Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 13 Oktober 2013

Marry dan Barry sebut saja begitu namanya, adalah pasangan yang saling mencintai dan memiliki komitmen untuk membangun rumah tangga yang harmonis.  Namun setelah beberapa tahun menikah ternyata hubungan mereka kandas! Berbagai cara dilakukan untuk mempersatukan mereka kembali, namun  nampaknya semua upaya sia-sia. Malahan situasi hubungan mereka justru kian bertambah rumit, seperti benang kusut. Bahkan kini rumah tangga mereka terancam berujung pada perceraian! Jika ditelusuri apakah akar masalah yang dihadapi oleh pasutri ini, sehingga keluarga mereka terancam bubar? Setelah diteliti ternyata pergumulan yang membelit pasangan ini bukanlah masalah “besar”. Seperti masalah perselingkuhan, ekonomi, atau KDRT. Persoalan yang di hadapi keluarga ini ternyata karena mereka tidak menjadi keluarga yang bertumbuh!

Keluarga yang bertumbuh ternyata sangat penting. Sebab tanpa pertumbuhan; dalam komunikasi, dalam iman, dalam karakter, dalam rasa saling,....dsb. Maka persoalan-persoalan kecil bukan lagi bumbu yang menambah “sedapnya” sebuah pernikahan. Tetapi masalah kecil dapat terakumulasi menjadi persoalan besar, yang suatu saat akan meledak dan menimbulkan korban dan kerugian! Alkitab sendiri sebenarnya selalu membicarakan tentang konsep pertumbuhan dalam segala aspek bagi umat Tuhan, seperti Mazmur 1; Yoh 15:1-8; Luk 2:52. Sebab pertumbuhan menunjukkan adanya kehidupan, pertumbuhan menandakan adanya kedewasaan, pertumbuhan menggambarkan adanya proses dan pertumbuhan juga membuktikan adanya kualitas. Itu sebabnya tanpa pertumbuhan, komunikasi dalam rumah tangga akan mandeg, egoisme akan menggerogoti kebersamaan, karena tidak adanya kedewasaan dan akhirnya kualitas relasi, karakter, rasa saling dalam rumah tangga juga akan terpuruk! Sehingga keceriaan dan kebahagiaan menjadi barang langka dalam rumah tangga! Jika hubungan dengan pasangan anda mulai dingin dan hambar, persoalan sepele berubah menjadi pertengkaran besar, tidak peduli dengan urusan pasangan masing-masing, lebih senang berlama-lama di luar rumah dengan alasan pekerjaan, pelayanan, pertemanan, dan kesibukan lainnya,  kebersamaan dalam keluarga dan persekutuan dengan Tuhan seringkali diabaikan, lebih mementingkan laba daripada prinsip kebenaran,.... Maka rumah tangga anda adalah kandidat utama dari keluarga yang tidak bertumbuh!

Bagaimanakah cara membangun keluarga yang bertumbuh dalam segala aspek?

1. Memupuk relasi dengan Tuhan. (Kej 2:18)
Allah yang menciptakan rumah tangga (Kej 2:18-25). Allah tentu saja memiliki tujuan dan rencana yang indah bagi tiap rumah tangga. Itu sebabnya sangat beralasan jika kita memupuk relasi dengan Tuhan terus menerus secara teratur (Kol 2:6-7). Prinsipnya semakin dekat dengan Tuhan, seharusnya semakin dekat pula hubungan dengan pasangan kita. Dan pada akhirnya rumah tangga kita dapat mengerti dan berjalan dalam rencanaNya yang indah. Dalam hal ini; ibadah, persekutuan pribadi dengan Tuhan, ketaatan dan takut akan Tuhan, merupakan cara kita memupuk relasi dengan Tuhan.

2. Memupuk relasi dengan pasangan dan anggota keluarga. (Ef 5:22-33; 6: 1-4)
Kasih sayang, tanggung jawab, perhatian, saling pengertian, rela berkorban, mendahulukan kepentingan pasangan, kebersamaan dalam keluarga, komunikasi yang baik, menghargai dan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita, karakter yang baik, kerja keras, tindakan yang bijak, ... Semua ini jenis pupuk yang perlu untuk membangun karakter suami, istri mau pun anak-anak kita.

3. Memberlakukan prinsip-prinsip Firman Tuhan dalam keluarga. (Maz 128:1)
Selain pupuk, tentu saja diperlukan upaya perlindungan supaya hama tidak merusak tanaman yang sedang bertumbuh. Dalam hal ini Firman Tuhan berfungsi untuk menjaga hati kita dan langkah kita dari berbagai godaan yang ingin merusak rumah tangga kita. Dengan demikian keluarga kita akan bertumbuh dalam kebenaran dan memuliakan Tuhan. Selamat Menjadi Keluarga yang Bertumbuh! Amin

RR