Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 28 September 2025
Bacaan Alkitab: Matius 28:16-20
Po, seekor panda gemuk yang canggung, adalah tokoh utama film Kungfu Panda-1. Ia bekerja di warung mie milik ayah angkatnya, Mr. Ping, seekor angsa yang penuh kasih. Meski hidupnya sederhana, Po adalah penggemar berat kungfu dan bermimpi menjadi pendekar hebat seperti idolanya, kelompok Lima Gagah (Furious Five): Tigress (harimau), Crane (bangau), Mantis (belalang sembah), Viper (ular), dan Monkey (monyet). Namun, Po sering dianggap tidak cocok untuk kungfu karena tubuhnya yang besar dan sifatnya yang ceroboh.
Suatu hari, Master Oogway, kura-kura tua yang merupakan guru spiritual Shifu, memutuskan untuk memilih Naga Sakti, seorang pejuang yang ditakdirkan untuk menerima Gulungan Naga, sebuah artefak yang konon menyimpan rahasia kekuatan tak terbatas. Seluruh penduduk Lembah Damai berkumpul untuk menyaksikan upacara pemilihan ini, termasuk Po, yang berusaha masuk ke Istana Giok meski dengan susah payah.
Secara tidak sengaja, Po terjatuh di tengah arena saat upacara berlangsung, dan Oogway secara mengejutkan menunjuknya sebagai Naga Sakti. Keputusan ini mengejutkan semua orang, termasuk Shifu dan Lima Gagah, yang meragukan kemampuan Po. Shifu, yang skeptis, berusaha mengusir Po dengan latihan keras, sementara Lima Gagah menganggap Po sebagai lelucon.
Meski awalnya tidak percaya diri, Po bertekad untuk tetap tinggal di Istana Giok dan belajar kungfu. Shifu, yang terpaksa melatihnya, memberikan tugas-tugas berat untuk membuat Po menyerah. Namun, Po menunjukkan ketahanan yang luar biasa, didorong oleh semangatnya yang pantang menyerah dan kecintaannya pada kungfu.
Kehebatan Po terbukti, pada saat pertarungan antara Po dan Tai Lung, yang memiliki kekuatan luar biasa hingga dapat mengalahkan Shifu dan Lima Pendekar gagah. Meski Tai Lung memiliki teknik kungfu yang sempurna, Po menggunakan kreativitas, ketahanan fisik, dan gaya bertarung yang tidak terduga untuk mengimbanginya. Dengan memanfaatkan tubuhnya yang besar dan refleks yang telah diasah, Po berhasil melemahkan Tai Lung. Dalam momen krusial, Po menggunakan “Jari Wuxi,” teknik misterius yang dia pelajari dari Shifu, hingga berhasil mengalahkan Tai Lung, mengirimnya ke alam roh.
Po, semula menjadi murid dan bisa menjadi murid yang memuridkan. Po, bisa menjadi hebat karena setia dan belajar dengan tekun. Kesungguhan Po, akhirnya teruji dan terbukti.
Jauh sebelum kisah Po, murid yang bisa memuridkan, Penginjil Matius menyampaikan titah Tuhan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya, “.. pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Murid-murid dititahkan Tuhan agar semua bangsa menjadi murid-Nya. Menjadi murid berarti menyadari bahwa dirinya masih perlu belajar dari Tuhan. Murid yang belajar dan diajar oleh Tuhan, akan membentuk jati diri murid yang mengenal dan mentaaati rencana dan kehendak Tuhan di dalam hidupnya. Pengalaman menjadi murid itu membuat sang murid itu dapat memuridkan orang-orang lain juga untuk mengenal dan mentaati kehendak Tuhan.
Pdt. Benny Halim