Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 26 Juni 2016
Kata penting dalam tema kita adalah “mengikut Yesus”. Apa artinya menjadi pengikut atau ikut Yesus? John Stott mengatakan: mengikut Yesus berarti membiarkan Dia mengarahkan agenda hidup kita. Mengikut Kristus bukan perbuatan yang bisa dilakukan dengan setengah-setengah, tapi menekankan kesungguhan hati dalam mengikut Dia atau menuntut komitmen kesetiaan dan kesungguhan hati.
Dalam bacaan kita, mengikut Yesus tidak berarti bebas dari penderitaan tetapi ada tantangan dan konsekuensi hidup yang akan kita hadapi. Akan menderita karena menjadi saksi Injil Tuhan, jadi siap hadapi tanpa putus asa, dan tidak puas diri ketika mengalami keberhasilan.
Sebagai pengikut Yesus setelah mengambil keputusan mengaku siap mengikut Yesus ternyata tidak cukup hanya memiliki kesetiaan kepada Yesus tapi dituntut melayani Tuhan. Pengikut Yesus menggunakan kehidupan yang diberikan Tuhan untuk melayani. Kehidupan yang Tuhan berikan harus diisi dengan baik karena waktu tidak akan kembali dan terulang, waktu akan terus berjalan dan maju, perkataan yang sudah keluar tidak bisa ditarik kembali lagi dan kesempatan yang lewat tidak akan terulang kembali juga.
Menjadi pengikut Yesus berarti harus memiliki ketetapan hati. Perhatikan yang Yesus ingat, sampai-sampai untuk sekedar menoleh ke belakang atau ke arah mana saja tidak boleh, karena dianggap tidak layak untuk mengikuti Yesus. Kita harus memandang ke depan dan tidak ke belakang. Kita tidak boleh goyah memegang prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan.
Benarkah kita serius dengan kesungguhan hati mengikut Kristus? Menjadi orang Kristen tidak cukup dengan rajin mengikuti ibadah Minggu atau setia mengikuti Perjamuan Kudus. Menjadi orang Kristen berarti mengubah prioritas dan cara hidup supaya Kristus menjadi yang utama dan pertama. Dan tidak menoleh ke belakang! Tanpa komitmen yang kuat, alangkah mudahnya kita meninggalkan Tuhan, ketika kita menghadapi berbagai kesulitan hidup ini.
Tanpa komitmen yang kuat, maka hanya akan tercetak orang-orang Kristen kualitas “palsu” (bukan asli). Kalau Tuhan Yesus sudah memberikan seluruh diri-Nya, darah-Nya dan tubuh-Nya 100% untuk kita agar kita diselamatkan, maka wajarlah juga kalau Tuhan Yesus juga menuntut dari kita, penyerahan diri kita yang seutuhnya, penyerahan 100% sebagai bukti bahwa kita mau menjadi murid Kristus yang sejati (beberapa sumber).
SO