Dalam Kalender Gerejawi, awal tahun dimulai bukan pada tanggal 1 Januari, melainkan pada Minggu Adven I. Hari ini kita mulai memasuki Minggu-minggu Adven. Adven sendiri berasal dari kata Latin, adventus yang berarti: kedatangan. Masa Adven mempunyai dua karakter, yaitu sebagai masa mempersiapkan perayaan Natal untuk 1). mengingat kedatangan Yesus yang pertama kali; dan sekaligus 2). mengarahkan hati dan pikiran untuk menyongsong kedatangan-Nya kembali, bukan sebagai bayi yang tak berdaya melainkan sebagai Hakim semua orang yang hidup dan yang mati.
Saat ini, kita sebagai umat Allah ada di dalam masa antara kenaikan Tuhan Yesus dan kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman, atau yang biasa disebut juga dengan tibanya hari Tuhan. Banyak cara dilakukan untuk mengisi masa adven atau masa penantian kedatangan-Nya kembali itu. Ada orang yang begitu getol menghitung-hitung waktu dan mencari-cari tanda untuk memastikan kapan Yesus datang kembali; ada pula yang cenderung tidak peduli, karena sepanjang sejarah gereja berkali-kali kedatangan Yesus kembali telah dinubuatkan namun pada akhirnya tidak pernah jadi kenyataan. Yang satu cari-cari, yang lain tidak peduli.
Matius 24:36 menegaskan: “Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Karenanya semangat yang mesti ada dalam masa penantian yang kita jalani ini bukanlah semangat mencari-cari tanda sehingga jadi parno akan suatu gejala alam (gempa, tsunami, banjir bandang, gunung meletus), bukan pula menghitung-hitung tanggal untuk meramalkan waktu kedatangan-Nya kembali. Semangat dalam masa penantian ini adalah berjaga-jaga. Menjaga hidup kita sebagai anak-anak Tuhan tetap kudus dan berkenan kepada Allah, menjauhkan diri dari rupa-rupa hawa nafsu keduniawian.
Hari Tuhan pasti akan tiba. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya untuk datang kembali. Yang pasti hari Tuhan akan datang seperti pencuri (2 Petrus 3:10). Kalau hari Tuhan itu belum tiba sampai saat itu, seperti kata penulis surat 2 Petrus: “… tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Petrus 3:9).
Mari isi hidup di tengah masa “adven”, masa penantian kedatangan-Nya kembali dengan jalani hidup sehari-hari sebagai anak-anak yang taat pada tuntunan dan kehendak Allah, jangan dibebani dengan pesta pora, kemabukan, dan kekhawatiran hidup. Melainkan, “berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu dan berdiri di hadapan Anak Manusia” (Lukas 21:36).