Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 31 Juli 2016
“Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” (Luk. 12:20). Begitulah firman Tuhan kepada orang kaya bodoh, yang akhir hidupnya sia-sia, dalam perumpamaan yang diceritakan Tuhan Yesus.
Apa yang salah dengan orang kaya tersebut? Ia menempatkan harta kekayaan sebagai yang utama, dan melupakan sang Pencipta. Ia mengandalkan hartanya, dan melupakan sang Penguasa atas hidup manusia. Orang itu diberkati Tuhan secara materi, ia kaya dan tanahnya berlimpah-limpah hasilnya (Luk. 12:16), namun ia tidak menggunakan hartanya dengan bijak seturut dengan kehendak Tuhan. Apa yang ada dalam hatinya hanyalah tentang cara menimbun hartanya dan hidup bersenang-senang (Luk. 12:17-19). Akibatnya, akhir hidupnya sia-sia belaka.
Murid Kristus harus bijak terhadap harta, agar akhir hidupnya tidak sia-sia. Bagaimana caranya? Pertama, menempatkan harta pada posisi yang benar. ”Jangan menjadi hamba uang” (Ibr. 13:5a). Jadikan Tuhan sebagai Tuan atas diri kita, dan jadikan uang yang dikaruniakan-Nya sebagai “hamba” yang kita manfaatkan sesuai dengan kehendak-Nya.
Kedua, bersikap benar terhadap harta, yaitu memiliki rasa cukup. Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan yang besar (2 Tim. 6:6). Rasa cukup menjauhkan orang dari ketamakan dan memburu uang (2 Tim. 6:7-10). Rasa cukup membuat orang senantiasa bersyukur kepada Tuhan, hidup akur dengan saudara, dan menjadi berkat bagi orang-orang lain.
Ketiga, memakai uang dengan benar, untuk mendatangkan manfaat bagi sesama dan memuliakan Allah. Alkitab mengajar kita untuk memuliakan Allah dengan harta yang kita miliki (Ams. 3:9). Janganlah hanya menimbun harta di dunia untuk diri sendiri, tetapi pakailah uangmu untuk mendukung misi Allah di dunia ini dan menjadi berkat bagi sesama. Itulah cara untuk menyimpan harta di surga (Mat. 6:19-21).
Orang-orang percaya harus menjadi bijak terhadap harta, yaitu menempatkan harta, menyikapi harta, dan menggunakan harta dengan benar, untuk menghindari akhir hidup yang sia-sia.
AL