Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 22 Januari 2023
Bacaan Alkitab: Yesaya 49:6
"Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."
Tugas menjadi terang bagi bangsa-bangsa, sering sekali kita dengar. Saking familiarnya, kalimat ini sudah menjadi hal biasa yang kehilangan rasa. Sama halnya dengan pernyataan bahwa setiap pengikut Kristus adalah garam dan terang dunia (Matius 15:14). Kalimat ini begitu indah dan sangat khas dalam kekristenan kita. Tetapi tugas ini memang bukan untuk sekedar diperdengarkan, tetapi untuk dilakukan atau diwujudkan.
Bagi orang Yahudi, tugas menjadi terang bagi bangsa-bangsa itu begitu sulit untuk dilakukan, berhubung hambatan pemahaman yang mereka miliki. Meskipun mereka sadar bahwa mereka telah menjadi bagian dari Janji Abraham dan keturunannya, bahwa mereka akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, toh dalam perjalanannya, mereka ternyata lebih memilih menjadi berkat bagi bangsa sendiri. Mereka lebih berorientasi ke dalam, yakni kepada diri sendiri. Maka, tugas menjadi terang bagi bangsa-bangsa, menjadi persoalan tersendiri dalam diri mereka. Mirip dengan apa yang dilakukan Yunus. Di satu sisi diperintahkan untuk membawa berita pengampunan bagi bangsa Niniwe, tapi di sisi lain dia tidak rela, kalau bangsa lain mendapatkan kasih dari Tuhan. Yunus lebih senang kalau Niniwe tetap tidak bertobat dan dihukum.
Sama halnya dengan para murid Yesus yang “kurang gairah” memberitakan Injil kepada bangsa lain, yang membuat mereka menugaskan itu kepada Paulus. Jadi sekali lagi, membawa terang bagi bangsa-bangsa itu ternyata tidak semudah mengucapkannya. Terutama karena hambatan pemahaman mereka sebagai bangsa ekslusif, yang membuat mereka akhirnya lebih berorientasi kepada diri sendiri, dari pada keluar, kepada dunia.
Itu sebab, melalui Yesaya, Tuhan mengingatkan mereka kembali: "Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." Dalam kalimat yang lugas, kira-kira mau mengatakan begini : “Terlalu dangkal, kalau kamu hanya memikirkan kepentingan suku-suku Yakub (keturunan Israel). Kamu punya tugas yang lebih besar dari itu. Dan kamu punya potensi yang lebih besar untuk melakukan itu”.
Kita juga dipanggil menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Menjadi terang yang bercahaya bagi dunia. Ada hal yang lebih besar dari apa yang selama ini sudah kita lakukan. Ibarat mobil, kita bisa melaju 100 km/jam. Tapi kita tidak menggunakan kemampuanmu sepenuhnya. Mungkin kita merasa sudah cukup, jika untuk diri kita sendiri. Tapi kita dipanggil bukan hanya hidup bagi dirimu sendiri. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi lebih banyak lagi dan lebih banyak lagi orang. Jika kesadaran ini kita buka, tentu kehidupan kita akan makin berdampak.
Pdt. Natan Kristiyanto