Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 8 Januari 2023
Bacaan Alkitab: Yesaya 42:1-9 ; Mazmur 29 ; Kisah Para Rasul 10:34-43 ; Matius 3:13-17
Pernahkah kita melihat ada seorang Kristen yang telah menerima Kristus sejak lama dengan melakukan pembaptisan, namun kehidupannya tetap tidak cukup baik dan benar? Lantas apa sebetulnya makna baptisan yang telah ia terima selama ini? Apakah hanya sekadar melakukan tradisi Kekristenan? Ataukah hanya untuk kepentingannya sendiri tanpa memiliki kedekatan dan kesungguhan hati untuk betul-betul masuk ke dalam persekutuan dengan Allah, memiliki relasi yang intim dengan-Nya, serta menghidupi kehendak-Nya?
Padahal, jika kita memperhatikan bacaan Injil pada hari ini di dalam Mat. 3:13-17, melalui pembaptisan Tuhan Yesus, kita dapat melihat teladan dan juga penggenapan janji keselamatan dari Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Ia mau hadir di tengah-tengah umat berdosa serta merendahkan diri-Nya dengan memberi diri untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Ia dibaptis bukan karena Ia merupakan orang yang berdosa atau bercela di dalam kehidupan-Nya. Namun, baptisan yang Yesus lakukan merupakan tanda bahwa Ia menyatakan ketaatan-Nya untuk menggenapi kehendak Allah.
Hal ini jugalah yang mestinya dimiliki oleh para pengikut Kristus. Ketika kita memberi diri untuk dibaptis, berarti kita juga bersedia merendahkan hati dan diri kita untuk menaati kehendak Allah. Sebab, baptisan bukan sekadar tanda sahnya seseorang menjadi seorang anggota gereja dan memiliki iman Kristen, melainkan merupakan bentuk pemberian diri kita untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup kita. Dibaptis juga berarti menerima kuasa Roh Kudus, yang akan memampukan kita untuk melakukan kehendak Allah di dunia. Jadi, ketika kita memberi diri dibaptis, itu artinya kita sedang menyatakan janji kita untuk menaati kehendak Allah di dalam kehidupan kita.
Pnt. Devina E. Minerva