Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 24 September 2023
Bacaan Alkitab: 1 Korintus 3:1-11
Surat 1 Korintus adalah salah satu surat dari tiga surat (Roma, 1 Korintus dan 2 Korintus) yang menempati posisi sentral dalam seluruh kitab Perjanjian Baru. Dan dalam surat 1 Korintus, Paulus menyatakan bagaimana jemaat di Korintus ada dalam situasi bahaya ketika di dalamnya terjadi klik atau kelompok-kelompok umat yang berpusat pada pemimpin perseorangan. Dimana masing-masing kelompok bisa berbuat semaunya tanpa aturan. Dan kondisi yang demikian menjadi sesuatu yang sangat potensial untuk menghasilkan perpecahan dalam jemaat.
Apa yang ada di dalam surat Korintus menjadi bahan refleksi bagi kita, jemaat Tuhan dimasa sekarang yang juga acapkali dilanda ‘virus’ yang sama, karena pada kenyataannya kita selalu bisa menjumpai para pemimpin gereja yang tampak berebut simpati dari anggota jemaat yang dilayaninya, atau sebaliknya anggota jemaat yang dengan caranya membuat para pemimpin umat diposisikan sedemikian rupa sehingga tergoda untuk bersaing dalam pelayanannya.
Paulus dalam suratnya memberikan ‘catatan’ bagi kita jemaat Tuhan di abad ini, untuk memberi tempat lebih utama kepada Tuhan sang kepala gereja lebih dari pada mengkultuskan para hambaNya. GKI sebagai gereja, dengan tegas oleh karenanya menentang kultus individu. Lewat 1 Korintus menjadi jelas bahwa baik Paulus, Apolos, Kefas atau Pendeta manapun hanyalah para pelayan. “Pelayan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut tugas yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram tetapi Allah yang menumbuhkan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram – melainkan Allah yang menumbuhkan”.
Hidup beregereja yang sesungguhnya adalah menata dan mengelola kehidupan dan pelayanan bersama dari tiap pribadi yang ada di dalamnya, mengembangkan prinsip ‘stewardship’ dan bukan ‘ownership’. Dengan cara itulah kita menjadi rekan sekerja Allah di tengah dunia ini demi untuk mewujudkan kehidupan bersama dalam persekutuan dimana iman ditumbuhkan, pengharapan di hidupi dan kasih diberlakukan.
Pdt. Imanuel Kristo Mulyono