah ..." (2 Tim 3:16). Diilhamkan diterjamahkan dari kata Yunani yang berarti "dinafaskan Allah". Kendatipun Alkitab datang kepada kita melalui tulisan manusia (nabi-nabi dan rasul-rasul), namun sumber utamanya adalah Allah sendiri. Roh Allah yang mempersiapkan para nabi dan para rasul untuk menuliskan firman-Nya, dan Ia yang mendorong, memimpin dan menguasai para nabi dan para rasul di dalam proses penulisan Alkitab. Melalui Alkitab Allah menyatakan diri-Nya dan kebenaran-kebenaran-Nya kepada manusia.
Tuhan Yesus Kristus adalah firman Allah (Yoh. 1:1,14). Melalui Tuhan Yesus, pribadi kedua dari Allah Trinitas yang berinkarnasi menjadi manusia, Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Tuhan Yesus adalah firman Allah yang hidup, yang mendatangi manusia untuk menebus dosa semua orang yang percaya, yang melalui-Nya manusia dapat mengenal Allah dengan benar.
Pdt. Andreas Loanka