Deprecated: htmlspecialchars(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home/gkigadingserpong/public_html/libraries/src/Document/Renderer/Feed/AtomRenderer.php on line 89
Sosok - GKI Gading Serpong https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok 2025-10-06T08:20:20+07:00 GKI Gading Serpong web.gkigadingserpong@gkigadingserpong.org WinsCreations Suryadiputra Liawatimena 2024-09-03T17:10:06+07:00 2024-09-03T17:10:06+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/suryadiputra-liawatimena Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org//images/bidang/Picture1.png" alt="" width="1075" height="554" loading="lazy"></p><p style="text-align: justify;">Siapa yang tidak kenal Suryadi? Ia adalah aktivis GKI Gading Serpong yang pernah menjadi penatua dalam kurun waktu 2016-2021, dan hingga kini masih aktif melayani dalam Komisi Dewasa dan panitia <em>Marriage Enrichment.</em> Dalam wawancara ini, Suryadi membagikan kisah-kisah dalam karier dan pelayanannya kepada kita. Kiranya menjadi berkat dan pemacu semangat, agar kita terus aktif melayani sepertinya.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadiputra Liawatimena lahir di Cirebon pada tanggal 16 Oktober 1968. Ia kerap disapa Suryadi atau Didi oleh teman-teman semasa kecilnya. Setelah menamatkan pendidikan menengah di STM Negeri I Cirebon pada tahun 1984, ia melanjutkan pendidikan sarjana ke STMIK Bina Nusantara jurusan Teknik Komputer pada tahun 1987-1991. Difasilitasi oleh BiNus, Suryadi melanjutkan pendidikan pasca sarjana di jurusan <em>Applied Science, Edith Cowan University, </em>Perth pada tahun 1992-1996, dan memperoleh gelar doktor di jurusan<em> Science of Education, Curtin University,</em> Perth pada tahun 1997- 2005. Untuk memenuhi syarat diajukan sebagai guru besar, di mana pendidikan terakhir harus sebidang dengan pekerjaannya, maka Suryadi mengambil gelar doktor kedua di jurusan <em>Computer Science</em>, Universitas Bina Nusantara pada tahun 2017- 2022.</p> <p style="text-align: justify;">Pada tahun 1989, Suryadi menikah dengan Sianiwaty Suwandi. Mereka dianugerahi tiga orang anak, yaitu Michael Liawatimena, Nathasia Liawatimena, dan Laurencia Liawatimena, yang semuanya lahir di Cirebon, serta dua orang cucu, yaitu Layton Olivier Liawatimena dan Lyndon Owen Liawatimena.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Perjalanan Karier</strong></p> <p style="text-align: justify;">Suryadi mulai bekerja sebagai asisten laboratorium UPT Perangkat Keras di STMIK Bina Nusantara sejak September 1987. Tawaran menjadi dosen jurusan Teknik Komputer datang pada tahun 1990. Suryadi mengajar antara lain: bahasa pemrograman (<em>Assembly, C, Pascal, Python</em>), Organisasi dan Arsitektur Komputer, <em>Interfacing,</em> Aplikasi Mikroprosesor,<em> Artificial Intelligence</em>, <em>Computer Network and Information Security</em> dan <em>Internet of Things.</em></p> <p style="text-align: justify;">Sempat mengajar di BiNus Jakarta, mulai dari kampus Syahdan, Anggrek, Kijang, Senayan, sekarang Suryadi menjabat sebagai Lecturer Specialist S3 di program Automotive and Robotics Engineering, di BiNus ASO <em>School of Engineering</em> (BASE), Alam Sutera sejak September 2022 hingga sekarang. Selama berkarier di BiNus, ia pernah menjabat sebagai sekretaris jurusan Sistem Komputer, kepala laboratorium UPT Perangkat Keras, kepala perpustakaan, <em>Lecturer Resource Center Manager</em> yang khusus mempersiapkan para dosen untuk mengajar di BiNusMaya Learning Management System, dan research manager.</p> <p style="text-align: justify;">Penghargaan yang pernah diraihnya antara lain adalah <em>The Long Service Year Award</em>, atas pengabdian selama 28,8 tahun pada 23 Oktober 2016. Pada 21 November 2023, Suryadi turut serta dalam acara <em>Appreciation Night for Pensioners</em>, karena telah mengabdi di BiNus selama 36 tahun.</p> <p style="text-align: justify;">Saat ini, Suryadi sedang menunggu antrian dalam proses penilaian, atas pengusulan kenaikan jabatan akademik sebagai guru besar atau profesor dalam bidang kecerdasan buatan. Ini adalah gelar tertinggi bidang akademik, yang merupakan dambaan setiap pengajar, apalagi mengingat rentang panjang pengalaman mengajarnya di BiNus selama 34 tahun. Saat ini jabatannya sebagai lektor kepala sudah bisa mendapatkan sebutan sebagai <em>Associate Professor.</em> Namun, Suryadi masih harus mencapai penilaian <em>cum</em> senilai 850 poin dari tim penilai, demi mendapatkan pengukuhan sebagai guru besar secara resmi, menurut aturan DIKTI.</p> <p style="text-align: justify;">Mengutip dari <a href="https://binus.%20ac.id/2022/03/guru-besar-apasih-itu-yuk-cari-tahu">https://binus. ac.id/2022/03/guru-besar-apasih-itu-yuk-cari-tahu</a>, guru besar pada hakikatnya adalah seorang pendidik sekaligus peneliti, yang hasil penelitiannya ditunggu oleh masyarakat luas, sebagai bagian dari wujud pengabdian dalam bidang akademis. Beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah memiliki kualifikasi akademik doktor (S3), memiliki pengalaman mengajar minimum sepuluh tahun, hingga membuat buku atau jurnal ilmiah penelitian, dengan kualitas yang berbobot dan terpublikasi secara internasional. Sejak didaftarkan oleh kampusnya pada 7 Desember 2023 ke PDDIKTI, Suryadi telah melalui proses verifikasi administrasi pada 5 Januari 2024 lalu, dan kini tengah menanti proses penilaian pada tanggal 6-13 Maret 2024, untuk mendapatkan gelar tersebut.&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Mengabdi di Tanah Papua</strong></p> <p style="text-align: justify;">Ketika mengalami kejenuhan dalam kesibukan dan rutinitasnya di BiNus, Suryadi sempat berdoa agar Tuhan menunjukkan perubahan dan jalan lain dalam berkarya. Jawaban Tuhan datang lewat ajakan seorang tetangganya yang berasal dari Papua, yang mengajaknya untuk ikut membantu Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) dalam bidang teknologi informasi. Secara ajaib, keputusan untuk melayani di Papua ini juga dikuatkan lewat khotbah Pdt. Andreas Loanka, yang didengarnya saat ibadah Minggu. Untuk pekerjaan ini, Suryadi secara khusus dimintakan izin cuti (<em>unpaid leave</em>) selama tiga tahun dari aktivitasnya di BiNus oleh Kepala UP4B, Letjen. TNI (purn.) Bambang Darmono, untuk membantu pekerjaan beliau dalam melaporkan kegiatan UP4B kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, yang saat itu dijabat oleh Bapak Boediono.</p> <p style="text-align: justify;">Mengutip keterangan dari https:// <a href="https://www.papua.go.id/view-detailberita-2669/undefined">www.papua.go.id/view-detailberita-2669/undefined</a> dan https://id.wikipedia.org/wiki/ Unit_Percepatan_Pembangunan_ Provinsi_Papua_dan_Papua_Barat, UP4B ini bertugas membantu presiden dalam koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, fasilitasi, serta pengendalian pelaksanaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, serta bertujuan mengawal pelaksanaan pembangunan Papua dan Papua Barat. Di sisi lain, memastikan program yang sudah ditetapkan tersebut dapat dilaksanakan, sehingga upaya percepatan dapat terlaksana sebagaimana mestinya.</p> <p style="text-align: justify;">Proyek ini telah membawa Suryadi menjejakkan kaki dan tinggal di tanah Papua selama hampir tiga tahun, sejak Februari 2012 hingga 31 Desember 2014. Berada di bawah pengawasan Kepala UP4B, Letjen. TNI (purn.) Bambang Darmono, dan Wakil Kepala Eduard Fonataba. Berkantor di daerah Angkasa, Jayapura, sebuah daerah pegunungan yang sangat indah. Terkenang jelas setiap akan turun ke pusat kota Jayapura, tampak pemandangan sekumpulan awan yang terlihat lebih rendah dari dalam mobil, bagaikan negeri di atas awan.</p> <p style="text-align: justify;">Selama berada di Papua, Suryadi diminta membantu dalam pemetaan wilayah, mengoordinasi pembangunan daerah Papua dan Papua Barat, mulai dari pembangunan jalan utama hingga jalan tembus untuk memudahkan transportasi, pembangunan pelabuhan, lapangan terbang, dan depo logistik yang memudahkan distribusi bahan pangan dan bahan bakar, hingga bidang kesehatan dan pendidikan. Suryadi dan tim juga ikut serta mengawasi pembangunan yang sudah dijalankan dinas dan pemerintah daerah, untuk kemudian dilaporkan kepada pemerintah pusat melalui wakil presiden, mengadakan program afirmasi pendidikan berupa beasiswa ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi) dan ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) kepada para pelajar asal Papua, agar dapat melanjutkan hingga sekolah menengah dan universitas. Ia juga ikut membantu program pembangunan ruas jalan Lingkar Yapen sepanjang 236 km, dan pembangunan Monumen Sejarah Mansinam.</p> <p style="text-align: justify;">Proyek ini membawa banyak pengalaman baru: keluar masuk pedalaman untuk berjumpa dengan suku-suku asli dan budaya Papua, melihat langsung kondisi mereka dan perlunya peningkatan pembangunan tanah Papua, hingga mengunjungi istana negara, bertemu langsung dan melakukan presentasi di hadapan pembesar-pembesar negeri ini. Sebuah pengalaman yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Pengalaman ini adalah jawaban atas panggilan dan kerinduan melayani, yang selalu ada dalam setiap hati orang percaya.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Pelayanan di Gereja </strong></p> <p style="text-align: justify;">Awal bergabung dengan GKI Gading Serpong, Suryadi hanya sebagai simpatisan. Saat itu, ia masih berstatus jemaat GKI Wahid Hasyim. Menjadi anggota sejak 26 Januari 2004, rutinitas hanya datang beribadah setiap hari Minggu, menjemput anak pulang dari sekolah Minggu, lalu pulang. Debut pelayanan pertama adalah sebagai penyambut tamu, setelah diajak Bapak (alm.) Joelianto, ketika sedang menunggui anak-anak pulang dari sekolah Minggu.</p> <p style="text-align: justify;">Saat menunggui sang istri rapat dengan Komisi Pekabaran Injil (KPI), Suryadi diajak masuk, walaupun bukan sebagai pengurus. Kiprah awalnya adalah membantu transfer dana pendidikan dan dukungan ke beberapa badan misi. Setelah itu, ia diikutsertakan sebagai peserta acara konferensi misionaris di daerah Ancol. Suryadi tergugah oleh banyaknya kesaksian para misionaris yang walaupun sudah lanjut usia, mengalami kesulitan dan penderitaan, namun tetap teguh dan setia melayani. Mereka tetap teguh dalam doa dan kedekatan dengan Tuhan, hingga sering kali mengalami mukjizat.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadi sempat menjabat sebagai ketua KPI sekitar tahun 2005 bersama Kusnadi Lim sebagai wakil ketua. Dalam kurun waktu ini, ia sempat beberapa kali mengikuti perjalanan misi mengunjungi wilayah Riau. Dalam salah satu perjalanan misi tersebut, ia mengalami patah kaki karena kecelakaan. Saat menaiki perahu yang berisi 40 orang penumpang, Suryadi merasa bosan, sehingga memutuskan melihat laut, dan berdiri dekat nakhoda. Ia sempat mendengar bisikan untuk kembali duduk dari belakang telinga kiri, namun tidak digubrisnya, karena masih ingin melihat kompas. Tanpa terduga, tiba-tiba perahu terguncang naik turun dihantam gelombang. Tubuhnya ikut terpelanting ke atas dan bawah. Bertepatan ketika tubuhnya meluncur turun, kapal terguncang naik, mengakibatkan Suryadi jatuh seketika dalam posisi jongkok. Kapal pun diarahkan ke Tanjung Batu. Di sana kakinya langsung diperiksa dan dirontgen. Dokter yang membaca hasil rontgen mengatakan kondisi kaki tidak apaapa dan tidak ada retak. Selama tiga hari, Suryadi dirawat di sebuah kamar wisma karyawan Grup Sambu, dengan kondisi kaki dibebat dan hanya minum obat penghilang rasa sakit.</p> <p style="text-align: justify;">Setelah kembali ke Tangerang, dilakukan pemeriksaan ulang di RS Siloam Karawaci. Hasil rontgen memperlihatkan mata kaki kiri terbelah, dengan dua patahan pada tulang kecil kaki belakang, dan tiga patahan di dekat jarijari kaki. Dokter yang membantu pemeriksaan, dr. John Butar-Butar bersyukur, patahan tidak menusuk daging dan tidak ada pembusukan akibat luka-luka yang terjadi. Operasi pasang dan cabut pen pun dilakukan. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk sembuh total. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk kembali melayani di wilayah Riau.</p> <p style="text-align: justify;">Bulan Agustus 2008, Suryadi mendapatkan pengalaman baru ketika diajak ikut serta sebagai peserta acara <em>Marriage Enrichment</em> (ME), yang diselenggarakan oleh GII Hok Im Tong, Bandung. Sejak itu, ia terpanggil untuk melayani sebagai panitia ME di GKI Gading Serpong, hingga pada bulan Januari 2024 lalu, ia mendapat giliran sebagai koordinator acara ME yang ke-18.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadi juga ambil bagian dalam pelayanan misi di wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, bahkan menjadi salah satu penggagas ide mendirikan bimbingan belajar untuk membantu pendidikan anak-anak di sana. Atas izin dari (alm.) Bapak Oman Sugandi sebagai pemilik tanah, sebagian warung yang telah ada diubah menjadi tempat bimbingan belajar, dengan bantuan peralatan seperti papan tulis, meja, dan kursi hasil sumbangan dari BPK Penabur Gading Serpong. Beberapa guru Bahasa Inggris dan matematika pun ikut dilibatkan sebagai tenaga pengajar. Pada tanggal 21 Juni 2009, Bimbingan Belajar Cilaku Bersinar, Tenjo, Kabupaten Bogor, memulai debutnya. Pelayanan ke Tenjo melibatkan jemaat GKI Gading Serpong hingga sekarang.</p> <p style="text-align: justify;">Pada tanggal 7 April 2019, Suryadi ikut membantu program GEMA (GEmar Membaca Alkitab) GKI Gading Serpong yang dicanangkan gereja, yaitu program membaca Alkitab, dengan membaca satu pasal setiap hari, dimulai dari Matius pasal 1. Pada tanggal 5 September 2022, program GEMA melanjutkan gelombang kedua, dengan membaca dua pasal setiap hari. Hingga kini, ia tetap aktif dalam di bagian media program GEMA, mengirimkan notifikasi/pengingat bacaan Alkitab harian melalui <em>WhatsApp</em> (13 group wilayah dan 1 group Sahabat Gema).</p> <p style="text-align: justify;">Kesempatan menjadi penatua di GKI Gading Serpong datang pada tahun 2016. Setelah berdiskusi dengan keluarga dan digumulkan, Suryadi bersedia menjadi penatua selama dua periode, semenjak April 2016 hingga Maret 2021. Awalnya, ia menjadi penatua pendamping Komisi Perpustakaan, Publikasi dan Dokumentasi (KPPD), di mana tim imagoDeus masih bergabung di sini. Tugas Publikasi adalah menerbitkan Majalah<em> Sepercik Anugerah</em> dan publikasi informasi melalui website https://www.gkigadingserpong. org. Mulai April 2024, Suryadi membantu sebagai wakil ketua Komisi Dewasa (KD) GKI Gading Serpong.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadi mengakui, media berperan penting dalam mencatat pengetahuan dan pengalaman untuk diteruskan. Fungsi utama media adalah sebagai penyimpan informasi, sehingga pengetahuan yang berharga tersebut dapat disimpan dan diakses oleh orang-orang di masa depan. Dengan aksesibilitas yang luas, media memfasilitasi distribusi informasi dengan cepat dan efisien, menjaga agar pengetahuan tersebar luas.</p> <p style="text-align: justify;">Selain itu, media juga berperan dalam konservasi budaya, dengan merekam dan melestarikan warisan budaya dalam berbagai bentuk. Melalui media, informasi dapat direproduksi dan disebarkan kepada banyak orang. Media juga berfungsi sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran, memberikan akses kepada informasi, ide, dan pengalaman dari seluruh dunia, yang dapat memperkaya pemahaman dan perspektif. Dengan demikian, media merupakan sarana yang penting dalam memastikan kontinuitas dan perkembangan ilmu pengetahuan serta budaya, menjaga agar pengetahuan dan pengalaman dapat diteruskan dan diapresiasi.</p> <p style="text-align: justify;">Selama menjadi penatua, khususnya dalam bidang KPPD, ada beberapa kesulitan yang dihadapi, di antaranya: perpustakaan sempat tutup selama masa pandemi, terbatasnya ruang dan jam buka perpustakaan, sehingga jemaat kurang berminat untuk mampir, dan terburu-buru pulang, juga masih terjadi keterlambatan dalam pengembalian buku. Dalam bidang publikasi, kerap ditemui masalah dalam mencari desainer tata letak yang kompeten, penerbitan yang kerap kali terlambat, dan kesulitan para penulis dalam memenuhi tenggat waktu penulisan.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Harapan dan Pesan</strong></p> <p style="text-align: justify;">Pembangunan gedung gereja yang baru membangkitkan harapan adanya ruang perpustakaan yang lebih baik dan nyaman, dengan koleksi buku digital, terutama buku elektronik untuk anak-anak, juga adanya staf perpustakaan yang dapat melayani secara pemanen. Jika hal ini telah terpenuhi, diharapkan dapat meningkatkan minat baca jemaat, sehingga dapat mengaktifkan kegiatan-kegiatan seperti bedah buku, seminar, ataupun menulis buku bersama. Selain itu, diharapkan terciptanya integrasi tempat ibadah antar komisi. Semua kegiatan dapat dilaksanakan di gedung yang sama, sehingga akan sangat memudahkan.</p> <p style="text-align: justify;">Di akhir wawancara, Suryadi menyisipkan pesan agar kita tidak pernah lupa membaca Alkitab setiap hari. <strong>Bagaimana mungkin kita mencintai Tuhan, jika kita tidak rajin membaca Alkitab?</strong></p> <p>{gallery}sur{/gallery}</p> <p>Keterangan foto (dari kiri ke kanan):</p> <p>Skema Proses Pengajuan Guru Besar yang dapat dilihat di https://dikti.kemdikbud.go.id/ layanan-sumber-daya/</p> <p>Foto di depan gedung Kodam. XVII Cenderawasih, 9 Desember 2014 (usai acara pengakhiran tugas UP4B)&nbsp;</p> <p>Diantar (alm.) Pak Sugandi saat meninjau Saung Belajar Cilaku, 19 Oktober 2011&nbsp;</p> <p>Di depan Saung Belajar Cilaku</p> <p>&nbsp;</p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org//images/bidang/Picture1.png" alt="" width="1075" height="554" loading="lazy"></p><p style="text-align: justify;">Siapa yang tidak kenal Suryadi? Ia adalah aktivis GKI Gading Serpong yang pernah menjadi penatua dalam kurun waktu 2016-2021, dan hingga kini masih aktif melayani dalam Komisi Dewasa dan panitia <em>Marriage Enrichment.</em> Dalam wawancara ini, Suryadi membagikan kisah-kisah dalam karier dan pelayanannya kepada kita. Kiranya menjadi berkat dan pemacu semangat, agar kita terus aktif melayani sepertinya.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadiputra Liawatimena lahir di Cirebon pada tanggal 16 Oktober 1968. Ia kerap disapa Suryadi atau Didi oleh teman-teman semasa kecilnya. Setelah menamatkan pendidikan menengah di STM Negeri I Cirebon pada tahun 1984, ia melanjutkan pendidikan sarjana ke STMIK Bina Nusantara jurusan Teknik Komputer pada tahun 1987-1991. Difasilitasi oleh BiNus, Suryadi melanjutkan pendidikan pasca sarjana di jurusan <em>Applied Science, Edith Cowan University, </em>Perth pada tahun 1992-1996, dan memperoleh gelar doktor di jurusan<em> Science of Education, Curtin University,</em> Perth pada tahun 1997- 2005. Untuk memenuhi syarat diajukan sebagai guru besar, di mana pendidikan terakhir harus sebidang dengan pekerjaannya, maka Suryadi mengambil gelar doktor kedua di jurusan <em>Computer Science</em>, Universitas Bina Nusantara pada tahun 2017- 2022.</p> <p style="text-align: justify;">Pada tahun 1989, Suryadi menikah dengan Sianiwaty Suwandi. Mereka dianugerahi tiga orang anak, yaitu Michael Liawatimena, Nathasia Liawatimena, dan Laurencia Liawatimena, yang semuanya lahir di Cirebon, serta dua orang cucu, yaitu Layton Olivier Liawatimena dan Lyndon Owen Liawatimena.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Perjalanan Karier</strong></p> <p style="text-align: justify;">Suryadi mulai bekerja sebagai asisten laboratorium UPT Perangkat Keras di STMIK Bina Nusantara sejak September 1987. Tawaran menjadi dosen jurusan Teknik Komputer datang pada tahun 1990. Suryadi mengajar antara lain: bahasa pemrograman (<em>Assembly, C, Pascal, Python</em>), Organisasi dan Arsitektur Komputer, <em>Interfacing,</em> Aplikasi Mikroprosesor,<em> Artificial Intelligence</em>, <em>Computer Network and Information Security</em> dan <em>Internet of Things.</em></p> <p style="text-align: justify;">Sempat mengajar di BiNus Jakarta, mulai dari kampus Syahdan, Anggrek, Kijang, Senayan, sekarang Suryadi menjabat sebagai Lecturer Specialist S3 di program Automotive and Robotics Engineering, di BiNus ASO <em>School of Engineering</em> (BASE), Alam Sutera sejak September 2022 hingga sekarang. Selama berkarier di BiNus, ia pernah menjabat sebagai sekretaris jurusan Sistem Komputer, kepala laboratorium UPT Perangkat Keras, kepala perpustakaan, <em>Lecturer Resource Center Manager</em> yang khusus mempersiapkan para dosen untuk mengajar di BiNusMaya Learning Management System, dan research manager.</p> <p style="text-align: justify;">Penghargaan yang pernah diraihnya antara lain adalah <em>The Long Service Year Award</em>, atas pengabdian selama 28,8 tahun pada 23 Oktober 2016. Pada 21 November 2023, Suryadi turut serta dalam acara <em>Appreciation Night for Pensioners</em>, karena telah mengabdi di BiNus selama 36 tahun.</p> <p style="text-align: justify;">Saat ini, Suryadi sedang menunggu antrian dalam proses penilaian, atas pengusulan kenaikan jabatan akademik sebagai guru besar atau profesor dalam bidang kecerdasan buatan. Ini adalah gelar tertinggi bidang akademik, yang merupakan dambaan setiap pengajar, apalagi mengingat rentang panjang pengalaman mengajarnya di BiNus selama 34 tahun. Saat ini jabatannya sebagai lektor kepala sudah bisa mendapatkan sebutan sebagai <em>Associate Professor.</em> Namun, Suryadi masih harus mencapai penilaian <em>cum</em> senilai 850 poin dari tim penilai, demi mendapatkan pengukuhan sebagai guru besar secara resmi, menurut aturan DIKTI.</p> <p style="text-align: justify;">Mengutip dari <a href="https://binus.%20ac.id/2022/03/guru-besar-apasih-itu-yuk-cari-tahu">https://binus. ac.id/2022/03/guru-besar-apasih-itu-yuk-cari-tahu</a>, guru besar pada hakikatnya adalah seorang pendidik sekaligus peneliti, yang hasil penelitiannya ditunggu oleh masyarakat luas, sebagai bagian dari wujud pengabdian dalam bidang akademis. Beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah memiliki kualifikasi akademik doktor (S3), memiliki pengalaman mengajar minimum sepuluh tahun, hingga membuat buku atau jurnal ilmiah penelitian, dengan kualitas yang berbobot dan terpublikasi secara internasional. Sejak didaftarkan oleh kampusnya pada 7 Desember 2023 ke PDDIKTI, Suryadi telah melalui proses verifikasi administrasi pada 5 Januari 2024 lalu, dan kini tengah menanti proses penilaian pada tanggal 6-13 Maret 2024, untuk mendapatkan gelar tersebut.&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Mengabdi di Tanah Papua</strong></p> <p style="text-align: justify;">Ketika mengalami kejenuhan dalam kesibukan dan rutinitasnya di BiNus, Suryadi sempat berdoa agar Tuhan menunjukkan perubahan dan jalan lain dalam berkarya. Jawaban Tuhan datang lewat ajakan seorang tetangganya yang berasal dari Papua, yang mengajaknya untuk ikut membantu Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) dalam bidang teknologi informasi. Secara ajaib, keputusan untuk melayani di Papua ini juga dikuatkan lewat khotbah Pdt. Andreas Loanka, yang didengarnya saat ibadah Minggu. Untuk pekerjaan ini, Suryadi secara khusus dimintakan izin cuti (<em>unpaid leave</em>) selama tiga tahun dari aktivitasnya di BiNus oleh Kepala UP4B, Letjen. TNI (purn.) Bambang Darmono, untuk membantu pekerjaan beliau dalam melaporkan kegiatan UP4B kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, yang saat itu dijabat oleh Bapak Boediono.</p> <p style="text-align: justify;">Mengutip keterangan dari https:// <a href="https://www.papua.go.id/view-detailberita-2669/undefined">www.papua.go.id/view-detailberita-2669/undefined</a> dan https://id.wikipedia.org/wiki/ Unit_Percepatan_Pembangunan_ Provinsi_Papua_dan_Papua_Barat, UP4B ini bertugas membantu presiden dalam koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, fasilitasi, serta pengendalian pelaksanaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, serta bertujuan mengawal pelaksanaan pembangunan Papua dan Papua Barat. Di sisi lain, memastikan program yang sudah ditetapkan tersebut dapat dilaksanakan, sehingga upaya percepatan dapat terlaksana sebagaimana mestinya.</p> <p style="text-align: justify;">Proyek ini telah membawa Suryadi menjejakkan kaki dan tinggal di tanah Papua selama hampir tiga tahun, sejak Februari 2012 hingga 31 Desember 2014. Berada di bawah pengawasan Kepala UP4B, Letjen. TNI (purn.) Bambang Darmono, dan Wakil Kepala Eduard Fonataba. Berkantor di daerah Angkasa, Jayapura, sebuah daerah pegunungan yang sangat indah. Terkenang jelas setiap akan turun ke pusat kota Jayapura, tampak pemandangan sekumpulan awan yang terlihat lebih rendah dari dalam mobil, bagaikan negeri di atas awan.</p> <p style="text-align: justify;">Selama berada di Papua, Suryadi diminta membantu dalam pemetaan wilayah, mengoordinasi pembangunan daerah Papua dan Papua Barat, mulai dari pembangunan jalan utama hingga jalan tembus untuk memudahkan transportasi, pembangunan pelabuhan, lapangan terbang, dan depo logistik yang memudahkan distribusi bahan pangan dan bahan bakar, hingga bidang kesehatan dan pendidikan. Suryadi dan tim juga ikut serta mengawasi pembangunan yang sudah dijalankan dinas dan pemerintah daerah, untuk kemudian dilaporkan kepada pemerintah pusat melalui wakil presiden, mengadakan program afirmasi pendidikan berupa beasiswa ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi) dan ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) kepada para pelajar asal Papua, agar dapat melanjutkan hingga sekolah menengah dan universitas. Ia juga ikut membantu program pembangunan ruas jalan Lingkar Yapen sepanjang 236 km, dan pembangunan Monumen Sejarah Mansinam.</p> <p style="text-align: justify;">Proyek ini membawa banyak pengalaman baru: keluar masuk pedalaman untuk berjumpa dengan suku-suku asli dan budaya Papua, melihat langsung kondisi mereka dan perlunya peningkatan pembangunan tanah Papua, hingga mengunjungi istana negara, bertemu langsung dan melakukan presentasi di hadapan pembesar-pembesar negeri ini. Sebuah pengalaman yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Pengalaman ini adalah jawaban atas panggilan dan kerinduan melayani, yang selalu ada dalam setiap hati orang percaya.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Pelayanan di Gereja </strong></p> <p style="text-align: justify;">Awal bergabung dengan GKI Gading Serpong, Suryadi hanya sebagai simpatisan. Saat itu, ia masih berstatus jemaat GKI Wahid Hasyim. Menjadi anggota sejak 26 Januari 2004, rutinitas hanya datang beribadah setiap hari Minggu, menjemput anak pulang dari sekolah Minggu, lalu pulang. Debut pelayanan pertama adalah sebagai penyambut tamu, setelah diajak Bapak (alm.) Joelianto, ketika sedang menunggui anak-anak pulang dari sekolah Minggu.</p> <p style="text-align: justify;">Saat menunggui sang istri rapat dengan Komisi Pekabaran Injil (KPI), Suryadi diajak masuk, walaupun bukan sebagai pengurus. Kiprah awalnya adalah membantu transfer dana pendidikan dan dukungan ke beberapa badan misi. Setelah itu, ia diikutsertakan sebagai peserta acara konferensi misionaris di daerah Ancol. Suryadi tergugah oleh banyaknya kesaksian para misionaris yang walaupun sudah lanjut usia, mengalami kesulitan dan penderitaan, namun tetap teguh dan setia melayani. Mereka tetap teguh dalam doa dan kedekatan dengan Tuhan, hingga sering kali mengalami mukjizat.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadi sempat menjabat sebagai ketua KPI sekitar tahun 2005 bersama Kusnadi Lim sebagai wakil ketua. Dalam kurun waktu ini, ia sempat beberapa kali mengikuti perjalanan misi mengunjungi wilayah Riau. Dalam salah satu perjalanan misi tersebut, ia mengalami patah kaki karena kecelakaan. Saat menaiki perahu yang berisi 40 orang penumpang, Suryadi merasa bosan, sehingga memutuskan melihat laut, dan berdiri dekat nakhoda. Ia sempat mendengar bisikan untuk kembali duduk dari belakang telinga kiri, namun tidak digubrisnya, karena masih ingin melihat kompas. Tanpa terduga, tiba-tiba perahu terguncang naik turun dihantam gelombang. Tubuhnya ikut terpelanting ke atas dan bawah. Bertepatan ketika tubuhnya meluncur turun, kapal terguncang naik, mengakibatkan Suryadi jatuh seketika dalam posisi jongkok. Kapal pun diarahkan ke Tanjung Batu. Di sana kakinya langsung diperiksa dan dirontgen. Dokter yang membaca hasil rontgen mengatakan kondisi kaki tidak apaapa dan tidak ada retak. Selama tiga hari, Suryadi dirawat di sebuah kamar wisma karyawan Grup Sambu, dengan kondisi kaki dibebat dan hanya minum obat penghilang rasa sakit.</p> <p style="text-align: justify;">Setelah kembali ke Tangerang, dilakukan pemeriksaan ulang di RS Siloam Karawaci. Hasil rontgen memperlihatkan mata kaki kiri terbelah, dengan dua patahan pada tulang kecil kaki belakang, dan tiga patahan di dekat jarijari kaki. Dokter yang membantu pemeriksaan, dr. John Butar-Butar bersyukur, patahan tidak menusuk daging dan tidak ada pembusukan akibat luka-luka yang terjadi. Operasi pasang dan cabut pen pun dilakukan. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk sembuh total. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk kembali melayani di wilayah Riau.</p> <p style="text-align: justify;">Bulan Agustus 2008, Suryadi mendapatkan pengalaman baru ketika diajak ikut serta sebagai peserta acara <em>Marriage Enrichment</em> (ME), yang diselenggarakan oleh GII Hok Im Tong, Bandung. Sejak itu, ia terpanggil untuk melayani sebagai panitia ME di GKI Gading Serpong, hingga pada bulan Januari 2024 lalu, ia mendapat giliran sebagai koordinator acara ME yang ke-18.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadi juga ambil bagian dalam pelayanan misi di wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, bahkan menjadi salah satu penggagas ide mendirikan bimbingan belajar untuk membantu pendidikan anak-anak di sana. Atas izin dari (alm.) Bapak Oman Sugandi sebagai pemilik tanah, sebagian warung yang telah ada diubah menjadi tempat bimbingan belajar, dengan bantuan peralatan seperti papan tulis, meja, dan kursi hasil sumbangan dari BPK Penabur Gading Serpong. Beberapa guru Bahasa Inggris dan matematika pun ikut dilibatkan sebagai tenaga pengajar. Pada tanggal 21 Juni 2009, Bimbingan Belajar Cilaku Bersinar, Tenjo, Kabupaten Bogor, memulai debutnya. Pelayanan ke Tenjo melibatkan jemaat GKI Gading Serpong hingga sekarang.</p> <p style="text-align: justify;">Pada tanggal 7 April 2019, Suryadi ikut membantu program GEMA (GEmar Membaca Alkitab) GKI Gading Serpong yang dicanangkan gereja, yaitu program membaca Alkitab, dengan membaca satu pasal setiap hari, dimulai dari Matius pasal 1. Pada tanggal 5 September 2022, program GEMA melanjutkan gelombang kedua, dengan membaca dua pasal setiap hari. Hingga kini, ia tetap aktif dalam di bagian media program GEMA, mengirimkan notifikasi/pengingat bacaan Alkitab harian melalui <em>WhatsApp</em> (13 group wilayah dan 1 group Sahabat Gema).</p> <p style="text-align: justify;">Kesempatan menjadi penatua di GKI Gading Serpong datang pada tahun 2016. Setelah berdiskusi dengan keluarga dan digumulkan, Suryadi bersedia menjadi penatua selama dua periode, semenjak April 2016 hingga Maret 2021. Awalnya, ia menjadi penatua pendamping Komisi Perpustakaan, Publikasi dan Dokumentasi (KPPD), di mana tim imagoDeus masih bergabung di sini. Tugas Publikasi adalah menerbitkan Majalah<em> Sepercik Anugerah</em> dan publikasi informasi melalui website https://www.gkigadingserpong. org. Mulai April 2024, Suryadi membantu sebagai wakil ketua Komisi Dewasa (KD) GKI Gading Serpong.</p> <p style="text-align: justify;">Suryadi mengakui, media berperan penting dalam mencatat pengetahuan dan pengalaman untuk diteruskan. Fungsi utama media adalah sebagai penyimpan informasi, sehingga pengetahuan yang berharga tersebut dapat disimpan dan diakses oleh orang-orang di masa depan. Dengan aksesibilitas yang luas, media memfasilitasi distribusi informasi dengan cepat dan efisien, menjaga agar pengetahuan tersebar luas.</p> <p style="text-align: justify;">Selain itu, media juga berperan dalam konservasi budaya, dengan merekam dan melestarikan warisan budaya dalam berbagai bentuk. Melalui media, informasi dapat direproduksi dan disebarkan kepada banyak orang. Media juga berfungsi sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran, memberikan akses kepada informasi, ide, dan pengalaman dari seluruh dunia, yang dapat memperkaya pemahaman dan perspektif. Dengan demikian, media merupakan sarana yang penting dalam memastikan kontinuitas dan perkembangan ilmu pengetahuan serta budaya, menjaga agar pengetahuan dan pengalaman dapat diteruskan dan diapresiasi.</p> <p style="text-align: justify;">Selama menjadi penatua, khususnya dalam bidang KPPD, ada beberapa kesulitan yang dihadapi, di antaranya: perpustakaan sempat tutup selama masa pandemi, terbatasnya ruang dan jam buka perpustakaan, sehingga jemaat kurang berminat untuk mampir, dan terburu-buru pulang, juga masih terjadi keterlambatan dalam pengembalian buku. Dalam bidang publikasi, kerap ditemui masalah dalam mencari desainer tata letak yang kompeten, penerbitan yang kerap kali terlambat, dan kesulitan para penulis dalam memenuhi tenggat waktu penulisan.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Harapan dan Pesan</strong></p> <p style="text-align: justify;">Pembangunan gedung gereja yang baru membangkitkan harapan adanya ruang perpustakaan yang lebih baik dan nyaman, dengan koleksi buku digital, terutama buku elektronik untuk anak-anak, juga adanya staf perpustakaan yang dapat melayani secara pemanen. Jika hal ini telah terpenuhi, diharapkan dapat meningkatkan minat baca jemaat, sehingga dapat mengaktifkan kegiatan-kegiatan seperti bedah buku, seminar, ataupun menulis buku bersama. Selain itu, diharapkan terciptanya integrasi tempat ibadah antar komisi. Semua kegiatan dapat dilaksanakan di gedung yang sama, sehingga akan sangat memudahkan.</p> <p style="text-align: justify;">Di akhir wawancara, Suryadi menyisipkan pesan agar kita tidak pernah lupa membaca Alkitab setiap hari. <strong>Bagaimana mungkin kita mencintai Tuhan, jika kita tidak rajin membaca Alkitab?</strong></p> <p>{gallery}sur{/gallery}</p> <p>Keterangan foto (dari kiri ke kanan):</p> <p>Skema Proses Pengajuan Guru Besar yang dapat dilihat di https://dikti.kemdikbud.go.id/ layanan-sumber-daya/</p> <p>Foto di depan gedung Kodam. XVII Cenderawasih, 9 Desember 2014 (usai acara pengakhiran tugas UP4B)&nbsp;</p> <p>Diantar (alm.) Pak Sugandi saat meninjau Saung Belajar Cilaku, 19 Oktober 2011&nbsp;</p> <p>Di depan Saung Belajar Cilaku</p> <p>&nbsp;</p> Eka Darmaputera 2024-02-29T14:40:57+07:00 2024-02-29T14:40:57+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/eka-darmaputera Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">Sosok yang diangkat Redaksi kali ini adalah Eka Darmaputera. Seorang yang memiliki visi kuat “<em>Transformed Inside Out</em>”. Kiprah dan pemikirannya tidak sebatas menjangkau dimensi bergereja, tetapi menjangkau dimensi kehidupan bernegara.</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/eka-darmaputera" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">Sosok yang diangkat Redaksi kali ini adalah Eka Darmaputera. Seorang yang memiliki visi kuat “<em>Transformed Inside Out</em>”. Kiprah dan pemikirannya tidak sebatas menjangkau dimensi bergereja, tetapi menjangkau dimensi kehidupan bernegara.</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/eka-darmaputera" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> GEORGE WILLIAMS – SANG INSPIRATOR GENERASI MUDA DAN GENERASI MASA DEPAN 2023-11-09T12:42:50+07:00 2023-11-09T12:42:50+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/george-williams-sang-inspirator-generasi-muda-dan-generasi-masa-depan Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">“Bukan soal apa yang sudah kita lakukan, tetapi berapa banyak yang telah kita lakukan untuk orang lain.”&nbsp;</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/george-williams-sang-inspirator-generasi-muda-dan-generasi-masa-depan" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">“Bukan soal apa yang sudah kita lakukan, tetapi berapa banyak yang telah kita lakukan untuk orang lain.”&nbsp;</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/george-williams-sang-inspirator-generasi-muda-dan-generasi-masa-depan" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> REMBRANDT : SI ANAK TERHILANG YANG KEMBALI 2023-10-16T14:26:31+07:00 2023-10-16T14:26:31+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/rembrandt-si-anak-terhilang-yang-kembali-2 Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;"><em>The Return of the Prodigal Son</em> adalah salah satu lukisan yang paling banyak dibicarakan di dunia. Seorang sejarawan seni terkenal, Kenneth Clark menyebutnya sebagai “Lukisan teragung yang pernah dilukis”. Lukisan tersebut dibuat oleh Rembrandt di atas kanvas besar dengan lebar 2.6 x 2 meter. Dibutuhkan dua tahun untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Saat ini lukisan tersebut dijaga dan dikurasi oleh Museum Hermitage di St. Petersburg.</p> <p style="text-align: justify;">Hal lain yang menarik adalah karya ini juga merupakan karya terakhir seorang yang dikenal dengan nama Rembrandt Harmenszoon van Rijn. Lukisan tersebut selesai sebelum ia meninggal dunia (1669). Rembrandt rupanya sangat tergerak oleh perumpamaan dari Alkitab ini (Luk. 15 : 11-32), bukan hanya di akhir hidupnya saja, melainkan hampir di seumur hidupnya ia mencoba menghayati dan mengekspresikan makna dan penerapannya dalam hidupnya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari berbagai gambar sketsa, dan lukisan tematik selama perjalanan 30 dekade hidupnya, dimulai dengan pahatan di atas metal (1636). Lalu lukisan yang memuat gambar dirinya sebagai anak hilang yang sedang berfoya-foya (1637). Kemudian pada sketsa lain pada tahun 1642. Dan terakhir dengan lukisan berkanvas besar tahun 1669.</p> <p style="text-align: justify;">Lukisan<em> The Return of the Prodigal Son</em> merupakan karya seni yang dilukis oleh seorang yang memahami tentang apa artinya menjadi seorang anak yang terhilang. Melalui karya seninya, Rembrandt menafsirkan gagasan Kristiani tentang belas kasihan dengan menunjukkan betapa dalamnya kerusakan hidup dari setiap manusiadi dunia ini, dan oleh sebab itu membutuhkan keselamatan dan pengampunan dari Allah Bapa. Sekalipun sudah berusia lanjut, kekuatan teknik lukisnya tidak berkurang sedikit pun, bahkan dalam lukisannya terdapat banyak sekali kedalaman wawasan psikologis dan spiritual. Rembrandt Harmenszoon van Rijn menjadi pelukis Protestan terbesar hingga saat ini.</p> <p style="text-align: justify;">Nah, bagaimanakah riwayat hidup seorang Rembrandt? Kita akan menelurusi perjalanannya dalam paragraf berikut.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Masa Kecil</strong></p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt dilahirkan pada 16 Juli 1606 dalam keluarga gereja Protestan yang saleh. Nama lengkapnya adalah Rembrandt van Rijn. Dia adalah anak kedelapan dari sembilan bersaudara yang lahir dari pasangan Harmen van Rijn, seorang penggiling jagung, dan Cornelia van Zuijtbrouck, putri seorang pembuat roti. Mereka tinggal di Leiden, dekat Sungai Rhine. Cornelia sering membacakan Kitab Suci kepada anak-anaknya, yang memberikan mereka keluasan wawasan mengenai Tuhan, manusia, dan alam. Orang tua Rembrandt melihat talenta Rembrandt yang unik, sehingga mereka mengirimnya ke Leiden untuk mendapatkan pendidikan khusus, dari usia 7 hingga 14 tahun. Di sana Rembrandt menerima pendidikan terbaik secara akademis di Belanda. Dia masuk Universitas Leiden, namun setelah beberapa bulan, dia keluar dari Universitas dan selanjutnya mengabdikan dirinya pada dunia seni.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt mendapat kesempatan magang selama tiga tahun pada pelukis besar bernama Jacob Swanenburgh, yang mengajarinya dasar-dasar melukis, menggambar, dan membuat sketsa. Ketika Rembrandt masih remaja, ayahnya mengirimnya ke Amsterdam untuk belajar pada Pieter Lastman, seorang pelukis peristiwa sejarah Italia yang sangat terampil. Lastman mendalami karya Caravaggio dan Eisheimer, seorang pelukis Jerman yang tinggal di Roma, yang menggunakan teknik chiaroscuro (suatu teknik yang mengontraskan latar belakang gelap dengan cahaya yang menyoroti figur dalam gambar).</p> <p style="text-align: justify;">Hanya dalam beberapa bulan, Rembrandt telah menguasai teknik <em>chiaroscuro</em> serta penggunaan warna-warna cerah mengkilap dan pose-pose dengan gerakan teatrikal. Lastman juga ikut meyakinkan Rembrandt untuk lebih berkonsentrasi pada peristiwa sejarah dan religius, meskipun pembeli seni lokal lebih menyukai pemandangan dari kehidupan sehari-hari mereka. Seperti yang dikutip oleh Paul Nemo dalam “Rembrandt Drawings” tahun 1975, Rembrandt muda memiliki perasaan yang kuat tentang subyeknya, dengan mengatakan, “Lukisan adalah cucu alam. Dan lukisan itu selalu terhubung dengan Tuhan."</p> <p style="text-align: center;">Yang memberikan mereka keluasan wawasan mengenai Tuhan, manusia, dan alam</p> <p style="text-align: justify;">Di Amsterdam Rembrandt muda mengembangkan ketertarikannya untuk menggambarkan reaksi pribadi yang dramatis dan teknik melukis dengan teknik chiaroscuro. Dalam sebagian besar lukisannya, cahaya muncul dari kegelapan, menciptakan gerakan emosional yang menarik pemirsanya ke dalam pemandangan dan yang tak lekang oleh waktu.</p> <p style="text-align: justify;">Orang-orang sezamannya melukiskan kisah dari Alkitab juga, namun tidak dengan semangat dan cara berpikir seperti Rembrandt. Dalam setiap lukisannya, Rembrandt berupaya dengan sungguh untuk menangkap emosi karakter, dan secara unik berupaya memberi ruang bagi pemirsanya untuk terlibat dalam lukisan tersebut.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Masa Muda</strong></p> <p style="text-align: justify;">Pada usia 18 atau 19 tahun, Rembrandt kembali ke Leiden untuk mendirikan studionya sendiri. Pada 1629, Rembrandt bertemu Constantin Huygens, seorang negarawan di pengadilan Den Haag. Huygens adalah orang Belanda yang memiliki pengetahuan luas tentang seni, dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk melayani para bangsawan Kerajaan Belanda.</p> <p style="text-align: justify;">Huygenslah yang memperkenalkan Rembrandt kepada banyak anggota keluarga bangsawan Kerajaan Belanda. Huygens mendorong Rembrandt untuk mengunjungi Italia, terutama Roma, dan mempelajari banyak mahakaryanya di sana. Rembrandt semakin tertarik pada dunia seni dan barang-barang seni antik serta mulai mengoleksinya. Pengaruh Huygens mendorong Rembrandt memutuskan untuk pindah ke kota metropolitan Amsterdam yang padat pada tahun 1932.</p> <p style="text-align: justify;">Pada 1632, Rembrandt menunjukkan kepiawaiannya yang lain, dengan melukis potret berkelompok dengan judul “Dr. Tulp Anatomy Lesson” , yang membuatnya semakin berpengaruh. Ia kemudian bergabung dengan anggota serikat pelukis lokal Amsterdam. Sepanjang 1630-an, Rembrandt menghasilkan setidaknya 65 potret pesanan.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Masa Dewasa </strong></p> <p style="text-align: justify;">Di Amsterdam, Rembrandt awalnya tinggal dengan seorang pedagang seni bernama Hendrick van Uylenburgh. Di sanalah Rembrandt bertemu dengan sepupu Hendrick, Saskia van Uylenburgh, yang merupakan putri seorang wali kota yang berada. Rembrandt jatuh cinta, dan keduanya menikah pada 1634. Rembrandt dikenal sebagai seniman muda yang makmur dan modis saat itu. Meskipun pernikahan Rembrandt dan Saskia berjalan bahagia, namun sesudah pernikahan, suasana duka menyelimuti keluarga mereka. Tiga anak mereka, meninggal tidak lama setelah dilahirkan. Putra mereka Rumbartus, meninggal dua bulan setelah kelahirannya, pada tahun 1635, dan putri mereka, Cornelia, meninggal pada usia tiga minggu, pada tahun 1638. Pada tahun 1640, mereka memiliki seorang putri kedua, juga bernama Cornelia, yang meninggal setelah hanya satu bulan kehidupan. Hanya Titus, satu-satunya anak laki-laki dapat bertumbuh hingga menjadi seorang remaja. Setelah melahirkan Titus, tidak lama kemudian Saskia meninggal dunia pada tahun 1642.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt dewasa terbiasa hidup dengan kemewahan. Rupanya gaya hidup itu mendorongnya semakin tertarik pada koleksi barang antik. Dia membeli rumah yang lebih besar dan memesan lebih banyak barang antik yang mahal untuk status sosial serta untuk peragaan lukisannya. Rembrandt mengoleksi karya seni dan baju besi, kostum, turban oriental, dan barangbarang aneh lainnya dari tempat asing seperti pedang lengkung, belati Jawa, dan sanggur Polandia. Akibatnya pada tahun 1639, ia harus menjual banyak aset pribadinya untuk melunasi utang yang sudah jatuh tempo.</p> <p style="text-align: center;">Rembrandt mengoleksi karya seni dan baju besi, kostum, turban Oriental...seperti pedang lengkung, belati Jawa, dan sanggur Polandia</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt mengakui hidupnya yang boros dalam lukisan “Anak yang Hilang” yang sedang menghamburhamburkan uang di sebuah bar bersama istrinya, yang ia gambarkan sebagai pelacur. Rembrandt memang sering kali mengekspresikan refleksi imannya dengan menampilkan dirinya dalam lukisan yang diambil dari cerita Alkitab. Dalam <em>The Raising of the Cross,</em> terlihat Rembrandt hadir di antara kerumunan dengan tetap memakai pakaian modernnya, ikut mendukung peristiwa penyaliban tersebut. Seolah Rembrandt sedang mengatakan bahwa dirinya adalah manusia berdosa yang juga ikut terlibat secara pribadi dalam penyaliban Kristus.</p> <p style="text-align: justify;">Selain kisah malapetaka dan utang yang melilitnya, Rembrandt juga diketahui memiliki skandal. Sesudah istrinya meninggal, Rembrandt diduga memiliki&nbsp; hubungan khusus dengan asisten rumah tangganya yang bernama Hendrickje Stoffels. Dalam surat wasiat dari Saskia, istrinya, dijelaskan bahwa jika Rembrandt kemudian menikah kembali, maka seluruh kekayaannya akan diwarisi anak mereka, Titus, dan Rembrandt tidak mendapatkan apapun. Terimpit oleh kesukaran keuangan, dan pertimbangan agar uang warisan tidak dikorbankan, karenanya ia menjadikan wanita asisten rumah tangganya, Hendrickje, sebagai istrinya di luar nikah. Rembrandt sempat dipanggil untuk menghadap dewan gereja Reformed saat itu, namun ia tidak pernah hadir untuk menyangkali hal tersebut. Transkrip resmi mencatat, bahwa Hendrickje tampak hamil, dan “mengaku melakukan hubungan khusus dengan Rembrandt”. Atas dasar itu gereja secara resmi menyatakan bahwa Rembrandt perlu digembalakan secara khusus dan dikeluarkan dari komunitas Perjamuan Kudus gerejawi. Pada 1656 utang Rembrandt kembali jatuh tempo dan ia tidak sanggup melunasinya. Oleh karena itu Rembrandt dipaksa mengajukan pailit. Dia harus kehilangan rumahnya, koleksi seninya, dan juga harga dirinya. Dia dilarang menjual karyanya sendiri, karena semua aset disita oleh pihak berwenang. Ia diharuskan bekerja di sebuah perusahaan di luar kota. Sesekali kembali ke kontrakan rumahnya yang sederhana, untuk bertemu dengan keluarganya.</p> <p style="text-align: justify;">Pada tahun 1663, Rembrandt tua menjumpai Hendrickje, istrinya, yang kemudian meninggal dunia. Pada tahun 1668, putra Rembrandt, Titus, juga sakit dan meninggal. Rembrandt sangat sedih mengetahui hal itu. Tahun berikutnya, Rembrandt juga mengalami sakit dan kemudian meninggal. Rembrandt dikuburkan secara sederhana seperti layaknya keluarga yang miskin dan tidak ada tanda nisan yang dibuat khusus. Sampai hari ini tidak ada yang mengetahui letak kuburan dari seorang yang pernah begitu terkenal.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt meninggalkan hanya satu putri dari Hendrickje dan hasil karya sejumlah lebih kurang 870 lukisan dan 1.400 gambar sketsa, yang dikerjakan seumur hidupnya.</p> <p style="text-align: justify;"><strong> Penutup</strong></p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt merancang setiap lukisannya sebagai sebuah pergumulan dan ekspresi iman pribadi yang otentik. Ketika orang-orang religius modern menjadikan Alkitab hanya untuk dibaca dan dikhotbahkan untuk orang lain, Rembrandt menjadikan Kitab Suci sebagai Firman Hidup yang membaca kehidupannya sendiri.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt mencari nafkah dengan melukis dan mengekspresikan imannya dalam setiap karya seninya. Kepiawaian menggunakan<em> chiaroscuro,</em> adalah ciri khas karya Rembrandt yang terbaik. Pekatnya warna gelap sering kali dengan jelas memperlihatkan cahaya spiritual yang timbul dari dalam pola lukisannya.</p> <p style="text-align: justify;">Meskipun seni lukisnya menunjukkan ketulusan Kristiani yang agung, kehidupan pribadi Rembrandt seperti layaknya semua manusia biasa, tidaklah tanpa cacat. Namun anugerah Tuhan tidak pernah lelah mengejarnya. Di akhir hidupnya, Roh Kudus bekerja menyadarkan dirinya akan banyaknya dosa dan kesalahan yang tidak mungkin ditebusnya. Selama dua tahun, di hadapan Tuhan, dia menggumuli semua itu, dan menemukan sebuah metafora yang dapat merangkum seluruh kehidupannya. Ia menemukan dirinya dalam lukisan Anak yang Hilang. Sang anak yang menyadari dosa dan kesalahannya lalu menemukan sukacita terbesar karena mendapatkan Sang Bapa berlari mengejarnya dan bersedia mengampuni dan menerimanya kembali. Adakah sukacita yang lebih besar di dalam hidup ini selain mendapatkan kembali pengampunan yang selama ini terhilang?</p> <p style="text-align: center;">Rembrandt menjadikan Kitab Suci sebagai Firman Hidup yang membaca kehidupannya sendiri</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Sumber: </strong></p> <p style="text-align: justify;"><a href="https://www.christianitytoday.">https://www.christianitytoday.</a> com/history/people/ musiciansartistsandwriters/rembrandtharmensz-van-rijn.html</p> <p style="text-align: justify;"><a href="https://biokristi.sabda.org/rembrandt_">https://biokristi.sabda.org/rembrandt_</a> menyelesaikan_lukisan_kembalinya_ anak_hilang</p> <p style="text-align: justify;"><a href="https://www.theartstory.org/artist/">https://www.theartstory.org/artist/</a> rembrandt-van-rijn/life-and-legacy/</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/rembrandt-si-anak-terhilang-yang-kembali-2" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;"><em>The Return of the Prodigal Son</em> adalah salah satu lukisan yang paling banyak dibicarakan di dunia. Seorang sejarawan seni terkenal, Kenneth Clark menyebutnya sebagai “Lukisan teragung yang pernah dilukis”. Lukisan tersebut dibuat oleh Rembrandt di atas kanvas besar dengan lebar 2.6 x 2 meter. Dibutuhkan dua tahun untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Saat ini lukisan tersebut dijaga dan dikurasi oleh Museum Hermitage di St. Petersburg.</p> <p style="text-align: justify;">Hal lain yang menarik adalah karya ini juga merupakan karya terakhir seorang yang dikenal dengan nama Rembrandt Harmenszoon van Rijn. Lukisan tersebut selesai sebelum ia meninggal dunia (1669). Rembrandt rupanya sangat tergerak oleh perumpamaan dari Alkitab ini (Luk. 15 : 11-32), bukan hanya di akhir hidupnya saja, melainkan hampir di seumur hidupnya ia mencoba menghayati dan mengekspresikan makna dan penerapannya dalam hidupnya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari berbagai gambar sketsa, dan lukisan tematik selama perjalanan 30 dekade hidupnya, dimulai dengan pahatan di atas metal (1636). Lalu lukisan yang memuat gambar dirinya sebagai anak hilang yang sedang berfoya-foya (1637). Kemudian pada sketsa lain pada tahun 1642. Dan terakhir dengan lukisan berkanvas besar tahun 1669.</p> <p style="text-align: justify;">Lukisan<em> The Return of the Prodigal Son</em> merupakan karya seni yang dilukis oleh seorang yang memahami tentang apa artinya menjadi seorang anak yang terhilang. Melalui karya seninya, Rembrandt menafsirkan gagasan Kristiani tentang belas kasihan dengan menunjukkan betapa dalamnya kerusakan hidup dari setiap manusiadi dunia ini, dan oleh sebab itu membutuhkan keselamatan dan pengampunan dari Allah Bapa. Sekalipun sudah berusia lanjut, kekuatan teknik lukisnya tidak berkurang sedikit pun, bahkan dalam lukisannya terdapat banyak sekali kedalaman wawasan psikologis dan spiritual. Rembrandt Harmenszoon van Rijn menjadi pelukis Protestan terbesar hingga saat ini.</p> <p style="text-align: justify;">Nah, bagaimanakah riwayat hidup seorang Rembrandt? Kita akan menelurusi perjalanannya dalam paragraf berikut.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Masa Kecil</strong></p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt dilahirkan pada 16 Juli 1606 dalam keluarga gereja Protestan yang saleh. Nama lengkapnya adalah Rembrandt van Rijn. Dia adalah anak kedelapan dari sembilan bersaudara yang lahir dari pasangan Harmen van Rijn, seorang penggiling jagung, dan Cornelia van Zuijtbrouck, putri seorang pembuat roti. Mereka tinggal di Leiden, dekat Sungai Rhine. Cornelia sering membacakan Kitab Suci kepada anak-anaknya, yang memberikan mereka keluasan wawasan mengenai Tuhan, manusia, dan alam. Orang tua Rembrandt melihat talenta Rembrandt yang unik, sehingga mereka mengirimnya ke Leiden untuk mendapatkan pendidikan khusus, dari usia 7 hingga 14 tahun. Di sana Rembrandt menerima pendidikan terbaik secara akademis di Belanda. Dia masuk Universitas Leiden, namun setelah beberapa bulan, dia keluar dari Universitas dan selanjutnya mengabdikan dirinya pada dunia seni.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt mendapat kesempatan magang selama tiga tahun pada pelukis besar bernama Jacob Swanenburgh, yang mengajarinya dasar-dasar melukis, menggambar, dan membuat sketsa. Ketika Rembrandt masih remaja, ayahnya mengirimnya ke Amsterdam untuk belajar pada Pieter Lastman, seorang pelukis peristiwa sejarah Italia yang sangat terampil. Lastman mendalami karya Caravaggio dan Eisheimer, seorang pelukis Jerman yang tinggal di Roma, yang menggunakan teknik chiaroscuro (suatu teknik yang mengontraskan latar belakang gelap dengan cahaya yang menyoroti figur dalam gambar).</p> <p style="text-align: justify;">Hanya dalam beberapa bulan, Rembrandt telah menguasai teknik <em>chiaroscuro</em> serta penggunaan warna-warna cerah mengkilap dan pose-pose dengan gerakan teatrikal. Lastman juga ikut meyakinkan Rembrandt untuk lebih berkonsentrasi pada peristiwa sejarah dan religius, meskipun pembeli seni lokal lebih menyukai pemandangan dari kehidupan sehari-hari mereka. Seperti yang dikutip oleh Paul Nemo dalam “Rembrandt Drawings” tahun 1975, Rembrandt muda memiliki perasaan yang kuat tentang subyeknya, dengan mengatakan, “Lukisan adalah cucu alam. Dan lukisan itu selalu terhubung dengan Tuhan."</p> <p style="text-align: center;">Yang memberikan mereka keluasan wawasan mengenai Tuhan, manusia, dan alam</p> <p style="text-align: justify;">Di Amsterdam Rembrandt muda mengembangkan ketertarikannya untuk menggambarkan reaksi pribadi yang dramatis dan teknik melukis dengan teknik chiaroscuro. Dalam sebagian besar lukisannya, cahaya muncul dari kegelapan, menciptakan gerakan emosional yang menarik pemirsanya ke dalam pemandangan dan yang tak lekang oleh waktu.</p> <p style="text-align: justify;">Orang-orang sezamannya melukiskan kisah dari Alkitab juga, namun tidak dengan semangat dan cara berpikir seperti Rembrandt. Dalam setiap lukisannya, Rembrandt berupaya dengan sungguh untuk menangkap emosi karakter, dan secara unik berupaya memberi ruang bagi pemirsanya untuk terlibat dalam lukisan tersebut.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Masa Muda</strong></p> <p style="text-align: justify;">Pada usia 18 atau 19 tahun, Rembrandt kembali ke Leiden untuk mendirikan studionya sendiri. Pada 1629, Rembrandt bertemu Constantin Huygens, seorang negarawan di pengadilan Den Haag. Huygens adalah orang Belanda yang memiliki pengetahuan luas tentang seni, dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk melayani para bangsawan Kerajaan Belanda.</p> <p style="text-align: justify;">Huygenslah yang memperkenalkan Rembrandt kepada banyak anggota keluarga bangsawan Kerajaan Belanda. Huygens mendorong Rembrandt untuk mengunjungi Italia, terutama Roma, dan mempelajari banyak mahakaryanya di sana. Rembrandt semakin tertarik pada dunia seni dan barang-barang seni antik serta mulai mengoleksinya. Pengaruh Huygens mendorong Rembrandt memutuskan untuk pindah ke kota metropolitan Amsterdam yang padat pada tahun 1932.</p> <p style="text-align: justify;">Pada 1632, Rembrandt menunjukkan kepiawaiannya yang lain, dengan melukis potret berkelompok dengan judul “Dr. Tulp Anatomy Lesson” , yang membuatnya semakin berpengaruh. Ia kemudian bergabung dengan anggota serikat pelukis lokal Amsterdam. Sepanjang 1630-an, Rembrandt menghasilkan setidaknya 65 potret pesanan.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Masa Dewasa </strong></p> <p style="text-align: justify;">Di Amsterdam, Rembrandt awalnya tinggal dengan seorang pedagang seni bernama Hendrick van Uylenburgh. Di sanalah Rembrandt bertemu dengan sepupu Hendrick, Saskia van Uylenburgh, yang merupakan putri seorang wali kota yang berada. Rembrandt jatuh cinta, dan keduanya menikah pada 1634. Rembrandt dikenal sebagai seniman muda yang makmur dan modis saat itu. Meskipun pernikahan Rembrandt dan Saskia berjalan bahagia, namun sesudah pernikahan, suasana duka menyelimuti keluarga mereka. Tiga anak mereka, meninggal tidak lama setelah dilahirkan. Putra mereka Rumbartus, meninggal dua bulan setelah kelahirannya, pada tahun 1635, dan putri mereka, Cornelia, meninggal pada usia tiga minggu, pada tahun 1638. Pada tahun 1640, mereka memiliki seorang putri kedua, juga bernama Cornelia, yang meninggal setelah hanya satu bulan kehidupan. Hanya Titus, satu-satunya anak laki-laki dapat bertumbuh hingga menjadi seorang remaja. Setelah melahirkan Titus, tidak lama kemudian Saskia meninggal dunia pada tahun 1642.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt dewasa terbiasa hidup dengan kemewahan. Rupanya gaya hidup itu mendorongnya semakin tertarik pada koleksi barang antik. Dia membeli rumah yang lebih besar dan memesan lebih banyak barang antik yang mahal untuk status sosial serta untuk peragaan lukisannya. Rembrandt mengoleksi karya seni dan baju besi, kostum, turban oriental, dan barangbarang aneh lainnya dari tempat asing seperti pedang lengkung, belati Jawa, dan sanggur Polandia. Akibatnya pada tahun 1639, ia harus menjual banyak aset pribadinya untuk melunasi utang yang sudah jatuh tempo.</p> <p style="text-align: center;">Rembrandt mengoleksi karya seni dan baju besi, kostum, turban Oriental...seperti pedang lengkung, belati Jawa, dan sanggur Polandia</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt mengakui hidupnya yang boros dalam lukisan “Anak yang Hilang” yang sedang menghamburhamburkan uang di sebuah bar bersama istrinya, yang ia gambarkan sebagai pelacur. Rembrandt memang sering kali mengekspresikan refleksi imannya dengan menampilkan dirinya dalam lukisan yang diambil dari cerita Alkitab. Dalam <em>The Raising of the Cross,</em> terlihat Rembrandt hadir di antara kerumunan dengan tetap memakai pakaian modernnya, ikut mendukung peristiwa penyaliban tersebut. Seolah Rembrandt sedang mengatakan bahwa dirinya adalah manusia berdosa yang juga ikut terlibat secara pribadi dalam penyaliban Kristus.</p> <p style="text-align: justify;">Selain kisah malapetaka dan utang yang melilitnya, Rembrandt juga diketahui memiliki skandal. Sesudah istrinya meninggal, Rembrandt diduga memiliki&nbsp; hubungan khusus dengan asisten rumah tangganya yang bernama Hendrickje Stoffels. Dalam surat wasiat dari Saskia, istrinya, dijelaskan bahwa jika Rembrandt kemudian menikah kembali, maka seluruh kekayaannya akan diwarisi anak mereka, Titus, dan Rembrandt tidak mendapatkan apapun. Terimpit oleh kesukaran keuangan, dan pertimbangan agar uang warisan tidak dikorbankan, karenanya ia menjadikan wanita asisten rumah tangganya, Hendrickje, sebagai istrinya di luar nikah. Rembrandt sempat dipanggil untuk menghadap dewan gereja Reformed saat itu, namun ia tidak pernah hadir untuk menyangkali hal tersebut. Transkrip resmi mencatat, bahwa Hendrickje tampak hamil, dan “mengaku melakukan hubungan khusus dengan Rembrandt”. Atas dasar itu gereja secara resmi menyatakan bahwa Rembrandt perlu digembalakan secara khusus dan dikeluarkan dari komunitas Perjamuan Kudus gerejawi. Pada 1656 utang Rembrandt kembali jatuh tempo dan ia tidak sanggup melunasinya. Oleh karena itu Rembrandt dipaksa mengajukan pailit. Dia harus kehilangan rumahnya, koleksi seninya, dan juga harga dirinya. Dia dilarang menjual karyanya sendiri, karena semua aset disita oleh pihak berwenang. Ia diharuskan bekerja di sebuah perusahaan di luar kota. Sesekali kembali ke kontrakan rumahnya yang sederhana, untuk bertemu dengan keluarganya.</p> <p style="text-align: justify;">Pada tahun 1663, Rembrandt tua menjumpai Hendrickje, istrinya, yang kemudian meninggal dunia. Pada tahun 1668, putra Rembrandt, Titus, juga sakit dan meninggal. Rembrandt sangat sedih mengetahui hal itu. Tahun berikutnya, Rembrandt juga mengalami sakit dan kemudian meninggal. Rembrandt dikuburkan secara sederhana seperti layaknya keluarga yang miskin dan tidak ada tanda nisan yang dibuat khusus. Sampai hari ini tidak ada yang mengetahui letak kuburan dari seorang yang pernah begitu terkenal.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt meninggalkan hanya satu putri dari Hendrickje dan hasil karya sejumlah lebih kurang 870 lukisan dan 1.400 gambar sketsa, yang dikerjakan seumur hidupnya.</p> <p style="text-align: justify;"><strong> Penutup</strong></p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt merancang setiap lukisannya sebagai sebuah pergumulan dan ekspresi iman pribadi yang otentik. Ketika orang-orang religius modern menjadikan Alkitab hanya untuk dibaca dan dikhotbahkan untuk orang lain, Rembrandt menjadikan Kitab Suci sebagai Firman Hidup yang membaca kehidupannya sendiri.</p> <p style="text-align: justify;">Rembrandt mencari nafkah dengan melukis dan mengekspresikan imannya dalam setiap karya seninya. Kepiawaian menggunakan<em> chiaroscuro,</em> adalah ciri khas karya Rembrandt yang terbaik. Pekatnya warna gelap sering kali dengan jelas memperlihatkan cahaya spiritual yang timbul dari dalam pola lukisannya.</p> <p style="text-align: justify;">Meskipun seni lukisnya menunjukkan ketulusan Kristiani yang agung, kehidupan pribadi Rembrandt seperti layaknya semua manusia biasa, tidaklah tanpa cacat. Namun anugerah Tuhan tidak pernah lelah mengejarnya. Di akhir hidupnya, Roh Kudus bekerja menyadarkan dirinya akan banyaknya dosa dan kesalahan yang tidak mungkin ditebusnya. Selama dua tahun, di hadapan Tuhan, dia menggumuli semua itu, dan menemukan sebuah metafora yang dapat merangkum seluruh kehidupannya. Ia menemukan dirinya dalam lukisan Anak yang Hilang. Sang anak yang menyadari dosa dan kesalahannya lalu menemukan sukacita terbesar karena mendapatkan Sang Bapa berlari mengejarnya dan bersedia mengampuni dan menerimanya kembali. Adakah sukacita yang lebih besar di dalam hidup ini selain mendapatkan kembali pengampunan yang selama ini terhilang?</p> <p style="text-align: center;">Rembrandt menjadikan Kitab Suci sebagai Firman Hidup yang membaca kehidupannya sendiri</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Sumber: </strong></p> <p style="text-align: justify;"><a href="https://www.christianitytoday.">https://www.christianitytoday.</a> com/history/people/ musiciansartistsandwriters/rembrandtharmensz-van-rijn.html</p> <p style="text-align: justify;"><a href="https://biokristi.sabda.org/rembrandt_">https://biokristi.sabda.org/rembrandt_</a> menyelesaikan_lukisan_kembalinya_ anak_hilang</p> <p style="text-align: justify;"><a href="https://www.theartstory.org/artist/">https://www.theartstory.org/artist/</a> rembrandt-van-rijn/life-and-legacy/</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/rembrandt-si-anak-terhilang-yang-kembali-2" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> MICHAEL FARADAY: Meneguhkan Iman Melalui Sains dan Listrik 2023-10-01T14:49:23+07:00 2023-10-01T14:49:23+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/michael-faraday-meneguhkan-iman-melalui-sains-dan-listrik Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">Dapatkah Anda membayangkan dunia tanpa listirik? Kini listrik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari hidup kita, karena tanpa listrik berarti tidak ada pula dunia masa kini seperti saat ini. Listrik menjadi teknologi yang bermanfaat bagi manusia karena hasil usaha Michael Faraday, sehingga ia dijuluki sebagai “Bapak Listrik”.</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/michael-faraday-meneguhkan-iman-melalui-sains-dan-listrik" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">Dapatkah Anda membayangkan dunia tanpa listirik? Kini listrik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari hidup kita, karena tanpa listrik berarti tidak ada pula dunia masa kini seperti saat ini. Listrik menjadi teknologi yang bermanfaat bagi manusia karena hasil usaha Michael Faraday, sehingga ia dijuluki sebagai “Bapak Listrik”.</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/michael-faraday-meneguhkan-iman-melalui-sains-dan-listrik" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> Frances Jane Crosby: ‘Ku Berbahagia, Yakin Teguh 2023-09-05T12:16:31+07:00 2023-09-05T12:16:31+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/frances-jane-crosby-ku-berbahagia-yakin-teguh Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">Apakah definisi bahagia? Bagi sebagian kita, bahagia dapat diartikan sebagai keadaan saat kita mencapai target tertentu, misalnya, berprestasi dalam pendidikan, karir, atau jika kita mendapatkan pasangan hidup, keturunan, mendapatkan hadiah, atau jika bisa berjalan-jalan ke tempat-tempat wisata tertentu. Dalam KBBI, bahagia diartikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Bagaimana jika keadaan yang kita hadapi tidak sesuai dengan harapan? Apakah kita dapat mengatakan bahwa kita berbahagia?</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/frances-jane-crosby-ku-berbahagia-yakin-teguh" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt=""></p><p style="text-align: justify;">Apakah definisi bahagia? Bagi sebagian kita, bahagia dapat diartikan sebagai keadaan saat kita mencapai target tertentu, misalnya, berprestasi dalam pendidikan, karir, atau jika kita mendapatkan pasangan hidup, keturunan, mendapatkan hadiah, atau jika bisa berjalan-jalan ke tempat-tempat wisata tertentu. Dalam KBBI, bahagia diartikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Bagaimana jika keadaan yang kita hadapi tidak sesuai dengan harapan? Apakah kita dapat mengatakan bahwa kita berbahagia?</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/frances-jane-crosby-ku-berbahagia-yakin-teguh" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> Nelson Mandela 2023-02-27T21:01:03+07:00 2023-02-27T21:01:03+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/nelson-mandela Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt="Nelson Mandela"></p><p style="text-align: justify;">Apa yang kalian pikirkan, seandainya kalian bertemu idola, dan ia berkata, bahwa kalian boleh melakukan apa saja yang kalian suka? Kalau hal itu sampai terjadi, tentunya saya pasti akan berkata, bahwa saya mau bertukar kehidupan dengannya! Namun sesungguhnya, belum tentu hidup sang idola nyaman dan tentram. Jadi lebih baik jadilah diri sendiri dengan pedoman hidup yang baik, seperti tokoh yang akan kita bahas kali ini, yaitu tokoh revolusioner antiapartheid, yaitu Nelson Mandela. Mari belajar dari pribadi yang luar biasa ini: pejuang hak asasi orang kulit hitam dan presiden kulit hitam pertama, yang berhasil memberantas rasisme dan kesenjangan sosial, dan memproklamasikan penghapusan apartheid di di Afrika Selatan.</p> <p style="text-align: justify;">Dalam perjuangannya, banyak yang membenci beliau, sehingga beliau berkali-kali dipenjarakan karena fitnah. Sebagai presiden, beliau tetap mempedulikan rakyat sekitar dan tidak memilih-milih pergaulan. Meskipun ada yang mengecap beliau sebagai simpatisan komunis, namun itu semua ditepisnya dengan segudang prestasi dan gelar yang mumpuni, serta pengakuan dari dunia internasional. Beliau mendapatkan lebih dari dua ratus lima puluh penghargaan, termasuk hadiah Nobel perdamaian di tahun 1993. Beliau juga mendapat julukan sebagai Bapak Bangsa Afrika Selatan.</p> <p style="text-align: justify;">Mari kita <em>flashback</em> sejenak ke kehidupan masa mudanya, di mana beliau dikenal sebagai pembuat onar. Beliau berasal dari keluarga yang ternama. Kakek buyutnya adalah penguasa suku di bagian timur Afrika Selatan. Beliau juga menjadi anggota dewan kerajaan turun-temurun, sebagai seorang keturunan klan Ixhiba. Siapa yang tidak mengenal beliau, dengan sikap menentangnya yang keras, namun memiliki hati yang baik dan peduli pada orang sekitar? Berbeda dari muda-mudi yang lain, beliau adalah pribadi yang taat dan pekerja keras. Beliau mau bekerja sebagai penjaga sapi, di saat anak seumurannya masih bermain-main dan bermalas-malasan. Beliau termasuk anak muda yang berbakat dan giat belajar, terutama tentang sejarah dunia. Beliau juga dikenal sebagai orang yang religius, meskipun kadang bersikap keras dalam membela apa yang menurutnya benar, saat beliau melakukan yang sesuai dengan ajaran Kristen.</p> <p style="text-align: justify;">Beliau sempat melakukan pemboikotan dan aksi mogok karena menentang keras politik apartheid, yang membedakan orang berdasarkan warna kulitnya, sehingga mempersulit seseorang untuk memenuhi kewajiban keagamaannya dan beribadah. Pada akhirnya, usahanya memperoleh hasil. Perjuangan politiknya berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar dan memungkinkan siapa saja untuk menunaikan ibadah, tanpa memandang warna kulit mereka.</p> <p style="text-align: justify;">Sudah sepantasnya beliau disebut sebagai Bapak Segala Bangsa, karena berkat kerja kerasnya, tidak hanya di Afrika Selatan, namun juga di seluruh dunia, ada desakan agar orang boleh datang ke tempat ibadah untuk melaksanakan kewajiban agamanya masing-masing, tanpa dihambat. Terima kasih kami ucapkan kepada Nelson Mandela.</p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org/" alt="Nelson Mandela"></p><p style="text-align: justify;">Apa yang kalian pikirkan, seandainya kalian bertemu idola, dan ia berkata, bahwa kalian boleh melakukan apa saja yang kalian suka? Kalau hal itu sampai terjadi, tentunya saya pasti akan berkata, bahwa saya mau bertukar kehidupan dengannya! Namun sesungguhnya, belum tentu hidup sang idola nyaman dan tentram. Jadi lebih baik jadilah diri sendiri dengan pedoman hidup yang baik, seperti tokoh yang akan kita bahas kali ini, yaitu tokoh revolusioner antiapartheid, yaitu Nelson Mandela. Mari belajar dari pribadi yang luar biasa ini: pejuang hak asasi orang kulit hitam dan presiden kulit hitam pertama, yang berhasil memberantas rasisme dan kesenjangan sosial, dan memproklamasikan penghapusan apartheid di di Afrika Selatan.</p> <p style="text-align: justify;">Dalam perjuangannya, banyak yang membenci beliau, sehingga beliau berkali-kali dipenjarakan karena fitnah. Sebagai presiden, beliau tetap mempedulikan rakyat sekitar dan tidak memilih-milih pergaulan. Meskipun ada yang mengecap beliau sebagai simpatisan komunis, namun itu semua ditepisnya dengan segudang prestasi dan gelar yang mumpuni, serta pengakuan dari dunia internasional. Beliau mendapatkan lebih dari dua ratus lima puluh penghargaan, termasuk hadiah Nobel perdamaian di tahun 1993. Beliau juga mendapat julukan sebagai Bapak Bangsa Afrika Selatan.</p> <p style="text-align: justify;">Mari kita <em>flashback</em> sejenak ke kehidupan masa mudanya, di mana beliau dikenal sebagai pembuat onar. Beliau berasal dari keluarga yang ternama. Kakek buyutnya adalah penguasa suku di bagian timur Afrika Selatan. Beliau juga menjadi anggota dewan kerajaan turun-temurun, sebagai seorang keturunan klan Ixhiba. Siapa yang tidak mengenal beliau, dengan sikap menentangnya yang keras, namun memiliki hati yang baik dan peduli pada orang sekitar? Berbeda dari muda-mudi yang lain, beliau adalah pribadi yang taat dan pekerja keras. Beliau mau bekerja sebagai penjaga sapi, di saat anak seumurannya masih bermain-main dan bermalas-malasan. Beliau termasuk anak muda yang berbakat dan giat belajar, terutama tentang sejarah dunia. Beliau juga dikenal sebagai orang yang religius, meskipun kadang bersikap keras dalam membela apa yang menurutnya benar, saat beliau melakukan yang sesuai dengan ajaran Kristen.</p> <p style="text-align: justify;">Beliau sempat melakukan pemboikotan dan aksi mogok karena menentang keras politik apartheid, yang membedakan orang berdasarkan warna kulitnya, sehingga mempersulit seseorang untuk memenuhi kewajiban keagamaannya dan beribadah. Pada akhirnya, usahanya memperoleh hasil. Perjuangan politiknya berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar dan memungkinkan siapa saja untuk menunaikan ibadah, tanpa memandang warna kulit mereka.</p> <p style="text-align: justify;">Sudah sepantasnya beliau disebut sebagai Bapak Segala Bangsa, karena berkat kerja kerasnya, tidak hanya di Afrika Selatan, namun juga di seluruh dunia, ada desakan agar orang boleh datang ke tempat ibadah untuk melaksanakan kewajiban agamanya masing-masing, tanpa dihambat. Terima kasih kami ucapkan kepada Nelson Mandela.</p> Robert Boyle: Sains Diciptakan untuk Kemuliaan Tuhan 2022-09-22T10:49:20+07:00 2022-09-22T10:49:20+07:00 https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/robert-boyle-sains-diciptakan-untuk-kemuliaan-tuhan Monica Horezki monicahorezki143@gmail.com <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org//images/bidang/Artikel/boyle_robert_06-1-2016.jpg" alt="" width="300" height="200" loading="lazy"></p><p style="text-align: justify;">Pernahkah Anda mendengar kalimat, “Pada suhu konstan, tekanan suatu gas akan berbanding terbalik dengan volumenya”? Setiap orang yang menekuni bidang kimia dan fisika pasti mengetahui, bahwa kalimat yang dikemukakan oleh Robert Boyle tersebut dikenal sebagai Hukum Boyle. Robert Boyle adalah seorang filsuf ilmu alam, yang dijuluki sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern, karena penemuan dan karyanya dalam bidang kimia dan fisika, yang sangat berpengaruh bagi dunia. Selain menjalani kehidupannya sebagai seorang ilmuwan, Boyle juga merupakan seorang tokoh Kristiani yang sangat memberkati kehidupan banyak orang. Ia menjadi penulis dalam bidang teologi, dan meyakini bahwa sains diciptakan untuk kemuliaan Tuhan.&nbsp;</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/robert-boyle-sains-diciptakan-untuk-kemuliaan-tuhan" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p> <p><img src="https://mail.gkigadingserpong.org//images/bidang/Artikel/boyle_robert_06-1-2016.jpg" alt="" width="300" height="200" loading="lazy"></p><p style="text-align: justify;">Pernahkah Anda mendengar kalimat, “Pada suhu konstan, tekanan suatu gas akan berbanding terbalik dengan volumenya”? Setiap orang yang menekuni bidang kimia dan fisika pasti mengetahui, bahwa kalimat yang dikemukakan oleh Robert Boyle tersebut dikenal sebagai Hukum Boyle. Robert Boyle adalah seorang filsuf ilmu alam, yang dijuluki sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern, karena penemuan dan karyanya dalam bidang kimia dan fisika, yang sangat berpengaruh bagi dunia. Selain menjalani kehidupannya sebagai seorang ilmuwan, Boyle juga merupakan seorang tokoh Kristiani yang sangat memberkati kehidupan banyak orang. Ia menjadi penulis dalam bidang teologi, dan meyakini bahwa sains diciptakan untuk kemuliaan Tuhan.&nbsp;</p> <p class="feed-readmore"><a target="_blank" href="https://mail.gkigadingserpong.org/artikel/sosok/robert-boyle-sains-diciptakan-untuk-kemuliaan-tuhan" rel="noopener">Selengkapnya...</a></p>