Rabu, 5 Febuari 2025, Komisi Usia Indah GKI Gading Serpong mengadakan persekutuan Imlek di ruang Kana, Griya Kasih, Jl. Kelapa Gading Barat, Pakulonan Barat, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten. Acara dimulai pukul 10.00 WIB. Sejak pagi, para pengurus terlihat sibuk sekali. Pukul 07.30, beberapa pengurus sudah hadir, untuk menyelesaikan menghias ruangan dengan dekorasi bernuansa Imlek. Setelah itu, semua pengurus berikut Pdt. Erma Primastuti Kristiyono dan Pnt. Toba Parluhutan Sitorus berlatih mengucapkan “Gongxi gongxi, gongxi da jia. Xin nian kuai le, shen ti jian kang, wan shi ru yi, yuan zhu meng en,” yang akan diucapkan kepada jemaat pada acara perayaan Imlek, sesudah persekutuan selesai.

Pada pukul 09.00, jemaat mulai berdatangan dengan wajah ceria dan antusias, dengan busana cheongsam atau berwarna merah, serasi dengan dekorasi ruang Kana yang bertaburan dengan ornamen-ornamen Imlek, sehingga suasana terlihat ceria dan meriah.

Tepat pukul 10.00, persekutuan dimulai dengan menyanyikan lagu “Mars Usindah”. Rini Rahardjo melayani sebagai liturgos. Dalam khotbahnya, Pdt. Suhud Setyo Wardono (Sekum. BPMS GKI ) mengajak semua opa/oma untuk menjadi bijaksana, sesuai dengan tema acara, yaitu “Menjadi Bijaksana” (Amsal 8: 32—36). Menurut Pdt. Suhud, kita hanya dapat menjadi bijaksana bila hati dan pikiran kita menyimpan hal-hal yang baik dan manis, dan tidak menyimpan hal-hal yang buruk dan pahit. Hal ini dapat terjadi bila kita melibatkan Tuhan melalui firman-firman-Nya (Filipi 4:8), yaitu dengan cara mendoakan diri sendiri, supaya kita bisa memaafkan/mengampuni orang yang melukai/menyakiti hati. Kita pun diminta untuk mendoakan dan mengampuni mereka yang telah melukai/menyakiti hati kita. Dengan demikian, kita akan memperoleh hati yang bersih dan bijaksana, penuh dengan ucapan syukur.

Setelah doa berkat dari Pdt. Suhud, acara dilanjutkan dengan perayaan. Pdt. Erma dan Linda bertindak sebagai pembawa acara, mengajak jemaat menyanyikan lagu “Mari Kita Bersukacita”, dilanjutkan dengan ucapan selamat Tahun Baru Imlek dari seluruh pengurus berserta Pdt. Erma dan Pnt. Toba. Jemaat begitu bersukacita membalas ucapan tersebut. Helena Ocha dan teman-teman mempersembahkan tarian, diiringi musik bernuansa Mandarin. Mereka membawakan tari kipas dengan luwes.

Selanjutnya, ada fashion show yang sudah dinanti-nantikan. Seluruhnya ada 25 jemaat yang mendaftar untuk mengikutinya. Penilaian diberikan berdasarkan tiga hal, yaitu kesesuaian busana dengan tema, keluwesan, dan ekspresi. Salah seorang pengurus, Julianti Suryaputra memberi contoh cara berjalan dan bergaya membawa tas dan kipas, dilanjutkan oleh para peserta. Peserta maju per lima orang, berjalan dari belakang, melewati jemaat menuju panggung, lalu bergaya di panggung untuk dinilai. Tepuk tangan dan tawa meriah memenuhi ruang Kana, melihat gaya oma-oma berjalan berlenggak-lenggok dengan membawa kipas, payung, dll. Akhirnya para juri, yaitu Pnt. Toba, Suzana Philipus, dan Adjie Karjati mengumumkan sepuluh orang pemenangnya.

Acara dilanjutkan dengan lomba memindahkan jeruk. Jemaat dibagi sisi kiri dan sisi kanan, adu cepat memindahkan 1 dus jeruk. Grup yang paling cepat memindahkan jeruk dari depan ke belakang, lalu balik lagi ke depan, dan paling sedikit menjatuhkan jeruk, itulah yang menjadi pemenangnya. Dengan antusiasme yang tinggi, opa-oma mengikuti lomba ini. Jeruk yang tadi dioperkan itulah yang menjadi hadiahnya, dan dibagi-bagikan untuk dinikmati bersama.

Acara terakhir adalah door prize, yaitu pembagian angpau, yang merupakan sumbangan dari seorang pengurus, untuk enam jemaat yang beruntung. Angpau tersebut sudah ditempelkan di bawah kursi. Jemaat pun menjadi sibuk mencari angpau di bagian bawah kursi masing-masing. Keenam orang yang menemukan angpau tersebut menjadi sangat bersukacita.

Acara Imlek ditutup dengan doa oleh Pdt. Erma. Pengurus ikut bersukacita, bersyukur bisa memberikan sukacita kepada para opa/oma, selain membekali mereka dengan firman Tuhan.

*Penulis adalah ketua Komisi Usia Indah GKI Gading Serpong.